💧💧💧
Sudah hampir dua minggu sejak hari itu aku tidak pernah bertemu dengannya hanya berdua lagi. Dia selalu terlihat bersama teman-temannya dan aku yang selalu bersama Philip. Sesekali aku mencuri pandang padanya di sekolah, seperti biasanya, seperti sebelum-sebelumnya.
Hari ini aku tidak sedang bersama Philip, duduk sendirian di salah satu gazebo yang berada di sekolah. Philip sedang bersama dengan teman-temannya karena aku yang mengusirnya. Dia sudah terlalu baik dengan selalu mau menemaniku di mana pun dan kapan pun. Dia tidak seperti aku yang malas bergaul dengan orang lain, dia adalah sosok yang selalu mau mengenal orang. Aku tidak ingin dia dikucilkan dalam pergaulannya karenaku.
Suasana di sekitar gazebo saat ini sedang sepi-sepinya, hanya terlihat beberapa orang yang berkeliaran melewati tempat ini.
Aku menghirup nafas pelan sambil menikmati semilir angin ditemani dengan lagu yang mengalun melalui earphone sambil mengerjakan tugas yang diberikan guru tadi. Tugas yang kukerjakan hampir selesai ketika kurasa ada yang duduk di sebelahku. Otomatis aku melepas kabel earphone di sebelah kanan telinga dan memalingkan kepala ke samping, mengalihkan pandanganku dari buku.
Kudapati Rance sedang duduk di sebelahku sambil menatapku.
Aku menelan ludah dengan susah payah, aku mengerjapkan mata beberapa kali bahwa yang berada di depanku saat ini benar Rance, bukan hantu yang menyamar jadi dia tentunya, bukan juga saudara kembarnya karena Rance tidak mempunyai saudara kembar jadi pasti ini Rance yang asli dan nyata. Apa yang dilakukan pria ini dengan duduk di sini?
Gazebo lain masih kosong dan ini bukan gazebo satu-satunya yang berada di sekolah.Aku membasahi bibir lalu berucap, "Hai. Ada perlu denganku?"
Rance memperbaiki cara duduknya, meletakkan kedua tangannya di atas meja bundar berbahan kayu itu.
"Ya." Jawabnya singkat. Aku melepas kabel earphone yang masih berada di telingaku yang satunya."Ada apa?"
Rance memiringkan kepalanya menatapku sambil tersenyum. "Aku menyukai lagu itu dan saranmu membuatku ketagihan untuk mendengarkan lagu itu ketika hujan."
Aku tersenyum menanggapinya. Aku senang dia mengikuti saran yang hari itu kuberikan.
"Benarkah? Aku senang jika kau menyukainya."
"Apa kau bisa memberikan rekomendasi lagu lain padaku untuk didengarkan saat hujan?"
Aku mengangguk dengan semangat. Aku menyukai hal ini, di mana orang yang kusukai mau mendengarkan lagu yang merupakan rekomendasi dariku sambil melihat hujan.
"Tentu. Aku tidak tahu apakah kau akan suka lagu ini tapi coba kau dengarkan Reunite dari Isbells." Usulku dengan penuh antusias.
"Apakah aku bisa mendengarkannya sekarang?"
Dia menunjuk earphone yang berada di tanganku.Aku tersenyum lalu mengangguk. Aku menyerahkan kabel earphone sebelah kiri padanya dan kabel satunya di telinga sebelah kananku. Setelahnya aku memutar lagu yang kurekomendasikan itu.
Dia diam sambil mendengarkan lagu itu. Kami berdua tidak berkata apa-apa, hanya diam dan mendengarkan lagu yang kuputar.
"Lagunya.., aku suka. Seleramu bagus dan menyegarkan."
Rance membuka mulut bersuara. Aku tertawa kecil. "Philip juga mengatakan hal yang sama."
"Philip? Ah teman laki-lakimu itu? Yang sering bersamamu kan?"
Dia tahu aku sering bersama Philip?
"Kau pernah melihatku bersama Philip?"
Rance melepas earphone karena lagunya memang sudah habis. Dia melihatku dengan kerlingan jahil yang dapat kulihat dari matanya.
"Aku.. sering melihatmu bersama temanmu itu yang selalu lengket dan juga ketika kau sendiri seperti ini tanpa Philip." Kata Rance.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose Rain Over You [Completed]
Teen FictionJangan mengharapkan cerita yang penuh intrik dan konflik di dalam cerita ini karena kalian tidak akan menemukannya. Cerita cinta, seperti biasa antara sepasang remaja. Kisah ini memiliki dua Point of View yaitu si perempuan dan si laki-laki. Kalau t...