11. Candy

121 6 0
                                    

Andaikan dunia ini mempunyai mesin waktu. Akan kuulang selamanya kisah cinta kita yang tidak pernah berakhir dan tidak ada ujungnya.
.
Wah... betul-betul hari ini adalah hari yang kacau untukku. Aku terus memikirkan ucapan Jeno semalam, menikah dengannya. PASTINYA AKU MAU!. Bagaimana bisa aku menolak orang yang setampan itu untuk menikah denganku, hehe. Tolong ganti nama kontak Jeno di kontakku, menjadi... calon suami? Tampan? Pacarku? Jenoku?. Aku terlalu senang sekarang, kekacauan itu berubah menjadi kelopak-kelopak bunga yang indah.
Sebentar lagi aku lulus! Akhirnya!. Sekarang aku sedang berada di ruang LABKOM sekolahku, fokus menjawab soal-soal ulangan. Sialnya... hari pertama adalah... biologi.

"Psst! Contek-contekkannya gak ada nih?" Jiwoo menyolek pundakku dari belakang memakai pulpennya. Aku langsung menggeleng pelan dan mengangkat tanganku.

"Issh... mana CCTV sih? Aku mau melambaikan tangan aja, gak kuat" Lucas bersuara sembari mencari dimana keberadaan CCTV.

Anak unggulan 1 cupu sekali ya? Haha. Memang benar, kami memang anak kelas unggulan pertama. Tapi jangan salah, setiap pelajaran apapun kami selalu saja mengantuk. Bahkan, jika ada jam kosong kami langsung merdeka dan mengambil tas untuk pulang. Ah kadang juga kelasku full sound-effect ketika sedang tidak ada guru. Ada yang menggendang meja, ada yang sedang berteriak seperti orang gila. Pokoknya anak kelas unggulan pertama itu kacau sekali.

"Bu. Saya udah selesai nih" ujar ketua OSIS itu. Kami semua yang ada didalam ruangan langsung membuka mulut.

"Si Renjun emamg bukan kaleng-kaleng..." ucap Chanyeol sembari menggelengkan kepalanya.

"Njay... kalo gitu gue nyontek aja di komputernya" gumam Dahyun.

Aku, Lucas, Chanyeol, Jiwoo, Mina. Keluar paling terakhir. Soal biologi hari ini susah sekali... kepalaku rasanya sudah mau pecah sekarang.

"Sayangku. Gimana? Bisa gak ngerjainnya?" Jeno menarik lenganku dan segera merangkul tubuh mungilku.

"Ikh.. gak bisa! Aku gak fokus gara-gara ucapan kamu kemaren malam" aku memanyunkan bibirku, pria yang sedang merangkulku itu tertawa.

"Kamu ini bener minta dinikahin apa gimana sih? Fokus dong kalo ulangan, nilai kamu nanti jelek. Terus... aku yang disalahin" ujarnya sembari memainkan gantungan kunciku.

Didepan kami sudah menampakkan sosok Park Jimin yang terlihat seperti brandalan sekolah (Memang brandalan sekolah), dia sedang memegang tabung kecil yang berisikan obat berwarna putih didalamnya. Jangan lupa, disana juga ada tulisan JN'S dan ada gantungannya. Jeno melepaskan rangkulannya, aku bisa merasakan aura Jeno yang sudah berbeda. Jimin berdiri didepanku dan menyodorkan tabung obat tersebut.

"Naerin..." ujarnya dengan suara pelan sembari menatap Jeno dengan tatapan prihatinnya.

"Gue suka... sama..." dia menggantungkan kata-katanya, aku tidak bisa berhenti menatap tabung kecil berisikan obat tablet yang sedang Jimin pegang itu. Sungguh, aku pernah melihatnya. Tapi... aku lupa.

"Suka sama permennya Jeno dong~~~! Nih Jen! Gue balikin, waduhh. Enak banget ini permen lu, pankapan gue minta lagi ya!" Jimin menepuk-nepuk pundak Jeno dan menaruh tabung kecil tersebut kedalam kantong jas Jeno.

"Tenang aja... gue gak bakal bocorin ke dia..." kudengar pria yang bernama Park Jimin itu membisikkan kalimat itu ke Jeno.

"Wahaha. Iya dong! Ntar gue kasih lagi deh!" Jeno menepuk belakang Jimin.

"Yok! Cus gue. Besok ya! Awas aja" teriak Jimin, pacarku itu hanya memberikan Jimin senyuman lebarnya.

Aku memasuki mobil Jeno, hatiku dan jiwaku masih penasaran sekali tentang 'Permen' yang Jeno punya. Sudah kubilang.. aku ini orangnya kepo dengan hal baru.

🌸Pink Sakura🌸 •°Lee Jeno°• [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang