Part 19

15K 663 57
                                        

"Reihan jadi tutor matematika gue ya plisss, gue udah minta semua orang tapi pada gabisa" karin sedang merengek kepada reihan seperti anak kecil

"Gakk"

"Ishh lo mahh pliss gue bayar kok"

"Sorry ga minat"

Dih kalo bukan karena papa gue juga gabakal minta tolong sama lo batin karin

Reihan tetap berjalan tanpa mempedulikan karin yang terus merengek di sampingnya.

"Iya iya gue jadi tutor lo, tapi bukan berarti gue butuh uang lo" ucap reihan yang akhirnya luluh karena tak tahan dengan ocehan karin

"Haa? Seriuss? Lo ga bercanda kan?"

"Hmm"

"Makasih Reihannn" karin terlonjak kegirangan

"Tapi ada syarat nya"

"Apa?"

"Lo harus nurut sama gue, semua jadwal belajar lo gue yang nentuin, dan lo harus serius kalo lagi belajar sama gue" jelas reihan panjang lebar

"Iya, terserah lo yang penting nilai MTK gue bagus"

*****

Sepulang sekolah Reihan menunggu karin diparkiran, ternyata reihan memutuskan untuk memulai tutor nya hari ini.

Sesampainya mereka di rumah karin

"Cie karin makin deket aja" celetuk shena yang sedang menonton TV diruang tamu

"Kamu pacaran ?" Mommy yang bertanya kali ini

"Engga" jawab mereka kompak

"Gausa malu kali" ledek mommy

"Waktu itu ngaku-ngaku jadi pacar gue, sekarang bilang engga, Dasar orang" dumel karin dalam hati

Karin tak menghiraukannya

"Eh Levin ada Shen?" kali ini Reihan yang bertanya pada shena untuk memecahkan keheningan

"Ga ada, lagi jalan sama shilla" sahut shena

"Pacaran gakenal waktu tuh orang" ucap reihan

"Kalo lo kapan?" tanya shena

"Kapan apaan?"

"Kasian anak orang jangan dikasih harapan terus" ledek shena sambil melirik kearah karin

Reihan pun menoleh ke arah karin

Karin pun menatap Shena tajam seolah seolah mata berbicara "awas aja lo ya"

"Udah udah ayuu buruan" karin menarik tangan reihan ke arah ruang belajar

Shena hanya cekikikan melihat reaksi Karin.

Karin sedang berada diruang belajar di rumah nya bersama Reihan. Rumah karin memang memiliki ruangan khusus untuk belajar anak-anaknya. Jarang sekali karin memasuki ruangan ini bahkan hampir tak pernah

"Ini tuh gini caranya..." reihan menjelaskan pada karin panjang lebar.

"Karin bangun malah tidur lagi" sentak reihan setelah mendapati Karin yang tertidur dengan kepala yang di topang kedua tangannya

"Hoaamm.."

"Kalo lo ga serius belajar, gue pulang" ucap reihan mengambil ancang ancang untuk berdiri

"Eh iya iya gue belajar"

"Muka lo kenapa gitu? Gasuka?"

"Engga kok, udah ulang ajarin lagi" ucap karin sambil memaksakan senyumannya

Reihan pun menjelaskan materi dengan panjang lebar. Karin pun berusaha untuk mengerti apa yang dijelaskannya.

"Eh udah dulu, gue pusing" karin memijat mijat keningnya

"Masa baru dijelasin udah pusing, gimana kalo lo gue kasih soal"

"Bodo ah, gue pusing"

"Yaudah nanti mulai lagi" ucap reihan mencoba mengerti spesies wanita di sampingnya.

Saat mereka melanjutkan belajarnya tiba tiba lampu di ruang belajar mati.

"Waaaaa" teriak karin histeris.

"Shena,mommy, Bi Dina nyalain lampu nya jangan bercanda deh" teriak karin

Bi Dina adalah pembantu baru dirumah karin yang bekerja hanya setiap pagi sampai sore

Tidak ada sahutan apa pun

Karin berusaha untuk keluar dari ruangan itu dan

"Kok pintu nya ke kunci sih" karin berusaha menggoyang goyang kan gagang pintu sekencang mungkin tetapi hasilnya nihil

Karin terus berteriak tetapi reihan tidak menghiraukannya

"Reihann ayo keluar pintu nya kekunci gimana nih, gue takut" ucap karin gemetar

"Telfon aja levin" saran reihan

"Hp gue ada dikamar"

"Hikss..hikss" karin mulai menangis

Reihan yang terkejut dengan karin pun bertanya
"eh lo kenapa?"

Karin tetap menangis tak menghiraukan ucapan reihan

"Rin lo kenapa?" tanya reihan sekali lagi

"Gue.. ta..kutt..gelap"

"Cewe model kaya lo takut gelap. Haha" bukan nya simpati reihan malah menertawakan karin

Tetapi karin terus menangis

"Eh udah rin, gue bercanda" ucap reihan yang masih terus mendengar isakan karin

Saat reihan membuka hp nya dan berniat untuk menelpon Lavin.

"Shitt, hp gue lowbat"

Reihan berusaha menenangkan karin tetapi tangis karin tak kunjung berhenti.

Akhirnya Reihan menarik karin kedalam dekapannya

"Jangan nangis Karina" reihan sambil mengusap lembut kepala karin


Jangan lupa vote & comment:)

Badgirl Vs KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang