ləv? lātər (1)

13.2K 1.6K 308
                                    

SUMMARY :

Haechan memberikan dare pada Renjun untuk meletakkan surat cinta di loker crush-nya. Tapi siapa sangka jika yang menerima pernyataan cintanya justru musuh bebuyutannya, Na Jaemin?

Genre : Teen love. Romance.

 Romance

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




64...

65...

66!

Setelah menemukan loker yang ia yakini milik crush-nya, Renjun langsung menatap temannya, Haechan, Jisung dan Chenle yang tengah mengintipnya dari balik tembok.

Ia meragu, wajahnya memelas, berusaha bernegosiasi dengan teman-temannya untuk menghentikan dare gila ini. Ia tak siap untuk menyatakan perasaannya yang telah ia pendam selama... setahun ini.

'Aku tidak bisa!' Mulut Renjun bergumam tanpa suara. Sesekali ia melirik sekitarnya, takut jika ada orang lain yang melihatnya.

'Lakukan atau aku sendiri yang meletakkannya!' Haechan membalasnya dengan glare andalannya.

Renjun tak takut, dia justru paling galak diantara teman-temannya. Hanya saja, harga dirinya dipertaruhkan disini. Sebagai seorang lelaki, mana mungkin ia lari dari hukuman?

Matanya kembali menatap loker di depannya, bergantian dengan surat warna baby blue ditangannya. Jantungnya berdebar hanya dengan membayangkan Jeno akan membaca tulisannya ini nanti.

Setelah berdoa untuk dirinya sendiri, Renjun membuka pintu loker tersebut dengan kedua mata yang terpejam erat. Ia melakukannya dengan sangat cepat hingga menutup pintunya pun sampai terdengar keras, mungkin terdengar hingga ke dalam kelas-kelas.

Ia berlari tunggang langgang.

Ia harus menyiapkan diri untuk bertemu muka dengan Jeno esok hari.

Karena bagaimana pun, ada namanya tertera di atas kertas baby blue itu.










(๑و•̀ω•́)و










Renjun menguap di sepanjang lorong sekolah. Ia bahkan tak peduli ketika teman-teman sekolahnya berlarian layaknya orang gila dan nyaris menubruknya. Ia terlalu lelah untuk membuka mulut dan mengomel saat ini.

Semalam, ia sama sekali tidak bisa tidur karena memikirkan respon Jeno pada surat yang ia letakkan di lokernya.

Mereka berada di kelas yang sama selama dua tahun ini dan Renjun terlalu malu untuk menyapanya sehingga sering kali Jeno-lah yang beramah-tamah dengannya.




Baru saja kakinya hendak memasuki kelas, seseorang sudah lebih dulu menarik pergelangan tangannyaㅡ

"What the fuck?!" dan mendorongnya hingga punggungnya menempel pada tembok.

『 ᴊ ᴀ ᴇ ᴍ ʀ ᴇ ɴ 』 [☑]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang