terhitung seminggu sejak seungmin mendeklarasikan keinginannya mengakhiri hubungan sepihak dengan seo changbin.
pesan kala itu tidak dibalas, objek yang dikirimi juga tidak memberi sepenggal respon apapun—malah menghilang tanpa pamit dan tidak datang sekalipun untuk memberi les.
harusnya changbin benar-benar menghilang saja setelahnya, tidak perlu memunculkan batang hidung di tengah situasi yang sudah terlanjur memburuk seperti ini.
sore ini gerimis dan pagar rumah seungmin terbuka lebar. mobil ibunda diparkir separuh badan keluar halaman, seperti hendak akan dikendarai pergi. pintu rumahnya juga terbuka, meski situasi kediaman sendiri seperti sudah ditinggal beberapa hari lamanya.
menenteng helm dengan gugup, changbin melangkah masuk. baru akan mengetuk pintu sebagai formalitas, saat sana kim keluar dengan tergopoh-gopoh.
"eh, changbin?"
laki-laki dengan jaket warna army yang setengah basah itu menunduk pelan untuk menunjukkan sisa kesopanan yang ia miliki.
"sore, tante." ucapnya santai meski dada bergemuruh bukan main—tidak yakin dengan keputusannya sendiri. "saya kesini mau minta maaf soalnya nggak ngasih kabar tentang les, dan sekaligus mau mengundurkan diri sebagai tutornya seungmin."
ekspresi sana meredup selama beberapa detik. udara hening mengambang dengan perasaan aneh, sama seperti sang ibu yang mentalnya tengah diaduk-aduk kacau balau.
"ya udah nak, nggak apa-apa. tante nggak yakin juga mau ngelesin seungmin lagi habis ini. mungkin biar dia keluar dari sekolah, tante suruh homeschooling." tutur sana kemudian, sebuah senyum tipis yang nampak dipaksakan terulas manis.
changbin terkesiap mendengar penjelasan sana. ia mendongak, sedikit terbelalak kendati berusaha keras tidak terlihat khawatir.
"k-kok keluar dari sekolah? kenapa tan?"
dengusan sana terdengar begitu berat, beban hidupnya seolah tengah ada di ujung tanduk.
"seungmin masuk rumah sakit empat hari yang lalu, ini tante pulang sebentar buat ambil baju. keadaannya nggak membaik gara-gara beberapa kali lupa minum obat."
jantung changbin serasa berhenti berdetak saat sana menyebut kata 'rumah sakit'. ia tidak sama sekali tahu-menahu mengenai masalah tersebut.
"loh? emangnya seungmin kenapa, tante?"
kini giliran sana yang terlihat sedikit terkejut. ia balik menatap changbin dengan sepercik sorot kekecewaan.
"kamu nggak tahu?" tanya sana lemas, dibalas dengan gelengan oleh laki-laki di depannya. "kamu pikir ngapain tante suruh dia les privat, bukan les bareng temen-temennya aja di luar?"
changbin tertegun bukan main. mendadak merasa menjadi orang paling tidak sensitif sedunia. menyesali semua yang sudah ia lakukan, meski tujuan awalnya sudah tercapai.
dengan ragu ia kembali menatap sana, memohon sedikit maaf yang entah akan ia dapatkan dari seungmin sendiri atau tidak.
"tante, saya boleh ikut jenguk ke rumah sakit?"