05. What the...?!

97 8 0
                                    

Dia menyimpan banyak kesedihan dan kepedihan dibalik senyumannya.
.
"Ada-ada saja anak remaja jaman sekarang... hedeh..." pak Jaehwan mengeluh. Aku hanya bisa tertawa pelan.
○////○
Jimin melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam kamar mandi pria. Seingatnya, Jeno berlari kearah situ. Ia bisa mendengar suara isak tangis dan dada yang beberapa kali dipukul-pukul dengan pelan, pertama kali dalam hidupnya dia mendengar seorang Lee Jeno menangis didalam sana. Dia berdiri didepan toilet yang tertutup, mengulum bibirnya sejenak. Anak itu hendak mengetuk pintu toilet, tetapi tiba-tiba saja sebuah tabung kecil berisikan obat tablet kecil terguling dan mengenai kakinya.

"T-tolong siapapun yang diluar... a-ambilkan obatku..." Jeno bersuara dengan suara yang lemah didalam sana. Jimin mengerutkan dahinya, dia menatap tabung obat yang tutupannya berwarna putih ditangannya itu.

Jimin dibuat kaget bukan main. Dia baru sadar saat melihat tulisan ditabung itu. Obat untuk penyakit jantung. Dengan gerakan cepat dia merusak pintu toilet dan segera menarik tangan Jeno keluar dari toilet itu, dia membuka tutupan tabung obat yang Jeno punya lalu memasukkan obat tablet berwarna putih bersih kedalam mulut Jeno.

"Bangsul! Kenapa gak bilang?! Kalo tadi lo bilang, gue gak bakal nonjok lo bego!" Jimin mengomel sembari memukul pundak Jeno.

Jeno terisak. Dia mengatur napasnya. Dadanya masih sakit, tangannya bergetar, bibirnya bahkan sudah pucat.

"P-pintu toilet rusak, brengsek..." ucap Jeno dengan napas yang terpenggal-penggal.

"Bajingan! Udah dibantuin malah balik ngumpat?!" Jimin tak kalah marah.

"Sialan..." Jeno dan Jimin saling menatap satu sama lain. Mereka tertawa karena kebodohan yang barusan mereka keluarkan.
~////~
A

ku memasuki kelasku yang sangat berisik. Murid laki-laki sedang menaik-naiki mejanya, aku sudah sangat pusing dengan kondisi kelasku sekarang. Seperti kapal pecah.

"Yooo, Naerin!" Jiwoo menepuk belakangku dengan keras. Aku tersentak kedepan, Jiwoo hanya bisa menyengir dan menarikku untuk duduk ke kursiku.

"Hari ini jam kosong!" Hebohnya, aku juga tidak kalah heboh. Bahkan hampir terjungkal dari tempat dudukku.

"BOLEH PULANG DONG?!" Dengan perasaan bahagia, aku mengangkat tasku.

"WOII!! JAMKOS!!!" Byun Baekhyun, ketua kelas unggulan 1 juga ikut berteriak.

"BOLEH PULANG!!" Ujar Baekhyun sekali lagi. Kelasku terhambur, kami langsung meninggalkan kelas dengan perasaan yang sangat bahagia.

"Anjir... enak banget anak kelas unggulan satu boleh pulang" semua murid dikelas lain pun mengintipi kami dari jendela kelas mereka masing-masing.

"MISI BU! SAYA JUGA MAU PULANG" teriakan yang berasal dari kelas 3 harapan 3 itu sangat kencang sekali.

"ANU, ADA ACARA KELUARGA BU. PERMISI!!" Jeno menarik lenganku. Lantas aku kaget, bahkan hampir saja terjatuh.

"LEE JENO!!!!" Gurunya sudah muak sekali dengan anak laki-laki yang menarik lenganku ini.

Jeno menarikku sampai keparkiran sekolah, aku dimasukkan ke dalam mobilnya. PENCULIKAN!!!.

"Bentar Na. Gue manasin mobil dulu" Jeno melempar tas hitamnya dan jas sekolahnya ke jok belakang mobil. Aku masih syok, jadi hanya bisa diam saja. Hitung-hitung aku juga bisa mengatur napasku.

"Yok. Cus kita" ujar Jeno sembari menggas mobilnya dengan kecepatan yang sangat cepat.

"Kita mau kemana...?" Pikiranku sudah blank. Tidak bisa berpikir apa-apa sekarang.

🌸Pink Sakura🌸 •°Lee Jeno°• [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang