6. Salah Paham

58 7 2
                                        

Pulang sekolah Steffi berlari menuju gerbang sekolah. Disana,Alex sudah menunggunya. Alex masih kesal terhadap Steffi karena tidak dijemput di Bandara. Steffi menatap Alex jengah karena bersikap kekanakan.

"Lama banget sih Ra! Lumutan gue nungguin lo!"

Steffi memutar bola matanya malas. Baginya,Alex sangat ceweret. "Ya sorry bang." Ujarnya malas.

"Yaudah buruan masuk,kita pulang sekarang." Ucap  Alex dan meninggalkan Steffi yang masih berada di luar mobil.

Di perjalanan,Alex dan Steffi sesekali menyanyikan lagu kesukaan mereka. 'Say something'. Sudah 5 kali lagu ini diputar dan mereka tidak bosan mendengarnya. Sambil bernyanyi,Steffi berbicara dengan Alex.

"...ya gitu bang,Mora nyerah jadinya. Aneh nya ya bang,semenjak Mora gak ngedeketin dia lagi,dia gak keliatan di sekolah lho bang." Ujar Steffi menjelaskan tentang Reza,mantan gebetannya.

Alex menatap Steffi dan tersenyum setelahnya. "Katanya,Ara gak peduli tentang dia lagi. Tapi ini,Ara masih nanya-nanya tentang dia?" Mendengar pertanyaan Alex,Steffi diam dan memikirkan jawabannya.

"Ya nggak gitu,bang. Kan biasanya Ara sering liat dia di sekolah. Sekarang nggak lagi,kayak seolah-olah dia tuh muncul pas Ara deketin dia doang. Pas Ara gak deketin dia lagi,dia ngilang." Ujarnya yang membuat Alex mengangguk.

"Yaudahlah,gak usah dipikirin. Biarin aja dia ngilang." Alex kembali fokus ke jalanan karena Steffi kembali diam. Cukup lama tidak ada suara diantara mereka,Steffi kembali berbicara pada Alex.

"Bang,nanti kita ke kafe depan itu ya."
Alex hanya mengangguk patuh pada sang adik,lagipula dia memang ingin coffee saat ini.

"Ara keluar duluan aja ya,abang mau parkir dulu." Ucapnya sambil mengelus rambut sang adik.

Steffi mengangguk dan keluar dari mobil. Dia melangkah menuju kafe dan berhenti di depan pintu. Dia melihat Iqbaal dan tersenyum setelahnya. Rasanya,dia semakin menyukai Iqbaal sekarang.

Iqbaal melihat Steffi dan melambaikan tangannya ke Steffi.

"Hai. Mau pesen Latte lagi?" Tanya Iqbaal dan terekeh setelahnya. Entahlah,padahal tidak ada yang lucu saat ini.

Steffi tersenyum dan mengangguk. "Tapi tambah satu lagi ya,kak. Satu lagi cappucino ya."

Baru saja Iqbaal ingin bertanya,dia sudah melihat seorang laki-laki merangkul Steffi dan bertanya apakah punyanya sudah dipesan. Iqbaal lantas menebak bahwa pesanan tambahan Steffi tadi untuk laki-laki yang sedang merangkulnya ini.

"Kalau gitu,gue nunggu sana ya kak. Nanti dianterin kayak biasa,ya." Ujarnya dan hanya dijawab senyuman oleh Iqbaal.

Iqbaal membuat pesanan Steffi dengan sesekali melihat ke arah laki-laki yang merangkul Steffi tadi. Entahlah,dia terlihat kesal melihat laki-laki itu yang dengan bebasnya mengacak-acak rambut Steffi. Bahkan sesekali dia mengelus rambut Steffi penuh sayang. Iqbaal menebak bahwa laki-laki itu adalah pacarnya Steffi. Lantas,apakah Steffi selama ini bermain-main untuk mendekatinya?

"Nih pesanan lo,kalau gitu gue balik kesana ya,Steff." Ujar Iqbaal dan melirik sekilas ke arah laki-laki yang duduk di depan Steffi.

"Lho,kak Iqbaal gak ikut ngobrol sama kita? Sini aja kak,ngobrol sama kita." Ujar Steffi dengan senyum dibibirnya.

Iqbaal ingin sekali ngobrol dengan Steffi,tapi mengingat Steffi sudah punya pacar,dia langsung mengurungkan niatnya dan menggeleng sebagai jawaban.

"Gak deh,lain kali aja. Gue kesana ya,dah." Ucap Iqbaal dan berlalu.

Steffi memanyunkan bibirnya karena Iqbaal lebih memilih pergi daripada duduk dengannya.
Alex yang melihat Steffi memanyunkan bibirnya pun memilih bertanya pada sang adik.

About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang