Happy Reading
...............
.........
....
Menghabiskan malam dengan Mr. Kang membuat Jihoon merasa lapar dipagi ini.
Maka ia bangun setelah membersihkan diri, Jihoon tidak kaget lagi karena tidak menemukan keberadaan Daniel, pria itu pastinya sudah kembali kekamar nya setelah ia tertidur pulas.
Jihoon menyambangi dapur mungil dengan isi kulkas yang luar biasa lengkapnya dengan peralatannya masak. Jihoon juga melihat beberapa botol wine.
Jihoon memiliki membuat milanesa karena ia menemukan daging dikulkas.
Mencari celemek dilaci, dan memakainya.
Ia mulai berkutat dengan daging, membumbuinya dengan marica, bawang putih, dan mencelupkannya kedalam kocokan telur, lalu menaburinya dengan tepung. Menatanya diloyang dan memasukkannya kedalam oven.
Menunggu dagingnya matang. Jihoon mulai mengiris kentang untuk digoreng. Juga membuat telur mata sapi.
Setelah menata telur dan kentang. Jihoon memasukkan biji koffe kedalam coffe machine bersamaan dengan bunyi oven tanda daging sudah matang.
Dengan hati-hati Jihoon mengeluarkan daging dari oven yang beraroma sangat lezat dan menatanya dipiring
"Hm.... Aroma lezat apa ini?" suara bass bertanya dari arah pintu utama. Jihoon bisa melihat keberadaan Daniel yang sudah rapi dan tampan dengan kemeja biru dongker yang sama dengan celana nya
"Buongiorno (selamat pagi)" sapa Jihoon dalam bahasa italia. Daniel tersenyum mendengar sapaan Jihoon.
"Apa yang gadis kecilku masak hmm?.. Padahal kita bisa memesan saja" wajah Jihoon langsung merasa bersalah
"Aku lapar, dan karna disini seperti rumah jadi aku memasak. Apa kau keberatan? Mau room service saja?" tanya Jihoon tidak enak hati
"Jangan begitu, aku hanya bercanda. Kemarilah pasangkan aku dasi, lalu kita sarapan bersama" Daniel menarik bangku untuk duduk dan menuntun Jihoon duduk dipangkuannya, dan Jihoon hanya menurut. Gadis itu mulai menyibukkan diri memakaikan dasi Daniel.
"Kau begitu romantis dan manis... Kau tau?" ujar Daniel mengusap pipi Jihoon
"Manis dan romantis?"
"Hm, sikapmu yang romantis dan sopan. Kau juga sering memperlakukan ku sangat manis seperti ini. Memasakkan ku sarapan, memakai kan dasi. Aku tidak pernah sedekat ini dengan wanita-wanita ku sebelumnya gadis kecilku" pipi Jihoon memerah
"Kau selalu berkata aku milikmu dan kau milikku" ujar Jihoon mengusap bahu Daniel untuk sentuhan terakhir
"Begitu lah caraku memperlakukan dan menjaga milikku" ujar Daniel tulus. Hatinya menghangat
Ia menangkup wajah imut itu, dan mencium lembut bibir Jihoon.
Gadis kecil nya ini benar-benar menganggumkan.
Daniel merasa tidak pernah sehangat ini setelah 9 tahun lamanya berpisah dengan pacar pertama nya.
"Kau yang terbaik baby girl" puji Daniel
"Kau juga terbaik Tuan-Tampan-Yang-Tidak-Pernah-Puas" keduanya terkekeh
"Jadi, apa yang kau siapkan untuk sarapan? Oh apa ini Milenasia?"
"Yap" Jihoon menungkan coffie cangkir dan duduk disamping Daniel. Dan mulai menikmati sarapan miliknya.
"..... Semoga kau menyukai nya"
"Ini lezat baby, you're amazing"
"Jessie yang mengajariku, ibunya berdarah italia" cengir Jihoon lucu
"Miss Wood?" Jihoon mengangguk
Mereka berdua larut dalam obrolan ringan sembari menikmati sarapan
"Aku ada meeting bersama klien untuk mengunjungi proyek baru, jadi kau dipastikan akan sendirian" ujar Daniel, Jihoon hanya tersenyum maklum
"Bukan masalah"
"But, don't worry Aku sudah meminta Hugo untuk menemani mu berkeliling italia. Ia bisa berbahasa inggris, jadi kau tidak perlu khawatir. Hanya saja, jangan gunakan bahasa ibumu saat berbicara dengannya"
"Kurasa aku tidak masalah jika berada disini saja, aku bisa berkeliling kastil sambil membuat sketsa"
"Bagaimana kau bisa membuat sketsa jika objeknya saja tidak ada ditempat hmm?" goda Daniel
"Oh my god... Kau mengetahui nya?" Daniel mengusap rambut Jihoon
"Apa yang tidak ku ketahui baby?" Jihoon menempuk-nepuk pipinya
"Memalukan...."
"Apanya yang memalukan? Aku justru merasa terhormat baby"
"Benarkah?"
"Hmm, kau memiliki bakat, pernah kan kau mencoba untuk melukis?"
"Aku sering melukis, dan aku akan mengirim nya ke Seoul. Sebagai hadiah untuk orang tuaku dulu"
"Kau bisa memberinya padaku, aku akan menggantungnya dikantorku. Bagaimana menurutmu?" ujar Daniel menggengam jari-jari Jihoon berusaha menghibur
"Uhh oke, tapi aku tidak membawa alat lukis dan kanvas"
"Pergilah bersama Hugo, dan cari apa yang kau butuh kan"
"Baiklah Daniel-ssi" angguk Jihoon lucu
"Dan gunakan kartu kreditmu!" ujar Daniel tegas membuat Jihoon meringis
"I Will"
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Women Too (Nielwink.GS)
FanficFollow! Baru baca book ini hasil remake dari fanfictionet. dari author-nim @redApplee Warning ⚠ Gs area 🔞