FfH_5

130 8 0
                                    

Selamat membacaaa....






.
Tak terasa hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan pun berganti juga.

Hubungan Aleysia dan Albie nyatanya memiliki kemajuan. Keduanya kini memiliki hubungan yang dapat dikatakan lumayan dekat.

Aleysia yang merasa nyaman dengan Albie pun tak merasa keberatan tatkala Albie mengajaknya untuk memulai hubungan yang lebih serius.

Semula Aleysia merasa jika dia tak merasa cukup pantas jika harus Albie jadikan sebagai wanita yang dicintai laki-laki itu.

Albie yang sangat sempurna di mata Aleysia tak mungkin dapat dia imbangi dengan keadaanya yang jauh dari kata sempurna.

Namun usaha Albie untuk menyakininya nyatanya tak sia-sia. Kini dia dengan percaya dirinya mampu membalas genggaman tangan Albie saat mereka tengah berjalan di antara banyaknya orang-orang yang ikut meramaikan jalanan kota metropolitan itu.

 Kini dia dengan percaya dirinya mampu membalas genggaman tangan Albie saat mereka tengah berjalan di antara banyaknya orang-orang yang ikut meramaikan jalanan kota metropolitan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau makan apa lagi ??"
Albie bertanya pada Aleysia yang kini tengah berdiri di sampingnya.

Aleysia menggeleng.

"Aku udah kenyang banget Al, mending kita pulang."

"Tapi masih pukul 10. Masih sore buat aku nganter kamu pulang."

Albie terlihat tidak setuju atas usulan Aleysia yang mengajaknya pulang.

"Pukul 10 pun masih kamu bilang sore. Ini udah jam tidur aku. Besok aku harus bangun pagi-pagi. Aku harus kerja."

Aleysia melihat Albie yang rasanya masih enggan untuk berpisah darinya.

"Kita masih bisa ketemu lagi besok."
Aleysia meyakinkan.

Lama terdiam Albie pun akhirnya menyetujui. Mereka pun kembali berjalan menuju mobil Albie yang terparkir cukup jauh dari keduanya kini.

Disela-sela perjalanan, Aleysia merasakan kalau pergelangan kakinya nyeri teramat sangat. Dia bahkan hampir terjatuh jika Albie tak sigap menyanggah tubuhnya.

Aleysia meringis.

"Kamu kenapa..?"
Albie bertanya dengan nada khawatir saat di lihatnya raut wajah Aleysia yang menahan sakit.

Aleysia menggeleng. Masih meringis. Tangannya kini meraba pergelangan kakinya yang nyeri.

"Ck. Udah aku bilang dari awalkan kamu gak perlu pakek sepatu aneh ini. Kamu masih bisa pake sendal."

"Wajar dong aku pake heels. Lagian salah kamu kenapa punya tubuh tinggi banget aku tuh jadi harus pake heels biar bisa ngimbangi tinggi kamu. Tapi udah pake heels tetep aja aku kelihatan pendek."

Aleysia memberengut. Tubuh mungilnya yang hanya sebatas ketek Albie, mengharuskannya mencari cara agar terlihat serasi jika keduanya berjalan bersama alhasil ya dia harus memakai heels yang nyatanya tidak juga mampu mengimbangi tubuh tiang seorang Albie.

Fight for HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang