❝ 나재민 •❦• 황런쥔 ❞
ㅡdrabble and short series collections of our el dorado jaemren coulple. renmination with fluffy mochi tastes❦
❝Story 10❞
a fanboy, renjun vs. a clumsy roadie, jaemin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[; beautiful, devinely inspired ,peaceful and perfect]
----------------- PART 2 ---------------------------------------------------------
Renjun tak pernah menyangka, bahwa pertemuannya dengan Jaemin akan berlanjut ke pertemuan-pertemuan berikutnya. Jaemin biasa menemuinya setelah lewat tengah malam di taman pertama kali mereka mengobrol.
Biasanya, seminggu dua kali mereka akan berjumpa dan Jaemin akan bercerita mengenai kehidupannya setelah keluar dari grupnya, begitu pula Renjun akan menceritakan kehidupan kuliahnya yang membosankan.
Mungkin... sudah lebih dari dua bulan mereka saling mengenal?
Waktu yang cukup untuk mereka saling mengetahui tentang masing-masing. Bahkan Renjun telah menceritakan tentang bagaimana dia mengelola fansite nomin-nya bersama teman-teman online-nya dan hal itu membuat Jaemin terus tertawa ketika mendengarnya.
Tentu saja keduanya menyembunyikan pertemanan itu dari siapapun, meskipun sebenarnya tak begitu masalah bagi Jaemin jika Renjun mengatakan bahwa mereka berteman. Hanya saja, Renjun tak ingin keduanya mendapat masalah, terlebih ia tak mau menghadapi pertanyaan-pertanyaan orang-orang terdekatnya.
"Aku siapㅡ"
"Huh?" Itu adalah kata pertama yang diucapkan Jaemin setelah kedatangannya di taman tempat mereka berjanji. "Siap untuk apa?"
"Aku siap bercerita tentang alasanku keluar dari Crushed Dream." Retina Renjun perlahan melebar setelah mendengarnya.
Ia senang jika Jaemin mempercayainya, tapi ia tak ingin jika pemuda itu terpaksa melakukannya hanya untuk mempertahankan pertemanan mereka. Renjun memang pernah bertanya dan Jaemin meminta waktu, tapi ia tak ingin menekannya dengan pertanyaan sepribadi itu. Mereka baru mengenal, bukan?
"Kau tahu, kau tak perlu mengatakannya sekarang, Nanaㅡ"
"Tidak apa," Jaemin tersenyum dibalik maskernya, meskipun Renjun tak melihatnya langsung, namun ia bisa merasakannya. "Aku mempercayaimu, Injun-ah." Pemuda yang sekarang bersurai ashgrey itu menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan. "Rumor tentangku itu benar." ujarnya lantang.
"Rumor?" Renjun memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Jaemin lebih jelas. "Rumor yang mana?"
Dari sipitnya, Renjun bisa melihat pemuda itu begitu gugup, seperti bukan Jaemin yang terkenal penuh rasa percaya diri dan ia bisa menebak jika alasan itu mungkin hal yang benar-benar serius.
"Akuㅡ" Kepalan tangan Jaemin mengerat "Aku... gay."
Suaranya melirih diakhir, seolah kehilangan kepercayaan diri yang sudah ia pupuk selama ini. Matanya menghidari Renjun dan jujur saja itu membuat Renjun merasa bersalah.