Steffi sedari tadi tidak bisa menahan tawanya karena lawakan Fian,teman sekelasnya yang sering membuat onar.
"Hahaha,Fian udah dong,huh huh gak bisa napas gue." Steffi mengatur napasnya yang sesak akibat tertawa dari tadi.
"Iya iya beb,akang berenti deh ngelawaknya. Kasian nanti anak kita yang di perut kamu." Ucapnya yang berusaha melawak tapi malah dapat tatapan tajam dari Steffi.
Steffi melangkah mendekati Fian dan menjewer telinganya. "Ayo ulang lagi,tadi lo ngomong apa?" Tanya Steffi pada Fian yang sudah meringis kesakitan.
"Sshh,iya iya. Janji deh gak lagi. Lepas dulu Steff,copot kuping gue." Pinta Fian dengan muka yang dibuat semelas mungkin.
Steffi melepaskan jewerannya dan bersedekap di depan Fian. "Makanya jangan gitu lagi,gak lucu!" Ucapnya sambil berlalu pergi.
"Ya elah Tep,galak bener lo jadi cewek." Ledek Salsha yang membuat Steffi manyun mendengarnya.
"Ya habisnya ngeselin Ca. Oiya,nanti gue mau ke tempat kak Iqbaal nih,ikut gak?" Tanyanya pada Salsha sambil membereskan barang-barangnya. Sekarang sudah saatnya pulang sekolah,jadi Steffi bergegas untuk menemui Iqbaal hari ini.
Salsha menggeleng. "Sorry Tep,gue mau pergi sama bunda." Tolak Salsha
"Oh yaudah deh,gue duluan ya Ca!" Ucap Steffi dan pergi meninggalkan Salsha.
Salsha melambaikan tangannya dan mulai memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.
~ ~ ~ ~ ~
"Baal,gue pulang duluan ya. Cewek gue sakit,jadi gue mau jenguk dia hari ini." Ucap Reno pada Iqbaal yang sibuk membuat coffee.
Iqbaal menoleh sekilas dan kembali melanjutkan coffee nya. "Iya,titip salam ya sama cewek lo."
"Sip!" Jawab Reno dan kemudian melangkah pergi meninggalkan kafe.
Iqbaal masih berkutat dengan pesanan coffee yang hari ini sangat banyak. Tapi tidak berselang lama,Iqbaal menghentikan kegiatannya karena mendengar suara yang ditunggunya semalam. Iqbaal mengangkat wajahnya untuk memastikan apakah itu memang Steffi,perempuan yang ditunggunya semalam atau bukan.
"Hai lagi kak,hehe" Sapa Steffi sambil melambai sekilas dan tersenyum hangat ke arah Iqbaal.
Iqbaal tersenyum senang dan membalas sapaan Steffi. "Hei,akhirnya datang juga ya?" Tanyanya pada Steffi dengan senyum yang masih melekat di wajahnya.
"Iya,hehe. Oiya,gue mesen Latte Chocholate lagi ya kak. Gue tunggu di tempat yang kemaren dan gak pake lama ya." Pintanya dan melangkah menuju tempat yang pernah didudukinya beberapa hari yang lalu.
Seraya menunggu coffee pesanannya,dia sibuk membalas chat dari Salsha yang sudah diabaikannya sejak tadi. Dia terlihat kesal karena Salsha yang tidak henti-hentinya mengirimkan foto makanan yang membuatnya lapar."Nih pesanan lo,sorry lama." Ucap Iqbaal seraya duduk di depan Steffi.
Steffi menoleh dan tersenyum ke arah Iqbaal. Dia meletakkan hp nya di atas meja dan meraih gelas coffee untuk meminumnya.
"Kapan-kapan ajarin gue buat coffee seenak ini ya,kak." Pintanya dengan mata yang berbinar.
Iqbaal tersenyum melihatnya. Entahlah,dia menjadi semangat setelah melihat senyum itu lagi. Senyum yang sama dengan Bundanya. Senyum yang ditunggunya semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Love
Teen FictionCerita ini menceritakan tentang seorang barista,Iqbaal. Dan seorang anak SMA,Steffi. Keduanya saling mengenal dengan kejadian yang tidak menyenangkan. Kehidupan Steffi tidak semenyenangkan yang dilihat,hari-harinya harus dilalui dengan menahan rasa...