#Part 7 (Perang Kelas Ke 100)

35 6 5
                                    

Dia terlalu sempurna
untuk ku yang pecundang. Aku takut,
bukan takut dia meninggalkan ku
Tapi aku takut, aku yang meninggalkan nya karena kesempurnaan nya.

~Angio Geraldo Pratama~

*****

"Ahaaaaaa!!!!!!" ucap Dina sambil mengancungkan telunjuk nya pertanda dia sudah mendapatkan cara untuk mendapatkan basgor Mang Jono.

Dina pun segera menghampiri Rangga untuk menjalankan ide konyol nya tersebut.

"STOOOOPPPP!!!!!!!!" ucap Dina sambil tangan nya menyetop Rangga.

"Kau mencuri hatiku hatiku," balas Rangga dengan nyanyian. Tetapi Dina malah menutup telinganya saat mendengar suara Rangga yang merdu banget seperti kicauan gajah.

"Udah udah ga usah nyanyi"

"Gue kesini mau beli basgor lu ini, gue beli tiga tiga nya ya. Tenang gue ganti kok, nih." Dina pun segera mengambil 3 bungkus basgor yang ada di tangan Rangga. Dan menggantikan nya dengan sejumlah uang.

"Itu juga udah gue lebihin goceng, lumayan lah buat beli bensin. Tadi gue mau ngantri tapi rame banget, pasti lama banget deh. Masa lu tega liat cewe secantik gue ngantri selama itu sih. Jadi mending lo aja ya yang ngantri" ucap Dina dengan kalimat yang panjang kali lebar kali tinggi sama dengan luas.

"Ok Rangga?" Tetapi Rangga tak menjawab ucapan Dina sedikit pun, dia malah melongo seperti orang kebingungan.

"Udahlah ok in aja ya biar cepet. Thanks ya Rangga yang ganteng, baik hati, dan tidak sombong," ucap Dina. Dina pun segera pergi meninggalkan Rangga yang masih kebingungan.

"Eh Dina!!!! Woy kampret!!!! Kembaliin basgor gue!!!!!" Rangga yang sudah sadar dengan apa yang terjadi pun berusaha memanggil Dina untuk mengambil basgor miliknya. Tetapi Dina tak menjawab panggilan Rangga tersebut, dia malah terus berlari untuk menghindar dari amukan Rangga.

"Nih pesenan kalian" ucap Dina dengan wajah bahagia nya.

"Kok cepet banget? Padahal kan itu lagi ngantri banget" tanya Dinda yang curiga kepada Dina.

"Udah lah tinggal makan aja susah amet dah lu."

"Nggak nggak bentar dulu, lu ga lakuin hal aneh-aneh kan?"

"Nggak kok, tenang aja," ucap Dina dengan santainya.

"Terus kenapa bisa cepet banget?"

"Tadi gue liat Rangga bawa tiga bungkus basgor, ya udah gue beli aja basgor yang udah si Rangga beli, ga aneh kan?"

"Ha? Terus Rangga marah ga?"

"Entah"

"Yang pasti sih tadi dia manggil-manggil nama gue, mungkin nanti di kelas bakalan ada perang kelas ke 100".

"Astagfiruah hal'adzim Dina Dina"

"Udah tenang aja, tadi gue udah lebihin goceng kok, lumayan lah itung-itung buat ongkos dia ngantri. Ya ga? Ya ga?

"Hm"

Gera yang melihat perdebatan antara Dina dan Dinda hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Gera ga nyangka kalau Dina bisa ngelakuin hal konyol seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEMORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang