3. Mr. Kang 3

1.5K 188 14
                                    

Happy Reading

............

.........

......

Kehidupan Jihoon berubah begitu ia kehilangan orang tuanya, ia bahkan tidak semangat saat pulang ke Manhattan. Merasa sedih karna ia tidak memiliki alasan untuk kembali ke korea sejak orang tuanya telah tiada.

"Jess, aku ingin mencari pekerjaan. Apa kau ada rekomendasi?" tanya Jihoon

"Tapi kenapa? Bukankah kau memiliki ansuransi peninggalan ayahmu?"

"Ansuransi itu sudah kugunakan untuk membayar gaji karyawan pabrik. Sisanya kugunakan untuk menutupi kerugian-kerugian pabrik. Dan aku butuh biaya untuk uang kuliah dan uang hidupku disini"

Jessi mengusap bahu Jihoon prihatin.

"Aku Akan bertanya pada sepupuku. Siapa tau dia memerlukan pegawai caffe, karna caffenya ramai beberapa bulan belakangan ini"

"Benarkah? Terima kasih Jess"

"Oh ya, jangan lupa untuk menemui Mr. Kang, aku sudah memberitahukan tentang test susulan itukan?"

"Tentu saja, aku sudah belajar untuk test susulan Itu"


..............

.........

......




Full name : Jihoon Park

Place. Date of birth : masan, 29 mei 1997

Parents : Jimin Park
Yoongi Min

Siblings : None

Majority : Architectur Majority

Pintu ruangan Daniel diketuk, membuat pria berbahu lebar itu mengalihkan perhatiannya kepintu yang tertutup.

"Come in" pintu terbuka, dan terlihat lah sirambut coklat berbadan mungil yang dua minggu ini tidak Daniel lihat.

"Come in, Miss Park"

"Jessie mengatakan, jika saya harus menemui anda untuk ujian test susulan Mr. Kang"

"Ya, benar. Duduklah" ia mengangguk dan menunjuk bangku kosong dihadapannya dengan dagu dan Jihoon pun menurut.

Dengan gugup Jihoon mendudukkan dirinya disana.

Daniel memperhatikan setiap gerak-gerik gadis berumur 22 tahun itu.

Jihoon bukan tipenya, gadis itu terlalu mungil layaknya bocah padahal umurnya sudah 22 tahun.

"Aku akan memberikan soal testnya, kau sudah melewatkan 2 kali test. Dan kerjakan disini, aku beri waktu 45 menit untukmu, mengerti?"

"Yes sir" Daniel tertegun sesaat, tatapan matanya tertancap pada bibir mungil yang baru saja menyebutkan "sir" dengan intens

"Aku tidak mendengar mu miss Park" bisiknya berbahaya, ntah datang darimana gejolak lain saat Jihoon berkata "sir"

"Yes sir, i got it" Daniel mencekam kuat pegangan pada kursinya. Saat dia sudah berhasil menguasi dirinya karna gejolak gairahnya yang tiba-tiba datang. Ia pun menyodorkan dua kertas pada Jihoon

"Waktu dimulai dari sekarang Miss Park"

Jihoon mengangguk lalu berusaha berkonsetrasi saat ini. Sejujurnya ia gugup sekali saat ini. Sedangkan Daniel duduk bersender sambil bersedekap. Meneliti penampilan Jihoon.

Rambut coklat yang halus diikat kesamping, dengan ponitail yang mencetak wajahnya yang manis. Pipi gembil nya kini semakin tirus tidak seperti 2 minggu yang lalu

Mata nakalnya turun kebawah menatap dada gadis itu yang terbalut sweater baby blue yang membungkus tubuh mungil itu. Tidak tampak raut kesulitan Jihoon saat mengerjakan soal-soalnya. Tidak heran Jihoon masuk dalam mahasiswi terpintar di Manhattan university

Terlalu fokus pada soal-soal, ia tidak sadar jika sedari tadi ia diperhatikan oleh Daniel.

"Any problem?" cetus Daniel menghilangkan pikiran nakalnya saat melihat Jihoon menggigit ujung pulpennya.

"No, sir" Daniel memiringkan tubuhnya, mengusap bibirnya dengan jembol. Ia begitu menyukai lirihan Jihoon saat memanggilnya "sir"

Suasana hening, hingga kemenit 10, Jihoon tersenyum lega karna sudah menyelesaikan test nya.

"Saya sudah selesai Mr. Kang" Daniel menaikkan alisnya tidak suka saat Jihoon tidak memanggil dirinya "sir" lagi

"Aku akan memeriksanya, kuharap hasilnya memuaskan. Karna kau memiliki waktu untuk belajar dan salah satu murid terpandai"

"Ya Mr. Kang, dan terima kasih untuk test susulan nya"

"Dan Miss Park...." Jihoon menghentikan langkahnya dan menatap Daniel

"...... Aku turut berduka atas orang tua mu"

Jihoon terdiam, lalu tersenyum kecil

"Ya sir, terima kasih" Daniel mengepalkan tangannya saat melihat senyuman Jihoon dan panggilan sir itu

"Saya permisi"

Daniel merengangkan urat-urat lehernya yang tiba-tiba mengencang hanya karna gadis berusia 22 tahun itu.

Daniel mengambil ponselnya, dan memencet angka 9

"Honey... Hai" suara itu menyapa

"Come to my house tonight" pekikan heboh dari seberang terdengar

"Sure honey, i miss you so much"

"Aku akan mengirim hadiah padamu, dan pastikan kau memakai nya"

"Aku suka pakaian sexy pemberianmu. Meskipun kau akan merobeknya saat kita bercinta" Daniel menyeringai

"Persiapkan dirimu, aku tidak akan berhenti sebelum kau pingsan" ujar Daniel penuh gairah dan ancaman. Disebrang sana tawa manja membalas

"Aku suka caramu menyiksaku sir" ntah kenapa, Daniel malah membayangkan Jihoon menyebut "sir" padanya dengan sensual

"See you honey" ujar Wanita diujung sana, sedangkan pria itu menghela nafas, dan Daniel memilih memutuskan sepihak telepon seperti biasa, gairah yang ia rasa kan ntah kenapa malah membayangkan sosok Jihoon.

Daniel menatap lembar jawaban dan mendesiskan nama yang tertulis rapi disana.

"Park Jihoon..."
















To Be Continue

.

.

.

Sesuai janji, update malam ini 😊

I'm Women Too (Nielwink.GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang