ANOTHER BEST GIFT

666 64 8
                                    

Irene masuk ke dalam rumahnya dengan menggandeng seorang anak kecil. Si kecil bersenandung bahkan saat Irene melepaskan sepatu bermotif chimmy yang dikenakan. "Eh ada Jaerim!" Suara berat muncul dari arah dalam, seorang berambut biru (hasil challenge di konten video terbaru) datang untuk mengambil alih -menggendong anak kecil berbalut kaus kaki kuning dan dipanggil Jaerim barusan.

Irene segera memakai sendal rumah dan lantas menyusul suaminya yang sudah duduk di sofa hitamnya bersama Jaerim. "Capek aku tuh." Ia mengeluh dengan nada manja. "Kenapa sayang?" Jaerim langsung melepaskan pelukan Taehyung, berlari duduk di samping Irene, menggeledah kantung plastik putih yang menggembung besar.

"Ini anak banyak banget fansnya, tuh liat kan plastik gede banget? Itu semua isinya cokelat! Capek nenangin dia ngerengek minta nyobain cokelatnya." Taehyung bengong-bengong bego, masih belum paham bagian cokelat itu. Irene sangat amat mengerti karena sudah bersama sejak lama dengan makhluk tampan bin aneh satu ini. Baiklah, dia harus menjelaskan pelan-pelan.

"Lupa ya? Ini tanggal empat belas Februari." "Oh! Valentine!" Yes, big baby boy~ "Sini unboxing cokelat bareng paman. Paman nggak dapet lagi deh tahun ini." Iyalah tidak pernah, kan ada pawangnya beberapa tahun terakhir ini haha. "Jaerim umur berapa sih? Udah banyak yang naksir. Kayak papa kamu aja, tebar pesona." Irene yang mendengar pertanyaan itu seperti mendengar penculik anak yang tengah membujuk korbannya.

"Lima tahun!" Yep, anak lelaki dari pasangan Jimin dan Seulgi ini memang sudah kelihatan pintarnya sedari bayi. Cepat belajar -mungkin karena otak fisika kedua pembuatnya hehe. Kedua orang itulah yang paling cepat menikah, tepatnya sehari setelah sidang Seulgi sehingga di hari wisuda terlihat begitu mesra seperti acara resepsi sendiri. Mereka setuju memulai kehidupan bersama dari nol. Dan Jaerim hadir di saat keadaan masih sulit itu.

Jimin sedang ada proyek penelitian di Jepang entah berapa minggu. Seulgi juga baru berangkat ke Ilsan setelah mengantar Jaerim ke play group pagi ini, untuk studi bahan disertasi pascasarjana yang ditempuh setahun belakang. Jadilah siang ini, Irene dimintai tolong menjemput hingga menemani anak lincah itu entah sampai kapan.

"Paman, paman~" "Iya~" Entah muncul dari mana perasaan menghangat di dada kiri Irene begitu mendengar suara suaminya kelewat lembut. Ia senang dengan reaksi seperti itu, mengingatkannya pada sesuatu. "Mau maen sama Tannie~" "Oh, itu tuh di sana~" Jaerim mengikuti arah telunjuk Taehyung, langsung berlari girang ke bantal yang ditiduri seekor anjing di sudut ruang tamu.

Tertinggallah dua orang berstatus suami-isteri itu di sofa. Taehyung mendekati tubuh yang lebih kecil tersebut, memeluk pundak sempit favoritnya. "Kamu bengong sayang." Irene yang dari dulu terkenal judes seperti kehilangan identitas yang satu itu jika berhadapan dengan makhluk ajaib satu ini. Kadang doang tapi. Tapi dia suka saat-saat seperti ini.

Kadang bego, kadang juga absurd, dan juga lembut -seperti saat ini. Kepalanya ia bawa untuk menyender di bahu kokoh prianya. "Aku tiba-tiba terenyuh gitu liat kamu bicara halus banget sama Jaerim." "Emang jago ngalus kan? Hehe." Irene mendecih.

