"Apa, lo tadi pingsan Re?." Suara di sebrang sana sangat terkejut ketika Andrea menceritakan kejadian tadi.
"Iya Rey, kurang jelas apa gimana tadi gue ceritainnya?!."
"Terus lo di anter sama siapa pulang tadi?." Tanya Reyna.
"Hmm, sama ka Devian." Jelas Andrea
"Hoo, Re udah dulu ya gue di panggil mama hehe."
Belum Andrea menjawab Reyna sudah memutuskan panggilan. Andrea merasa ada yang aneh terhadap Reyna.
Apa Reyna suka sama Devian? Apa Reyna kesel ya pas gue bilang gue di anter sama Devian? Reyna suka sama Devian? Tapi kan gue cuman di anterin, besok gue harus jelasin nih sama Reyna.
Andrea tidak ingin kalau Reyna salah paham. Andrea bisa menjelaskannya esok.
***
"Rea." Maya menggonjangkan tubuh anaknya yang terselimuti itu.
"Bangun nak sekolah, udah siang tuh." Andrea langsung terkejut mendengarnya. Andrea lantas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Maya hanya menggeleng melihat anaknya yang seperti itu.
Ketika keluar dari kamar mandi. Andrea melihat jam, ternyata jam masih menunjukan pukul 5:50 AM. Perempuan mungil itu berdecak, ternyata bunda hanya membohonginya.
Andrea sudah rapih dengan seragamnya. Ia bergegas turun untuk sarapan bersama keluarganya. Di bawah terdengar suara obrolan yang cukup tenang untuk di dengar. Andrea menuruni anak tangga satu per satu sambil memainkan benda pipih yang ia pegang. Sampailah di meja makan yang sudah di duduki oleh keluarganya. Andrea duduk di sebelah ayahnya. Andrea mengambil roti dan selai coklat kesukaannya itu. Andrea mengoleskannya lalu melahapnya dengan tenang.
"Hm, ayah mau langsung berangkat." Ucap Andri sambil melihat jam yang melingkar di tangan besarnya itu.
"Terus Andrea di antar sama siapa, yah?." Tanya Andrea yang di mulutnya masih penuh dengan roti.
"Abang kamu dong." Sambil menepuk-nepuk punggung anak lelaki pertamanya itu, Alandra. Alandra memberikan jempol ke ayahnya sebagai tanda 'iya'.
"Kan mobil di bawa sama ayah." Andrea terus bertanya.
"Ayah pakai motor abang kamu, mau ngerasain muda lagi." Maya mendengar penjelasan suaminya tersebut memicingkan bibirnya ke atas. Alandra dan Andrea hanya menggelengkan kepala.
"Kamu di antar sama abang ya pakai mobil, ayah ngga mau kamu kepanasan makanya ayah lebih mengalah pakai motor. Pulang nanti telvon sama bunda atau abang biar di jemput." Jelas Andri kepada anak perempuan yang ia sangat sayang.
"Iya yah." Andrea tahu bahwa ayahnya sangat mengkhawatirkannya, Andrea sangat senang di perhatikan hangat seperti itu.
"Ayo bang." Lanjutnya sambil mengelap mulutnya yang takut tersisa makanan.
"Yuk." Alandra lantas mengambil kunci mobil.
Andrea sudah berada di sekolah yang 20 menit lagi akan segera masuk. Andrea berjalan di koridor dengan santai. Denby yang melihat Andrea berjalan lantas menghampirinya. Andrea yang mengetahuinya hanya masa bodo. Denby menyamakan langkahnya dengan Andrea. Denby berbisik kepada Andrea penuh tekanan.
"Belum selesai, ya." Ucap Denby kepada Andrea. Andrea mempercepat langkahnya untuk menghindari Denby. Denby membiarkan Andrea pergi untuk kekelasnya.
Ketika menaiki anak tangga menuju lantai 2 Devian menyapa Andrea dengan senyuman, Andrea membalas senyuman tersebut. Andrea lantas bergegas untuk ke kelasnya. Sudah ada Reyna di dalam. Andrea ingin menjelaskan lebih detail ke Reyna apa saja yang terjadi kemarin. Andrea duduk lalu ia mendekati Reyna.
![](https://img.wattpad.com/cover/177007792-288-k998281.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMONA
Fantasy"Gue,cuma bercanda bilang suka sama lo kemarin"-Galeno Dhabit --------- --------- "Gal,lo hanya sulit untuk menyampaikan isi hati lo ke gue"-Andrea Felisa --------- --------- Copyright©by : atikaaatikaa