My Everything
.
.
.
.
.
.
Jung Jaehyun x Kim Doyoung
.
.
Untuk pertama kalinya, Doyoung mendekap si kecil Jeno dalam rengkuhan kedua tangan. Ia memandangi bayinya yang memejamkan mata, pipi merah nan halusnya membuat Doyoung berdecak kagum, tidak percaya jika seseorang yang selalu menendang kuat di dalam perutnya waktu itu adalah Jeno yang sekarang ada dalam pelukan hangatnya.
“Astaga, belum apa-apa dia sudah terlihat tampan seperti ayahnya.”
Jaehyun yang sedang duduk di kursi bersama Mark di pangkuannya hanya tertawa kecil penuturan istrinya. “Benarkah? Kau merasa begitu?”
Yang bermarga Kim mengangguk kuat. “Dengan hanya melihat wajahnya, orang-orang akan tahu Jeno anak siapa.” Ia berkata jenaka, kembali memusatkan perhatiannya pada si kecil yang betah tertidur.
Mark―yang sekarang sudah menjadi seorang kakak itu hanya terdiam dengan mata membesar di pangkuan ayahnya. Sejak kedatangannya, ia hanya diam, memandangi ibunya yang terus mengajak bicara si bayi yang baru saja lahir.
“Mma…”
Doyoung menoleh, menatap Mark dengan senyuman hangat. “Apa, hm? Kau mau lihat adik bayi?”
Di beri pertanyaan seperti itu, Mark hanya mengangguk.
Karena Doyoung yang tidak bisa bergerak akibat luka di perut bagian bawahnya masih terasa ngilu dan perih, jadilah Jaehyun yang beranjak dari duduknya dengan Mark di gendongannya. Ia membiarkan Mark melihat bagaimana wajah adik bayinya yang rupawan, kemudian mendekatkan gendongannya untuk memberi kesempatan Mark mencium kulit pipi Jeno.
“Sekarang, Mark itu kakaknya Jeno…” Doyoung memberitahu, mengulurkan satu tangannya yang tidak menahan punggung Jeno untuk mengusap sayang kepala berambut hitam kelam jagoan pertamanya. “…uri Mark hyung.”
Yang diajak bicara hanya mengerjap, mencoba paham.
“Kau harus berjanji, sampai kapanpun, kau akan menjadi kakaknya Jeno. Tidak boleh meninggalkan Jeno apapun yang terjadi. Ya?”
Jaehyun jelas memahami ucapan Doyoung yang meminta Mark untuk berjanji itu. Mark bukan putra mereka, kata ‘adopsi’ itu tidak pernah ada.
Suatu saat, ketika Mark sudah dewasa dan mengetahui semua kenyataannya, anak itu akan bertanya siapa orangtua yang sebenarnya.
Mungkinkah Jaehyun harus menjawab jika dirinyalah yang sudah membuat hidup orangtua Mark sulit, dan bahkan merebutnya secara paksa dari tangan sang ayah?
Mark mungkin memilih pergi daripada hidup bersama seseorang yang telah membunuh keluarganya secara perlahan.
“NYE!”
Jaehyun terhenyak dari pemikiran jauhnya saat mendengar Mark yang berseru lantang. Ia bertatapan mata dengan Doyoung, tidak menyangka jika si jagoan pertama mereka itu akan memberikan respon bersemangat seperti itu.
Doyoung tertawa. “Kau senang karena sekarang Jeno sudah lahir? Hm?”
“NYE!” Lagi.
“Mau mencium eomma?”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything
FanfictionSuatu hari, Jaehyun membawa seorang anak laki-laki berusia satu tahun ke rumah. "Namanya Mark." Begitu jelasnya. Dan kehadiran Mark, membuat keadaan Doyoung semakin membaik. Mereka membesarkan Mark dengan baik. Sampai Jeno lahir dan semua menjadi se...