❝ 나재민 •❦• 황런쥔 ❞
ㅡdrabble and short series collections of our el dorado jaemren coulple. renmination with fluffy mochi tastes❦
❝Story 10❞
a fanboy, renjun vs. a clumsy roadie, jaemin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CARTA DE AMOR ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Jaemin x Renjun
"Dan untuk surat terakhir kita... diperuntukkan untuk... hum,"
Renjun membolak-balikkan kertas warna baby blue di tangannya dengan dahi berkerut. Tak ada sebuah tulisan pun tertera disana. Kepalanya menoleh kearah rekan kerjanya, DJ Hyuck yang hanya dibalas gedikan bahu karena ia sama-sama tidak mengetahuinya.
"Okay," Renjun kembali bersuara di depan mic-nya. "Ternyata surat terakhir kita dari seorang anonymous."
Jemarinya kemudian membuka amplop tersebut dan mengeluarkan kertas dengan warna sama.
Sedikit memajukan tubuhnya, dengan mulut yang siap mengucap kata, Renjun pun memulai.
----------------
"Dear my angel...
Hai... lama tidak bertemu...
Aku adalah penggemarmu sejak kita masih sama-sama memasuki dunia SMA...
Kau mungkin tak mengingatku sebanyak aku memikirkanmu, tapi aku masih mengingat dengan jelas dan detail seperti apa wajah dan sifatmu yang candu itu.
Lagipula, bagaimana kau bisa mengingatku jika aku saja tak memiliki keberanian untuk menyapamu?
SMA memang masa-masa indah... namun sepertinya bukan untukku...karena aku hanya bisa melihatmu dari jauh... tersenyum pada setiap tingkahmu. Bahkan amarahmu pun terlihat lucu..."
Renjun bisa merasakan jantungnya berdebar hanya karena setiap untaian kata disana.
Siapapun pengirim ini, dia benar-benar terlihat sangat tulus dan perasaan seperti itu jarang sekali ia temukan pada surat-surat yang biasanya ia baca. Ia bisa merasakan perasaan yang sama seperti pengirim tersebut.
Karena nyatanya...
Renjun pun pernah merasakannya...
Dan ia pun juga hanya bisa menulis surat yang tak pernah ia sampaikan pada pemilik sesungguhnya.
"Sempat dulu aku berniat mengungkapkan perasaanku... tapi ternyata kau sudah bersama orang lain yang takkan pernah bisa kusaingi.
Selama tiga tahun itu, aku hanya bisa bermimpi...
Hanya bisa membayangkan...
Bagaimana rasanya menggenggam tanganmu dan mengusap lembut tanda lahir di permukaan tanganmu? Bagaimana rasanya mengusak rambutmu? Bagaimana rasanya mencubit pipimu? Bagaimana rasanya memeluk dan menciummu?