"Emang lagi pengen." Kata Taehyung, memperbaiki kualitas jawabannya. Irene menggumam 'bawaan bayi mungkin', dan Taehyung jelas tak bisa mendengar sehingga "Apa? Yang keras dong. Mau denger keluhan bulananmu." Taehyung mencubit ujung hidung Irene. Biar lebih bangir. "Bulanan? Duitnya kurang." Taehyung memberengut, "Udah emak-emak kok beda ya. Dulu pas pacaran perasaan mandiri banget."

Ciuman mendarat di pipi Taehyung, "Tunggu di sini." Wanita tersebut ijin masuk ke dalam kamar mandi. Lelaki itu tak bisa bermain tebak-tebakan dengan benar sedari bayi, jadi tidak mau berpikir yang tidak-tidak tentang keanehan Irene. Taehyung kembali memegang satu diantara banyak kamera di atas meja. Tadi dia sedang bersih-bersih lensa, tapi terhenti karena mendengar bunyi password rumahnya diiringi suara senandung si vokalis kecil.

Taehyung tidak bekerja di hari kamis, fyi. Berurusan dengan berkas sengketa tanah setiap datang ke kantor bukanlah hal yang menyehatkan. Jadi pihak yang berwenang pun memberikan satu hari libur di setiap pekannya selain weekend -siapa juga yang mau bekerja di hari Weekend? Pengecualian untuk ayah Jaerim haha. Taehyung puas jika mengingat kenistaan temannya tersebut.

"Tada~" Irene mengejutkannya dengan sudah berdiri di belakangnya. Kedua lengan kurus itu hampir mengapit melewati bagian atas kepala Taehyung, berhenti di samping dua telinga besarnya. Mencoba pamer, memperlihatkan sebuah kotak kecil berwarna ungu tepat di depan mata.

"Selamat hari Valentine sayangnya Irene Kim~"






"Apa itu?" Jaerim berlari kembali ke arah keduanya. Tidak sendirian, Yeontan juga ikut berlari bersamanya. Irene memutari sofa, masih dengan senyum tiga jarinya. "Buka paman, buka~" Jaerim merengek di pangkuan Irene, karena gerah juga melihat Taehyung yang masih bengong bego.

"Kok aku deg-degan sih yang? Kayaknya tahun kemarin nggak berdebar gini." "Mungkin beda vibenya. Sekarang kan udah jadi suami." Taehyung terpesona dengan kalimat itu, seperti penguatan untuk segera membuka box kecil tersebut. Entah kenapa, ada sesuatu yang janggal dengan kado ini. Semoga bukan mainan laba-laba dan sejenisnya, karena Irene bilang vibenya sudah beda jadi hadiahnya mungkin main-main.

Tidak mengerti juga ternyata astaga~ Dasar lelaki ogeb bin ajaib! Penulis lelah TT

"Wah, apa itu? Sumpit ya bi? Kok banyak? Kok putih? Di rumah Jaerim cokelat warnanya." Irene hanya memeluk erat Jaerim yang sangat ceriwis begitu melihat air mata pertama Taehyung keluar.

Taehyung tidak bodoh dengan urusan ini, ia tahu apa yang sedang dipegangnya.





Lima buah testpack dengan dua garis merah pada indikator di setiapnya.

"Baby, this is too precious~" dan Taehyung hanya akan terus melelehkan air mata sampai euphoria ini mereda.

"This is also very valuable to me." Sahut Irene kalem dengan mengusap air mata di pipi suaminya, keduanya masih larut dalam keharuan. Lalu menemukan bibirnya mengecup kepala Jaerim, lalu mengecup ke kedua mata berair milik suaminya.

Fin

Created 08/02/19

Maafkeun, banyak hehe nya wkwk

LOVE TIME (VRene/JungRi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang