3

125 26 3
                                    

Kazella sampai dikamarnya dengan terburu-buru, saat mengingat landak yang ditemukannya tadi belum dia beri makan. Barangkali, sang landak lapar. Pikirnya. Maka, Kazella kembali sambil membawa sepiring biji-bijian untuk landaknya.

"Tuan landak, aku sudah kembali, apakah kau lapar?" ucap Kazella saat masuk kedalam kamarnya. "Tuan landak?" panggilnya saat menyadari landak yang dibawanya pulang tadi, telah raib dari kasurnya.

"Aw.." teriak Kazella, ternyata dirinya menginjak Dareld yang baru keluar dari kolong kasur Kazella. Dareld sebenarnya kaget, karena tidak menduga dirinya akan diinjak Kazella, seketika Dareld ingin meminta maaf namun suara hempasan pintu dilantai bawah mengalihkan perhatian mereka berdua.

"A.. Ayah? Sudah pulang?" Kazella mendadak terlihat kaget dan panik, Dareld yang berada dibawahnya mendadak bingung. Apakah yang salah? Pikirnya.

"Maaf, tuan landak. Aku harus meninggalkan kau lagi. Ini. Makanlah ini. Nanti kita bertemu lagi. Dan.. Lain kali, jangan suka keluar tiba-tiba dari bawah sana ya" ucap Kazella sambil menaruh piring yang dibawanya ke lantai kamarnya, dihadapan Dareld. Kazella terlihat enggan keluar dari kamarnya. Dia menundukkan kepalanya dan mengepalkan tangannya.

Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan Kazella, bahkan Dareld pun kaget. "HEI, GADIS MALAS!!" Kazella ingin berlari, namun kakinya sakit, maka dia berusaha jalan dengan cepat dan memaksakan rasa sakitnya. "Se.. Sebentar.. Ayah.." Dareld merasa bersalah mengenai kondisi kaki Kazella, namun, pikiran tentang sosok 'ayah' Kazella, membuatnya memikirkan hal lain.

Dareld teringat Sang Paduka Raja di kerajaan, sosok ayah yang hampir sempurna. Juga merupakan sosok Raja yang bijaksana, tidak hanya di pandangan para rakyat, Dareld pun berpendapat demikian. Ayahnya sangat menyayanginya dan mendiang Ratu, ibunya. Terlalu banyak kejadian menyedihkan yang seharusnya merubahnya menjadi Raja dan Ayah yang kejam, namun semua itu malah menempa Paduka Raja menjadi semakin bijaksana. Saat ini, Dareld merindukan Raja, sangat rindu.

***

Kazella sampai di ruang tengah, disana, ayahnya duduk dengan sebotol minuman keras ditangannya. Pasti ada hal buruk. Pikir Kazella. Tidak pernah ayahnya pulang dibawah pukul 10 malam, jika sudah begini, Kazella yakin, ayahnya pasti baru saja kehilangan pekerjaan. Seingatnya, pekerjaan terakhir ayahnya adalah menjadi supir bis di kota. Mungkinkah, ayahnya baru saja dipecat?.

"Hei,gadis pemalas.. Hehe.. Kemari!" ucap Harold, Kazella merasa semakin takut. Kondisi ayahnya saja sudah membuatnya ingin menangis, mata merah, dan aroma alkohol yang sangat menyengat bahkan dari jauh pun, membuat Kazella membayangkan sudah berapa botol minuman itu diteguk ayahnya.

Perlahan, Kazella mendekat. Setakut apapun dia saat ini, tak akan ada apapun untuk menyelamatkannya. Berlari, atau menghindar, hanya akan memperburuk keadaan. Tangan besar Harold menyentuh wajah gadis berusia 16 tahun itu, "gadis manis.. Hehe" Kazella merinding. Oh, Tuhan!!. Pekiknya dalam hati. "Ternyata, kau manis juga ya. Benar-benar mirip seperti Zoe.. Hehe" Harold menarik wajah Kazella, kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah putrinya. Kazella menangis, kali ini, secara alamiah dia menghindar. Kazella menarik dirinya menjauh. Harold terlihat murka. "Kurang ajar!!!!" Harold bangkit lalu menghempaskan botol alkohol kebelakang tubuhnya kemudian hancur berkeping keping. Harold mendekati Kazella yang juga melangkah mundur "Ayah... Saya mohon... Jangan..." Kazella menangis dan memohon. "Saya hanya ingin bersenang-senang. Saya mengalami hari yang buruk. Kenapa kamu tidak mau mengerti,heum?" Harold berbicara dengan cukup pelan. Wajahnya semakin menyeramkan. Kazella tersudut, tak bisa melangkah mundur lagi. "Ayah... Saya mohon..." Harold menangkap tubuh Kazella dan mencengkram bahunya kuat, kemudian melempar tubuh gadis itu. Kazella terpental kemudian berusaha bangkit.

"Kau memang tidak dapat memahami ayahmu ya, Kazella" ucap Harold dingin, Harold mendekat dan melayangkan tamparan dan pukulan bertubi-tubi. Kazella menjerit sejadi-jadinya, akibatnya Harold melayangkan tamparan keras kemulutnya "DIAM KAU DIAM!!!!" kemudian melayangkan tendangan ke sekujur tubuh gadis itu.

***

Dareld berubah menjadi manusia lagi saat mendengar suara teriakan dari lantai bawah, lelaki itu tersentak, rasa panik dan penasaran menguasainya. Dareld baru ingin bergerak keluar kamar, saat jeritan itu berhenti disertai teriakan seseorang. Langkah Dareld berhenti, sejenak terasa ragu.

Setelah terdiam cukup lama, Dareld merasa bahwa suara-suara tadi sudah berhenti. Sesaat kemudian suara pintu dibanting terdengar lagi. Keheningan menyelimuti seisi bumi rasanya. Dareld melangkah pelan keluar kamar, menuju tangga lalu terpaku, di ujung anak tangga terakhir, terlihat tubuh seseorang terbaring sedikit meringkuk, wajahnya tertutupi rambutnya yang panjang. Dareld melangkah pelan, menapaki setiap anak tangga dengan hati-hati.

Saat sampai di hadapan gadis tersebut, Dareld merendahkan tubuhnya kemudian, Dareld menyibak rambutnya. Terlihat wajah yang dipenuhi luka lebam. Dareld juga mencium aroma aneh dari arah berlawanan, disana, dia melihat kepingan pecahan sebuah botol kemudian mengarahkan pandangannya kembali ke hadapan gadis tersebut, Dareld membeku saat menatap mata biru yang kini balas menatapnya dengan raut tak terbaca.

"Kamu.... Siapa?" ucap gadis itu lirih.

To be continued

DenrhomichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang