SUMMARY :
Bagaimana jika kau secara tidak sengaja melihat seorang peri ciuman? Jaemin awalnya tidak mempercayai hal tersebut sampai matanya melihat sendiri seorang sosok indah yang tengah mencium dahi keponakannya yang sedang tidur.
Fairytale AU!
*fairykisser just made up.. by me, ugh.
Jaemin terbangun dari tidurnya pada tengah malam. Pemuda delapan belas tahun itu sudah terbiasa merasakan haus di jam-jam seperti ini sehingga tanpa melihat jam dinding pun ia tahu jika ini sudah hampir jam setengah dua pagi. Ia mengucek matanya, mencoba membuat pandangannya lebih jelas. Setelah itu, ia pun beranjak ke dapur untuk mengambil liquid bening yang ia butuhkan.
Namun saat ia akan mencapai dapur, ia melihat pintu kamar keponakannya yang masih berumur empat tahun terbuka. Ia berdecak. Menyalahkan kakaknya, Yuta, karena lupa menutup pintu kamar anaknya. Bagaimana jika Jeno, keponakannya, sampai masuk angin gara-gara pintu yang terbuka itu?
Ia pun mendekat, memutuskan untuk segera menutup pintu berwarna putih gading tersebut. Tetapi belum sempat ia menarik gagangnya, pemandangan di dalam membuatnya terpana.
Seseorang, entah siapa itu, tampak membungkuk dan memberikan kecupan di dahi keponakannya. Meskipun keadaan kamar itu gelap, namun mata Jaemin bisa melihat dengan jelas sosok tersebut. Berterimakasihlah pada cahaya bulan purnama malam ini.
Sosok itu mengenakan pakaian seperti jubah panjang dengan warna paduan putih dan hijau transparant, rambutnya berwarna coklat pendek berhiaskan mahkota bunga carnation yang melingkari kepalanya. Tubuhnya lebih mungil dari Jaemin dan titik-titik cahaya aneh mengitari tubuhnya dari kaki hingga kepala. Pemandangan itu terlampau indah hingga Jaemin tidak bisa memikirkan apapun selain menatapnya tanpa kedip.
Sosok itu, yang baru menyadari kehadirannya langsung menoleh. Matanya sipit yang beriris hijau zamrud itu pun membulat seketika. Ekspresi itu membawa kesadaran Jaemin kembali. Sebelum sosok itu sempat kabur, Jaemin segera berlari dan menangkap lengannya. Menariknya dengan kekuatan penuh sehingga sosok indah itu masuk ke dalam dekapannya.
Mata keduanya bertemu.
Dari jarak yang kurang dari dua jengkal ini, Jaemin bisa melihat wajah itu dengan jelas. Cantik. Terlampau cantik sampai-sampai akal sehatnya tidak bisa memikirkan sebuah kata yang pas untuk menggambarkan kecantikannya.
"Kau..." Jaemin berbisik, masih mengeratkan pelukannya. Tidak ingin kehilangan sosok yang indah ini karena demi apapun, sosok cantik ini membuatnya terpana. "Kau siapa?"
Sosok itu, masih dengan ekspresi terkejutnya, berusaha melepaskan diri namun tidak bisa. Dia bisa saja menggunakan kekuatannya, namun hal tersebut akan melukai Jaemin. Dan dia, dilarang keras untuk menyakiti manusia. Tugasnya hanyalah membawa mimpi indah ke dalam tidur manusia-manusia itu.
"Aku takkan melepaskanmu sampai kau mau bicara." Jaemin keukeuh pada pendiriannya. Ia cukup sadar bahwa ia terlalu mengambil resiko sekarang. Ia bahkan tak tahu makhluk apa ini dan berbahayakah dia. Namun ia sudah tidak peduli. Rasa penasarannya sudah cukup mencekik saat ini. "Kau tetap tidak mau menjawab?" Sosok itu berpaling, wajahnya memerah entah karena amarah atau perasaan lain, Jaemin tak bisa menebak.
"Kau akan menjawabnya dengan senang hati atau perlukah aku membuatmu menjawab pertanyaanku?"
Wajah Jaemin mendekat beberapa senti, membuat iris zamrud itu semakin ketakutan.
"Aku seorang fairykisser!" Sosok itu akhirnya berbicara, suaranya begitu lembut meskipun dia seorang lelaki. Memanjakan indera pendengaran siapapun.
Dia tadi bilang apa?
Fairykisser?
Peri yang mencium kening seseorang agar orang tersebut mendapatkan mimpi indah dalam tidurnya?
"Semua itu bukan dongeng belaka?"
"Apa maksudmu? Kami ini nyata!" Tanpa diduga sosok itu cemberut.
Raut kecantikannya berubah menjadi raut kekanakan dan sangat menggemaskan. Kepribadiannya sama seperti manusia membuat Jaemin sedikit terkejut.
Sebelah tangan Jaemin mendekap pinggang sosok itu semakin erat sementara tangan yang menganggur bergerilya ke pergelangan makhluk itu dan kemudian mengangkatnya, hidungnya kemudian mengendus aroma pada pergelangan tangan makhluk yang mengaku peri itu.
Sial, jadi aroma harum yang tercium sejak tadi adalah aromanya?
"Jadi, apa kau juga mencium keningku agar aku bermimpi indah?" Lagi, wajah itu berpaling. Kali ini rona pada pipinya terlihat sangat jelas.
"S-Satu fairy bertugas di satu rumah." Makhluk cantik itu bergumam lirih, namun cukup terdengar di telinga Jaemin. "S-Siapa lagi kalo bukan a-aku."
Jaemin semakin terpana. Matanya bahkan tak pernah lepas dari wajah cantik itu. Bahkan ia sampai menahan kedipan matanya sendiri.
"Sekarang lepaskan aku!"
Kali ini Jaemin menurutinya. Ia melepaskan pelukannya pada pinggang makhluk itu dan mundur satu langkah.
Makhluk cantik itu masih cemberut. Tangannya sibuk membenarkan jubah indah yang ia kenakan. Ada cahaya lain diluar jendela. Ketika mata Jaemin menyelusuri arah datangnya cahaya itu, ia terkejut.
Ada benda putih yang tampak seperti kapas dan bercahaya disana, seperti sebuah awan. Namun bagaimana bisa ada awan di lantai dua rumahnya?
Belum sempat Jaemin bertanya atau pun mencegah, sosok itu telah terduduk diatas benda yang seperti awan tersebut.
"Aku harap kau merahasiakan ini dari para manusia atau angel feather akan menghukumku." Benda berbentuk awan itupun mulai bergerak pergi.
"Tunggu!" Jaemin berteriak, tak peduli jika keponakannya terbangun oleh ulahnya. Sosok itu menatapnya dengan kening berkerut. "Siapa namamu?"
"Renjun..."
"Renjun..." Jaemin mengucapkan dengan lirih. Berusaha mengosongkan isi otaknya untuk diselipi nama indah itu di dalamnya.
Matanya bergerak kearah jendela, namun hanya menemukan kegelapan disana. Sosok itu telah pergi bersama seluruh keindahan dalam dirinya. Jaemin tiba-tiba merasa kosong.
"He is so damn beautiful." umpatnya sembari menyisir helaian rambut pinkish-nya menggunakan jemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
『 ᴊ ᴀ ᴇ ᴍ ʀ ᴇ ɴ 』 [☑]
Random❝ 나재민 •❦• 황런쥔 ❞ ㅡdrabble and short series collections of our el dorado jaemren coulple. renmination with fluffy mochi tastes❦ ❝Story 10❞ a fanboy, renjun vs. a clumsy roadie, jaemin.