Happy reading babyyy:)
Don't forget to vote:)***
Kazella termenung.
Dimensi lain, katanya.
Adakah?
"Baiklah, kau bercanda. Aku tahu. Wajahku memang terlihat seperti orang bodoh. Sangat mudah menipuku." gadis itu terdiam.
"Mungkin, karena itulah, ayahku semena-mena padaku. Dan aku, terlalu menyayanginya hingga sangat mengerikan bagiku membayangkan diriku melukainya." Kazella menundukkan kepalanya.
Matanya panas, hendak sekali menangis. Namun, tangan besar Dareld lagi-lagi merengkuhnya. "Jika kau berjanji tidak menangis, aku akan membawamu berkeliling duniaku" bisiknya tenang.
Gadis itu mendongak, menatap Dareld kemudian menatap pohon besar dihadapannya. Seketika tatapannya menjadi cerah.
"Kau tahu? Saat ini, ketimbang berpikir dengan logika, aku lebih suka diseret ke dunia mu yang tidak menggunakan akal sehat." ucapnya dengan mata yang berbinar-binar.
Dareld menggetok pelan kepalanya. "Apakah barusan, kau mau mengataiku bahwa sebetulnya, aku gila?" ucapnya dengan nada sedih. Kazella mengangguk polos. Dareld tertawa. Sungguh gadis ini, benar-benar polos.
"Tapi... Saat ini, aku belum bisa membawamu kesana," ucapnya dengan sangat sedih "karena hukumanku. Aku tidak bisa kembali keduniaku bila masa hukumanku belum berakhir. Maafkan aku."
Dareld merasa sangat bersalah telah mengahncurkan harapan gadis ini. Namun, diluar pikirannya, ternyata Kazella tidak merasa sedih. "Tenanglah Dareld. Kau bisa bercerita dulu padaku, tentang duniamu. Baru, saat masa hukumanmu habis, kau bisa mengajakku kesana." ucapnya tetap riang.
"Baik, aku akan bercerita. Aku tinggal di negeri kabut. Ayahku, seorang Raja yang sangat gagah, tegas, dan tampan." ucap Dareld bersemangat sambil membayangkan ayahnya yang hebat.
"Negeri kabut sendiri adalah negeri yang indah. Memang, sebutannya negeri kabut karena negeri kami terasingkan. Kerajaan manapun, jika ingin berkunjung, pasti akan melalu portal dimensi yang penuh kabut. Karena itulah kami disebut negeri kabut. Padahal, negeri itu sebetulnya tidak berkabut. Malahan, udaranya sangat segar, cerah. Sinar matahari selalu ada. Suhunya stabil. Pokoknya sangat indah. Banyak tumbuhan yang bisa digunakan sebagai obat-obatan. Warga negeri kabut sangat pandai mengolahnya. Oleh sebab itu, negeri kabut selalu menghasilkan para tabib terbaik yang nanti nya akan bekerja pada kerajaan-kerajaan lain di dimensi yang berbeda." jelasnya.
"Kedengarannya semua hal yang ada disana sangat baik. Lalu, mengapa kau dapat hukuman? Aku berani bertaruh, kau juga merupakan pangeran yang baik seperti ayahmu." ucap Kazella.
Seketika pandangan Dareld menjadi sedih.
"Inilah dia. Saat ibuku meninggal, aku baru berusia 8 tahun. Ibuku meninggal karena sakit keras. Sayangnya, meskipun kami memiliki tabib dan penyihir yang hebat, ibuku tidak dapat diselamatkan." ucap Dareld.
"Setelah beliau meninggal, ayahku menjadi sangat terpukul. Dia begitu mencintai ibuku." sambungnya.
"Namun, ada sebuah tradisi dikerajaan. Saat seorang Ratu dari kerajaan kabut meninggal, ruhnya akan diubah menjadi bibit bunga yang akan mekar setiap 400 tahun sekali. Maka, itulah yang terjadi pada ibuku. Saat ibuku meninggal, hanya tersisa beberapa tahun sebelum bunga-bunga itu mekar. Maka, Aku dan Ayah tak perlu menunggu lama... " Dareld berusaha melanjutkan.
"Namun, kemarin, saat aku sedang berlatih kemampuan bermain pedang milikku, aku tidak sengaja menebas satu petak penuh tanah yang berisi bunga-bunga khas itu. Termasuk bunga yang berisi ruh ibuku. Jelas sekali itu kecelakaan paling fatal buatku. Menurut penyihir, jika Aku diberi hukuman dengan cara diasingkan dari kerajaan hingga saat bunga-bunga itu mekar, maka bunga-bunga itu akan tetap mekar. Namun, jika aku berada disana saat proses mekarnya bunga itu, maka seluruh bunga, termasuk bunga yang berusia ratusan tahun pun, tidak akan mekar sama sekali. Itu artinya, ayahku tidak akan menemui ibu sampai 400 tahun lagi." jelasnya dengan suara yang semakin lama semakin kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Denrhomich
FantasíaAkibat melakukan sebuah pelanggaran. Dareld, pangeran kerajaan Kabut dikutuk menjadi seekor landak dan diasingkan ke sebuah hutan di dimensi lain. Selama berada di dalam hutan, pangeran tidak dapat berubah menjadi manusia. Sementara itu, untuk berad...