Andai engkau tahu betapa ku mencintaSelalu menjadikanmu isi dalam doaku
Ku tahu tak mudah menjadi yang kau pinta
Ku pasrahkan hatiku, takdir kan menjawabnya
Jika aku bukan jalanmu
Ku berhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu
Ku kan memilikimu, jodoh pasti bertemu
[Afgan - Jodoh Pasti bertemu]
[ M e n g h i t u n g H u j a n ]
[08]Begitu sampai di rumah, Jaemin langsung melemparkan buku-buku yang dibelinya ke meja depan. Dia melirik sedikit dan dadanya berdenyut ketika melihat sampul buku berjudul 'Jane Eyre' itu.
Langsung terbersit di benaknya wajah Haechan yang bercahaya ketika menerangkan tentang buku itu. Haechan tampak bahagia, manis dan ceria, seakan tidak menanggung beban apapun di benaknya.
Itukah pemuda yang telah merenggut hati Mark darinya?
Jaemin mengambil buku itu dan menggenggamnya erat di jemarinya, benaknya berkelana, tiba-tiba saja membayangkan bagaimana jika Mark tersenyum lembut kepada Haechan, bagaimana ketika dua anak manusia itu berjalan bersama-sama dan tampak begitu cocok. Visualisasi itu membuat dada Jaemin terasa sesak dan sakit.
[•]
"Aku ingin mengajakmu." Haechan menatap Mark yang sedang duduk di depannya dengan senyuman setengah cemas.
Mark menyesap kopinya, menatap Haechan dari atas cangkirnya, "Kemana?”"
Haechan menghela napas, lalu membulatkan tekad, "Ke makam Lucas."
Tangan Mark yang hendak meletakkan cangkir itu membeku di udara, tampak terkejut. Sementara itu, Haechan menatap Mark dengan tatapan cemas, "Kau mau ikut?"
Mark termenung, lalu mengangguk dan tersenyum, "Tentu saja. Kapan?"
"Hari minggu, biasanya di minggu kedua aku mengunjungi makam Lucas, mengantarkan bunga dan berbicara tentang kehidupanku."
Mata Haechan tampak sendu, "Aku sudah menceritakan tentangmu kepada Lucas... aku...... entah bagaimana, Lucas masih merupakan bagian penting dalam hidupku.... kuharap kau mengerti."
Jemari Mark terulur dan menyentuh jemari Haechan, meremasnya lembut, "Aku mengerti, sayang."
[•]
Lama setelahnya Mark termenung sendirian di rumah dan menatap dirinya sendiri di kaca, dia telanjang dada, hanya mengenakan celana piyama warna abu-abu yang menggantung rendah di pinggangnya. Matanya terpaku di sana, menatap ke arah dadanya, bekas jahitan itu, tempat jantung milik Lucas disematkan di sana, untuk menyelamatkan hidupnnya.
Mengunjungi makam Lucas. Mark mengernyitkan keningnya, makam lelaki itu.. lelaki yang sangat mencintai Haechan, bahkan ketika jiwanya sudah tidak ada di dunia ini, jantungnya masih berdenyut penuh cinta untuk Haechan. Lelaki yang juga amat sangat dicintai oleh Haechan.
Mark mendesah, jemarinya meraba bekas jahitan itu dan benaknya langsung bertanya-tanya, akan jadi apakah kisahnya dengan Haechan nanti? Apakah hanya akan menjadi kisah cinta lanjutan antara Haechan dengan Lucas, yang jantungnya terselubung di dalam tubuhnya? Ataukah menjadi kisah cinta baru, cinta Haechan dan Mark?
Untuk pertanyaan yang satu itu, Mark tidak tahu jawabannya.
[•]
"Kenapa kau tidak memanfaatkan hari-harimu di seoul untuk berbelanja dan mengunjungi banyak tempat?" Jeno menghempaskan diri di sofa, di samping Jaemin yang membaca novelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghitung Hujan (Markhyuck)
FanfictionBagaimana jika jantungmu berdetak hanya untuk satu pemuda? Bagaimana jika jantungmu tetap setia bahkan ketika raga berganti? Mark tidak pernah menduga bahwa Haechan akan hadir dalam kehidupannya, bahwa dia akan mencintai Haechan sedalam itu, bahwa j...