Hari ini tidak ada kuliah pagi. Jadi aku ga telat ke kampus. Masih ada waktu 20 menit sebelum kelas di mulai.
"Aku duluan ya mas."
"Iya. Nanti aku ada kelas tambahan, gak bisa anter kamu pulang Mel."
"Gapapa mas, aku bisa sendiri kok, ada Reta dan Tantri juga."
"Yaudah, aku duluan ya."
Hari ini mas Pandu jemput aku di kos. Kebetulan tiap hari Selasa dan Kamis kita ada jadwal jam kuliah yang sama, jadi mas Pandu sering ngajak pulang dan pergi ngampus barengan.Setelah mas Pandu pergi aku mulai menuju ke arah kelasku, aku mencari kedua temenku yang pastinya aku yakin mereka udah duluan datang. Reta dan Tantri ini ga pernah telah kalau ke kampus, maklumlah mereka bukan anak kos dan bukan anak pekerja, jadi waktu istirahat mereka banyak gak kaya aku.
Dari jauh aku melihat Reta dan Tantri sedang asyik ngobrol dengan seseorang, aku tak tau itu siapa karena dia berdiri membelakangiku. Dari postur tubuhnya yang tinggi, potongan rambutnya yang cepak dan cara berpakaiannya sepertinya dia lelaki. Ya mungkin bisa saja mas Reno atau pacar barunya si Tantri. Aku mulai mendekat dan bergabung dengan mereka.
"Hai Mel, ayok sini sini..... Udah kenalan belum kamu sama Rey?" Tanya Tantri.
Aku sedikit mengerutkan keningku menatap sosok yang ada di depanku. Sepertinya dia ini yang kemarin duduk di deket meja kelasku saat quiz, dan kalau gak salah mungkin dia juga yang bertabrakan denganku waktu di parkiran motor kemarin.
"Rey, kenalin ini Mela. Dia emang agak canggungan orangnya."
"Hey... Rey!" Suara barito itu mirip sekali dengan yang kemarin bertabrakan denganku.
"Heh! Ngelamun." Bentak Reta.
"Oh iya, Mela."Dosen datang, dan kita semuapun masuk kelas. Wangi aroma greentea milik Rey terus menusuk hidungku. Dia duduk kembali di kursi sebelahku. Aku tak pernah melihat siapa dia sebelumnya. Mungkinkah dia mahasiswa baru? Lalu darimana Reta dan Tantri mengenalnya? Kenapa bisa begitu akrab secepat itu ? Kok mereka gak pernah cerita ke aku kalo kenal sama Rey? Sejak kapan? Ah beribu pertanyaan menggelayut di otakku.
***
"Bukan kali....... Dia dulu anak kelas E, cuma karena suatu hal dia ikut ke kelas kita." Jelas Reta.
"Oh gitu. Trus darimana kalian kenal?"
"Ya kenalan dong, namanya ada temen baru. Emang kenapa?"
"Ya gapapa sih, pengen tau aja."Hening..... Dan kami menikmati makan siang masing-masing. Hingga si pemilik suara barito itu tiba-tiba mendekat dan duduk dikursi sebelahku.
"Kemana aja Rey?"
"Ada, ke toilet bentar tadi."
"Oh... Kirain udah balik duluan."
"Belumlah, masing siang balik. Kaya anak mama aja."
Haahhaa di sambut gelak tawa Reta dan Tantri, tapi tidak denganku. Karena jujur aku masih merasa canggung dengan Rey. Entah kenapa aku merasa sedikit kurang nyaman sama Rey ini."Kalian ada yang bisa anter aku ke resto?"
"Aku ada janji sama mas Reno mau nemenin dia ke mall habis ini Mel. Tantri coba."
"Eh samaan, aku udah janjian juga sama gebetan. Baru kenal semalam lewat line. Rey coba."
"Eh gakusah. Naik angkot aja deh kalo gitu."
"Kalo Mela ga keberatan aku bisa anter kok."
"Gak usah Rey, naik angkot deket kok."
"Mas Pandu kemana?"
"Ada kelas dia. Jadi gakbisa anter aku."
"Yaelahhhh bisa jemput gak bisa anter. Buang aja sana."
"Bener, pdkt juga setaun, kata gitu masih aja dideketin. Paling ujung-ujungnya PHP"
"Mas Pandu siapa? Pacar Mela?"
"Bukan. Cuma gebetan doang. PDKT udah setaun tapi kagak nembak-nembak, gak jelas sih tu cowok. Si Mela juga ngarep aja."
"Oh. Mela mau aku anterin?"
"Udah gapapa, daripada naik angkot, udah jam segini. Belum tentu juga angkotnya cepet."
"Emang gapapa? "
"Kalo Mela mau, dengan senang hati kok."Akhirnya dengan berbagai pertimbangan aku diantar oleh Rey. Setelah makan siangku selesai kamu bertiga mencar ke tujuan masing-masing. Rey mengajakku memasuki mobil merah sporty miliknya. Tak ada yang kami bicarakan selain dimana letak tempat kerjaku. Rey ini ganteng juga kalo dilihat. Tapi dia merupakan sosok yang sangat misterius untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rey ! Sorry I Love You (Gxg)
RomanceCinta apa bukan? Jika cinta tapi dia sama sepertiku, tapi jika bukan aku tak bisa jauh darinya. Aku cemburu jika dia dengan yang lain. Tapi aku juga tak mau mencintai dia yang sama sepertiku.