Part 3

75 18 10
                                    

Hari pertama Andrea bersekolah cukup lancar. Setidaknya tidak ada kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi padanya. Pagi hari Andrea diantar oleh wali kelasnya ke kelas baru Andrea yaitu, XI MIPA 3. Andrea diminta untuk memperkenalkan diri sebagai murid baru pindahan dari Bandung.

Andrea diminta untuk duduk di kursi yang berada di deretan kedua. Andrea berkenalan dengan teman sebangku barunya yang bernama, Lola. Andrea juga berkenalan dengan beberapa teman dikelasnya. Andrea yang berkebetulan sekelas dengan sahabat kecilnya, Rayna.

Andrea tidak perlu mengkhawatirkan untuk istirahat atau pulang dengan siapa nantinya, karena ada Reyna. Andrea melalui hari pertama bersekolah di Grissham tanpa halangan yang berarti. Pada saat bel pulang berbunyi, Andrea berniat untuk menemui bu Lilis yang mengurus seragam barunya di ruangan khusus seragam sekolah Grissham.

Ruang khusus seragam sudah ada di depan mata Andrea hanya tinggal beberapa langkah untuk mencapainya. Tiba-tiba Andrea mendengar teriakan dari belakang, Andrea belum sempat untuk menggapai pintu ruangan itu. Andrea refleks, lantas ia menoleh.

"Oh ini anak barunya?." Tanya seseorang perempuan yang entah ke siapa. Sambil menunjuk tubuh Andrea dari atas ujung kepala sampai ke ujung kaki Andrea. Perempuan itu menampilkan raut wajah yang tidak suka membuat Andrea sedikit takut, namun Andrea berusaha tidak takut di hadapan perempuan ini.

"Iya, itu anak barunya." Ucap seseorang perempuan yang rambutnya di gerai.

"Lo anak pindahan yang dari Bandung itu kan?." Tanya perempuan yang berada di hadapan Andrea, kali ini pertanyaannya tertuju untuk Andrea.

"I-iya." Jawab Andrea dengan seperempat gugup, setengah takut, bahkan seperempat bingung. Andrea bertanya dalam hati.

Gue salah apa sama mereka?. Apa gue keliatan songong di depan mereka?. Ihhh, engga lah kan gue juga baru liat ni mereka, lagian juga kan gue dari tadi di kelas doang. Istirahat gue ngga keluar karna bunda bawain bekal, perasaan gue baru keluar pas pulang ini doang.
Woiii gue mau di apain ini sama cowo sangar berempat ini, sama cewenya juga??!!. Btw rambut ciwinya ngapa pada kek pelangi gitu sih? Wk.

"Muka lo keliatannya tegang gitu, kenapa?. Takutt ya sama kita berenam?." Tanya seseorang lelaki yang sedang bersandar di tembok dengan menggigit-gigit tusukan gigi.

"Maaf, saya salah apa ya sama kalian?." Pertanyaan Andrea mampu mengubah semua posisi ke enamnya, mereka berenam sekarang sedang mengepung Andrea, Andrea bertanya sedikit menunduk dengan nada yang sopan.

"Lo ngga salah apa-apa sih sama kita, yakan?." Tanya seseorang lelaki lainnya.

"Tapi ngga adil aja, anak baru yang lain kena masa lo ngga??." Terusnya dengan sedikit tertawa sinis.

"Galeno mana?." Perempuan itu bertanya kepada teman-temanya sambil mencari ke sekitarnya.

"Iya ya, si Galeno mana coba?." Sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal lelaki itu memasang muka bingungnya.

Yang dicari pun datang dengan menggunakan sweeter berwarna abu-abunya.

"Gallllll." Panggil teman-temannya sangat antusias.

"Mau di apain nih cewek?." Tanya seseorang perempuan yang rambutnya di kuncir kuda.

"Lari 150 × di lapangan." Ucap lelaki dingin yang mengenakan sweeter abu-abunya, dengan muka yang sangat datar.

"HAH!!!." Refleks Andrea menganga mendengarnya. Andrea sangat terkejut dengan pernyataan lelaki yang baru saja menyuruhnya lari di lapangan sebanyak 150×.

"Apa? Lo mau ngebantah?." Bisik perempuan yang di kuncir kuda itu, nadanya sangat menusuk sampe ke ginjal Andrea.

"Cepet." Ucapnya lelaki dingin itu sedikit tegang. Andrea tidak menuruti apa yang di minta lelaki itu, Andrea hanya terdiam kaku sambil menganga.

RAMONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang