METAMORPOSA

04 - Sakit

Setelah kejadian tersebut hari itu, Bintang akhirnya sadar jika tubuh barunya ini sangatlah lemah bahkan bisa disebut yang paling lemah diantara siswa lain di nusa bakti.

Apalagi di sekolah tersebut adanya sistem premanisme yang terstruktur, dimana semua anak yang paling kuat memiliki jabatan mulai dari kelas 10 sampai 12. Dan di puncak teratas adalah pemimpin yang seharusnya diduduki oleh Raihan. Tapi karena kematiannya yang tiba - tiba, pasti akan diadakan pemilihan pemimpin yang baru.

Sebenarnya ketika Bintang masih hidup sebagai Raihan di masa lalu, dia terpaksa melakukan tindak kekerasan dan premanisme di sekolahnya karena dia membutuhkan uang.

Bukan untuk berfoya - foya, bahkan kehidupannya sangat sederhana, puluhan juta uang yang ia dapat dari menjadi pemimpin preman disekolah elit tersebut ia gunakan untuk biaya pengobatan adiknya di Rumah Sakit.

Karena ibunya hanya bekerja sebagai pegawai kantor, gajinya hanya cukup untuk membiayai hidup saja. Raihan yang terbangun sebagai Bintang setelah mati tertabrak truk, merasakan perasaan kesal sekaligus gembira.

Raihan kesal karena harus hidup sebagai orang yang selalu ia aniaya, tapi dia juga senang karena dia tidak perlu lagi melakukan tindakan premanisme karena didalam rekening milik bintang, terdapat saldo uang puluhan juta yang selalu bertambah tiap bulannya.

Kini Raihan bisa dengan tenang membiayai pengobatan adiknya sampai akhirnya sehat kembali. Adiknya yang sebentar lagi masuk SMA bulan depan bisa sekolah seperti orang lain tanpa harus mengambil sekolah paket C.

Dengan wajah pucat Bintang mengendarai motor retronya kembali ke rumah, keesokan harinya ia memutuskan untuk tidak sekolah selama 1 bulan. Putra membuat surat sakit ke dokter dan memberikannya ke sekolah sebagai alasan dirinya tidak masuk.

Baiklah, seharusnya dengan begini aku bisa dengan tenang melatih tubuh baruku gumamku setelah selesai mengirimkan suratn sakit ke petugas sekolah.

Sekarang aku hanya harus memikirkan bagaimana caranya membayar tagihan rumah sakit adikku

Bintang yang memikirkan cara membayar tagihan adiknya, pergi ke rumah sakit tempat adiknya dirawat. Menggunakan setelan kemeja dan celana chino. Putra akhirnya sampai di RS tersebut dan pergi ke resepsionis dekat tempat loket

"Permisi mba, kalau saya ingin membayar tagihan perawatan rumah sakit untuk pasien disini, dimana ya?"
Tanya Bintang ke Resepsionis tersebut

" Oh kalau Bapak ingin membayar tagihan bisa langsung pergi ke tempat administrasi di belakang pak" jawab resepsionis tersebut dengan ramah.

Bintang langsung bergegas ke ruangan dibelakang tempat membayar tagihan biaya perawatan adiknya.

" Bu saya ingin membayar tagihan perawatan pasien nomor 125 di kamar teratai bisa?" tanyaku ke perawat yang ada disana

" ohh bisa pak, atas nama siapa?, kalau boleh tahu bapak siapa pasiennya?" tanya perawat tersebut sambil mencari formulir di lemari kecil sebelah tempat ia duduk

" saya saudara pasien bu, saya mau membayar semua tagihan perawatannya totalnya berapa?"

" bentar ya, saya cek dulu...."

"total tagihannya 65juta pak, gimana mau bayar sekarang?" tanya perawat tersebut sambil menunjukan berkas nominal tagihannya.

"baik bu saya bayar sekarang, oh iya untuk tagihan selanjutnya bisa langsung tagih ke rekening saya gak bu?"

" bisa pak, bapak daftar dulu, isi formulir dan data - datanya ya pak"

Setelah proses yang cukup panjang akhirnya aku bisa melunasi semua tagihan adiku, dan tagihan selanjutnya sampai adiku sehat akan langsung otomatis dibayar melalui rekening miliku.

untunglah semuanya berjalan dengan lancar , sekarang aku bisa fokus melatih tubuhku

Sepulang dari RS tadi, Bintang mampir kerumah lamanya saat masih hidup sebagai Raihan. Tepatnya apartemen kecil yang sudah cukup tak terawat. Putra menyelipkan sebuah surat dibawah pintu tersebut dan langsung pergi.

Putra pergi ke sebuah gym dekat dengan rumahnya, ia masuk dan mendaftar menjadi member disana.
Tanpa basa basi lagi Bintang langsung melatih tubuhnya dengan keras.