» Khadijah Binti Khuwailid «
Sebelum Pernikahan
Abu Thalib sebagai orang besar di kalangan Quraisy dan dikenal dengan kedermawanan, keberanian, dan keteguhan jiwa sangat prihatin terhadap kondisi kehidupan keponakannya yang serba sulit. Ia mengambil keputusan untuk mengutarakan keinginannya kepadanya. Suatu hari ia berkata kepadanya, "Khadijah putri Khuwailid, salah seorang saudagar (kaya) Quraisy sedang mencari seorang yang dapat dipercaya untuk diserahkan tanggungjawab mengurus dagangannya dan membawanya ke negeri Syam (Syiria). Alangkah baiknya jika engkau memperkenalkan dirimu kepadanya."
Untuk seorang pemuda berusia dua puluh lima tahunan seperti Nabi Muhammad ﷺ yang masih dikuasai oleh rasa malu, usulan semacam itu amatlah berat baginya. Di sisi lain, kepribadian tinggi yang dimilikinya tidak mengizinkannya untuk melakukan hal semacam itu.
"Paman, Khadijah telah mengenal kejujuran dan amanahku. Mungkin ia sendiri yang akan mengutus seseorang kepadaku untuk mengutarakan usulan seperti usulan Anda itu", jawabnya singkat.
Dan memang itulah yang terjadi. Karena ia sangat mengenal pemuda jujur Makkah itu dan juga mengetahui kondisi kehidupannya yang serba sulit. Menurut sebagian pendapat, ia juga mengetahui perundingan yang telah terjadi antara Muhammad al-Amin dan Abu Thalib. Ia mengutus seseorang untuk memanggil Nabi Muhammad ﷺ. Ketika pertama kali bertemu dengannya, ia berkata, "Satu hal yang membuatku tertarik kepadamu adalah kejujuran dan akhlakmu yang baik. Saya siap memberi dua kali lipat (upah) dari yang biasa kuberikan kepada orang lain dan mengutus dua budak bersamamu untuk menjadi pembantumu selama dalam perjalanan."
Nabi Muhammad ﷺ menceritakan apa yang telah terjadi kepada pamannya. Sang paman menjawab, "Kejadian ini adalah sebuah perantara untuk sebuah kehidupan yang telah Allah skenariokan untukmu. Ini adalah sebuah rezeki yang telah Allah anugerahkan kepadamu."
Rombongan pedagang Quraisy telah siap untuk berangkat. Setelah sampai di tujuan, semua barang dagangan terjual habis. Dan mereka juga melakukan transaksi di pasar Tuhâmah dengan membeli barang-barang dagangan yang diperlukan sewaktu mereka kembali ke daerah asal mereka. Rombongan dagang Khadijah yang memiliki laba melimpah di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad ﷺ itu akhirnya pulang kembali ke Makkah.
Sesampainya rombongan di Makkah, salah seorang budak yang bersama Nabi Muhammad ﷺ itu berkata kepada Khadijah, "Anda memiliki berita bagus. Rombongan dagangmu telah kembali dari Syam dengan membawa laba yang melimpah dan barang-barang dagangan yang sangat bagus."
"Apa yang telah kalian katakan itu? Kalian pasti memiliki kenangan indah dalam perjalanan kali ini. Coba ceritakan kepadaku", kata Khadijah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا .
Maisarah menceritakan dua kenangan indah kepadanya:
Pertama, Muhammad al-Amin berselisih pendapat dengan seorang pedagang dalam suatu masalah. Pedagang itu berkata kepadanya, "Bersumpahlah demi Lâta dan 'Uzzâ. Barulah akan kuterima ucapanmu." Muhammad al-Amin menjawab, "Makhluk paling hina dan paling kubenci adalah Lâta dan 'Uzzâ yang kau sembah itu."
Kedua, di Bushra, Muhammad al-Amin duduk di bawah sebuah pohon untuk beristirahat. Salah seorang Rahib melihatnya dari tempat peribadatannya. Ia menghampirinya dan menanyakan namanya. Ketika mendengar nama Muhammad al-Amin, ia berkata, "Orang ini adalah nabi yang telah banyak kubaca kabar gembira berkenaan dengannya."
Sebagian Ahli Sejarah juga menulis, seorang wanita bernama Nafisah binti Aliyah, salah seorang sahabat Khadijah menyampaikan pesannya kepada Muhammad dengan berkata, "Mengapa di malam hari engkau tidak menyinari kehidupanmu dengan seorang istri? Jika aku mengajakmu kepada keindahan, kekayaan, dan kemuliaan, maukah kau menerimanya?"
Muhammad bertanya, "Siapakah maksudmu?"
"Khadijah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ", jawabnya.
Muhammad bertanya, "Apakah ia rela dengan kondisi hidupku ini?"
"Ya. Tentukanlah harinya sehingga wakilnya dan seluruh kerabatmu duduk bersama untuk membicarakan pesta pernikahan." jawabnya.
---------------------------------------------------
Bahkan Khadijah menolak semua pembesar Arab yang datang untuk meminangnya. Para pembesar seperti 'Uqbah bin Mu'ith, Abu Jahal, dan Abu Sufyan adalah di antara para peminang Khadijah.
__________________________________
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sudah mengenal Ibunda Khadijah saudariku?
Masih penasaran gak sih sama Wanita Shalihah seperti Ibunda Khadijah ini?Diperbolehkan Men-Copy atau Salin 'Kisah Wanita Shalihah' selama tidak di pergunakan sebagai alat Jual Beli.
Tambahkan ke Perpustakaan agar kamu ga ketinggalan cerita 'Kisah Wanita Shalihah'.
Mohon maaf dari saya yang mengulang 'Kisah Wanita Shalihah'. Karena ada banyak yang harus saya revisi.
Jangan lupa Shalat Tahajud-Nya!
Terimakasih atas motivasi kalian💙
Keep Istiqomah ~
Saudarimu, @amaliska_والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Wanita Shalihah
Spiritualالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Publish : 12 April 2019 Revisi : 23 September 2019 [UPDATE SETIAP HARI SENIN DI AKHIR BULAN] - - - - - - - - - - - - - - - - - Kisah Nyata Wanita Shalihah yang patut di ambil pelajaran untuk men...