Waktu memang hal terhebat yang pernah kutahu, dia tidak pernah kembali sekalipun aku menghayalkan kembali ke masa itu dan memperbaiki hal-hal buruk yang kulakukan. Bahkan kalau aku menghayal aku sedang ada di masa yang telah berlalu, aku tidak pernah ingin mengenalmu.Kalau aku mengingatnya, aku jadi menyesal kenapa waktuku terbuang hanya untuk dirimu yang pada akhirnya pergi dengan keputusan sepihak.
Hari-hari yang berlalu itu seharusnya menjadi berharga, waktu itu seharusnya bisa kugunakan untuk banyak hal di masa mudaku. Tapi, tidak apa-apa, aku akan memulai waktuku dengan hal-hal yang tertunda saat bersamamu dulu. Tentu saja aku akan menemukan masa depanku, melakukan hobi yang waktu itu kau perkosa dengan merengek agar aku tetap menemamimu tidur siang di ruangan yang ukurannya 3x4 meter itu.
Karena kau sudah terlanjur pergi aku tidak akan menuntut sesuatu yang egois seperti memintamu mengembalikan semua waktuku yang berharga itu, tenang saja. Tapi, aku hanya ingin menyarankan padamu, kalau kau ingin pergi dari sisi seseorang lagi, berikan dia waktu yang berharga, setidaknya dengan begitu kesakitan yang kau beri setelah kau pergi tidak terlalu parah.
Sekarang aku lega karena Sang Waktu memulihkanku dengan segala kebaikannya, dia menghapus hati yang sudah kau buat jadi kepingan walau tidak serta merta pulih sepenuhnya.
"Kusarankan,
Sebelum kamu meninggalkan seseorang
Bersama remah-remah hati yang patah
Sebaiknya tinggalkan hal yang berharga
Dengan begitu,
kesakitannya tidak terlalu parah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Patah Hati
PoetryKita ini apa setelah tidak ada hubungan lagi? Mantan yang tetap akrab atau hanya sebuah kenangan yang harus diasingkan dari pikiran?