Seorang pangeran dengan pakaian khas kerajaan bewarna biru gelap terlihat bertekuk lutut dihadapan ayahnya,Sang Baginda Raja Azhlan.
Dareld,putra mahkota kerajaan kabut telah melakukan sebuah pelanggaran yang sangat fatal pagi tadi.
Sebulan lagi, adalah masa peringatan mekarnya bunga khas kerajaan. Lalu,apa pelanggaran yang dilakukan pangeran? Dareld tanpa sengaja menghancurkan bunga yang mekar setiap 400 tahun sekali tersebut.
"Pangeran Dareld. Kurasa,kau tahu kesalahanmu dan hukuman yang harus kau terima" ucap sang raja setelah terdiam cukup lama. Vella,penyihir kerajaan berdiri di sebelah singgasana sang raja,menatap pangeran tanpa emosi.
Dareld mengehela nafasnya berat. Jelas,dia tahu hukuman apa yang menantinya saat ini. Namun,tak ada apapun yang dapat menghindarkannya dari hukuman tersebut.
"Iya,Yang Mulia. Hamba tahu kesalahan hamba" ucapnya terdengar pasrah.
"Baiklah,Vella. Silahkan hukum putraku" ucap Raja pada penyihir di sampingnya dengan pelan. Sangat pelan hingga nyaris Vella tidak mendengar.
Wanita muda tersebut melangkah pelan kearah pangeran. "Pengawal," ucap penyihir itu tenang "bawa pangeran ke penjara bawah tanah" kemudian dia berjalan pelan menuju penjara bawah tanah lebih dulu.
Dareld pasrah saat dibawa para pengawal. Wajah Sang Raja terlihat tanpa emosi. Tidak sampai 5 jam setelah pangeran melakukan kesalahan tersebut,Raja tahu bahwa keputusan akan hukuman putranya harus segera diputuskan agar tidak menambah panjang masa hukumannya. "Maaf..." lirihnya.
***
Suara bantingan pintu terdengar memekakkan telinga. Seorang gadis bermata biru tersentak dari tidurnya. Saat membuka matanya dilihatnya matahari sudah menembus jendela kamarnya.
Gadis tersebut memaksa dirinya bangkit dari tidurnya. Dia meneguk segelas air di nakas pada sebelah kasurnya. Baru saja dia meletakkan kembali gelas tersebut,terdengar teriakan dari luar kamar.
"KAZELLA!!!" dengan cepat kesadaran gadis tersebut terkumpul. Kali ini,dengan kesadaran penuh gadis itu segera menyadari situasinya saat ini.
"Astagaa... Aku kesiangan!!" gadis berusia 16 tahun itu berlari keluar kamarnya menuju dapur secepat yang dia bisa. Mendadak,saat hampir memasuki dapur,kakinya otomatis berhenti. Kazella mengambil nafas panjang kemudia menghembuskannya pelan. Bukan karena kelelahan setelah berlari menuruni tangga,namun dia berusaha menenangkan dirinya setelah mengetahui apa yang akan dihadapinya saat ini.
Disana,di meja makan, Harold,ayah Kazella duduk dengan mata merah khas orang bangun tidur,wajahnya terlihat berang. Nafasnya berat. Tangannya sebelah mengepal diatas meja,tangan satunya memegang lututnya. Mata coklatnya menatap Kazella tajam.
" Kau!!!" jarinya menunjuk Kazella dengan geram. "Dasar kau pemalas!! Apa yang kau lakukan hingga kau tidak bangun untuk membuatkanku sarapan, Hah?!" Kazella menegang. "Maaf Ayah" ucapnya pelan. "Kemari kau" kali ini suara Harold menjadi pelan. Jantung Kazella berdegup kencang. Kakinya ragu-ragu melangkah ke arah lelaki itu. Segera,setelah sampai dihadapannya,tangan besar yang berkulit gelap itu melayang dengan keras dan menjadikan pipi mulus gadis di hadapannya sebagai sasaran.
Segera setelah pukulan tersebut,Kazella terlempar dan jatuh dengan cukup keras. Air mata menggenang di matanya. Sementara dirinya berusaha keras agar tidak menangis,air mata yang mengalir hanya akan menambah pukulan padanya.
Belum sempat Kazella bergerak,sebuah kaki menendang dirinya disertai dengan ucapan kasar.
"MATI KAU ANAK SIALAN. DASAR PEMALAS!! MATI SAJA KAU!!!" Kazella mencoba melindungi dirinya sebisa mungkin. Tangannya sudah menjadi tameng diatas kepalanya. Berusaha melindungi kepalanya dari tendangan dan pijakan yang diterimanya. "A.. Amm..punn..nnn aaa...ayy...yahh" kini kazella tak mampu menahan air matanya.
Tendangan telah berhenti. Kazella masih menangis dengan sangat pilu. Kemudian terdengar sebuah suara tarikan panjang dari tenggorokan.
Cuiih
Kazella diludahi. Kemudian Harold melangkah pergi lewat pintu belakang. Kazella kembali menangis tanpa mencoba untuk bergerak barang sedikitpun.
****
Di sebuah ruangan pada penjara bawah tanah,Pangeran Dareld,putra mahkota kerajaan kabut kembali terududuk dengan kaki ditekuk. Penyihir Vella berada dihadapannya. Saat ini,tidak ada seorang pun di ruangan tersebut selain dirinya dan penyihir beserta sebuah kaca yang cukup besar.
"Pangeran.." panggil penyihir. Dareld mengangkat kepalanya pelan "aku akan segera merubahmu. Kau akan ku pindahkan ke dimensi lain. Kau akan kutempatkan disebuah hutan. Selama kau berada di dalam sana,kau tidak akan bisa berubah menjadi manusia sampai masa hukumanmu selesai. Kecuali..." kali ini wanita itu menahan ucapannya,sengaja ingin memancing rasa penasaran pangeran saat ini.
"Kecuali? Kecuali apa,penyihir?" tanya Dareld. "Kecuali kau dapat keluar dari hutan yang sudah ku selimuti dengan sihirku itu." ucapnya enteng. Terlihat sedikit harapan pada binar mata pangeran. "Tapi,itu tidak akan terjadi begitu saja,pangeran" ucapan penyihir segeraa meredupkan harapan pangeran. "Kau tidak bisa keluar begitu saja dari hutanku" lanjutnya dengan senyuman geli "seseorang harus membawamu keluar dari sana. Dengan kata lain,kau tidak bisa menjadi manusia jika seseorang tidak mengeluarkanmu dari sana" pangeran terpana. Maksudnya, ayolah,ini adalah hutan,dan dia akan dirubah menjadi sesuatu,tak semudah itu mengharapkan orang akan memandangnya kemudian membawanya keluar dari hutan itu.
Sementara Dareld masih sibuk dengan pikirannya,Vella sudah membuka portal antar dimensi dari kaca di hadapan pangeran "kau akan menjadi seekor hedgehog segera setelah kau melewati portal ini. Masa hukumanmu selama 2 bulan. Sampai jumpa lagi,pangeran". Sesaat setelahnya,pangeran tertarik kedalam portal,kemudian menghilang dari ruangan tersebut.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Denrhomich
FantasyAkibat melakukan sebuah pelanggaran. Dareld, pangeran kerajaan Kabut dikutuk menjadi seekor landak dan diasingkan ke sebuah hutan di dimensi lain. Selama berada di dalam hutan, pangeran tidak dapat berubah menjadi manusia. Sementara itu, untuk berad...