Ending : Pemangsa

2K 234 2
                                    

"Aku adalah harimau, dan Jimin lah hyenanya."

•••••

"A-apa maksud mu?" Kurasa sebentar lagi suaraku akan benar-benar hilang dan tubuhku terasa semakin lemah.

Tidak banyak hal yang dapat ku lakukan saat ini. Hanya bersimpuh di lantai yang dingin serta penuh akan lapisan debu.

"Oh, Yeseul sayang, ku rasa kau memang terlalu bodoh untuk mencurigai ku selama ini, hm?"

Aku semakin tidak mengerti. Sejak awal Jimin dan Taehyung memang aneh, tapi aku benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Hentikan omong kosong ini. Jelas-jelas k-kau dan Tae-taehyung adalah- manusia."

Mereka berdua tertawa setelah mendengar ucapanku. Apanya yang lucu?

"Yang lain juga berkata sepertimu. Tapi aku dan Jimin tidak seperti yang kau lihat selama ini, gadis bodoh."

Taehyung langsung mengubah rautnya secepat mungkin. Tak ada lagi senyum yang menghiasi wajahnya. Tatapannya setajam mata elang. Tangannya bergerak maju, menarik rambutku agar wajahku mendongak, menatap ke arah manik jelaganya.

"Sak-it."

Jimin ikut melangkah ke depan, mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh milik Taehyung. "Wanita tolol itu juga berkata demikian. Dia kira kami ini manusia lemah seperti kalian? Yang benar saja. Kami itu pemangsa, Ahn Yeseul."

Aku tidak mau tahu siapa 'wanita tolol' yang Jimin maksud. Yang aku inginkan saat ini hanya lah terbangun dari mimpi burukku. Kalau memang benar ini hanya lah mimpi.

"Kau tahu apa yang wanita itu katakan? 'Kalian pengidap Lycanthropy klinis.' Itu yang ia katakan. Gila 'kan?"

Taehyung menghempas kepalaku, membuatku terjerembab ke belakang. Seluruh tubuhku terasa sakit, namun aku tidak bisa berbuat banyak. Tubuhku sudah tidak dapat ku kendalikan lagi.

Jimin mengusap pipiku, ibu jarinya bermain di sana dengan begitu lembut. Seakan ia tengah membelaiku dengan penuh kasih sayang. Tapi aku tahu, ada maksud lain dalam belaiannya itu.

"Ia bilang pada kami bahwa yang aku serta Taehyung lakukan adalah bentuk halusinasi. Ia selalu berkata tentang kami yang terlahir sebagai manusia, bukan hewan."

Aku menggeleng lemah. Wanita yang sejak tadi mereka bicarakan memang berkata hal yang benar. Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Jimin dan Taehyung.

Lycanthropy klinis?

"J-jimin, ku mohon, aku ingin pulang."

Jimin tersenyum, membawaku bangkit dari posisi telentangku. Mendudukkanku di atas pahanya yang terasa seribu kali lipat lebih nyaman dari ranjangku sendiri. Tapi tidak untuk sekarang, saat ini bukan lah waktu yang tepat untuk berkhayal menggunakan pikiran kotor.

"Sudah ku bilang 'kan kalau sekarang tempat ini adalah rumah barumu? Jadi kau akan tinggal di sini untuk selamanya."

Aku berusaha mendorong Jimin walaupun aku tahu ini adalah hal yang percuma. Setidaknya aku harus lepas dari jerat tangannya saat ini agar aku bisa berlari keluar meminta pertolongan pada siapa pun yang lewat.

BETOVEREN | √ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang