home

512 61 4
                                    

Yeri mendengar suara getaran dari arah meja lampu, buru-buru dia menata rambut berantakan hasil dari berguling tidak jelas di kasur -bertindak alami seolah tahu saja siapa yang tengah menelponnya hampir tengah malam ini.

Pip

"Oh? Diangkat?" Wajah terkejut suaminya terpampang di layar begitu menggeser tombol hijau. Yeri hanya akan terus tersenyum, akhirnya tersalurkan juga melihat wajah yang sangat dirindukan walaupun baru tak bertemu dua hari. "Padahal aku iseng. Darl, belum tidur? Kau menungguku, ini hampir dini hari di Korea kan?" Jungkook bertanya dengan nada khawatir, Yeri jadi serba salah. "Aku selalu menunggu hingga tengah malam baru tidur oppa. Tapi oppa jangan khawatir ya~ Nggak perlu, aku nggak papa kok serius."

Jungkook terkekeh dengan ucapan gugup wanitanya. Tidak pernah berubah sedari zaman pacaran. Polos-polos menggemaskan. "Maaf ya, dari kemarin sibuk banget. Lupa kalo ternyata bisnisku lumayan begini." Tidak sengaja sombong. Kepala si manis itu angguk-angguk lemah, mengamini ucapan Jungkook saja. "Kak Namjoon pinter nge-handle, padahal kehidupan pribadi aja serampangan."

Yeri ingat alasan Jungkook sekarang ada di benua Amerika. Karena Namjoon, sekretaris yang biasanya mengurusi urusan di benua itu sedang rawat inap di rumah sakit. "Kamu belum tahubaja, dia pekerja keras rim. Semoga aja kehidupan normalnya balik." Yeri aminin saja dalam hati.

Yeri menyadari ada yang mengganjal, lalu berusaha sedikit meluruskan poninya yang mengusut di depan mata, "Nggak perlu benerin rambut, tetep cantik kok. Kusut di ranjang pas aku liat dari atas apalagi." Penyakit mesum Jungkook ekstrem sekali untuk didengar telinga Yeri. "Aku yakin disana itu langit masih terang oppa, bisa kah kau tak memikirkan hal-hal mesum sepanjang hari? Oppa membuatku khawatir-"

"-Tapi kalo di rumah kau bakal membuat malam serasa deg-degan terus juga, takut diserang." Yeri memelankan suara, tapi ponsel itu masih bisa menyalurkan dengan baik ke Jungkook. Teknologi semakin berkembang saat ini.

"Aku denger ya? Kalau kau khawatir aku jajan sembarangan, kamu bisa terbang kesini sekarang juga-eh! Tapi ini malam di sana, jangan deh! Tidak jadi, lupakan!" Apa sih maunya Tuan Jeon yang terhormat ini?

"Maksud oppa aku harus terbang ke Amerika hanya untuk memasakkanmu sup jagung dan kimchi begitu?" Jangan lupa, Yeri ini title-nya sok polos-polos menggemaskan. Membuat Jungkook ingin mengerang karena gemas untuk sekarang juga. Walaupun ia selalu beromong kosong itu di depan Yeri, tetap saja polosnya tak habis-habis.

"Maksudku bukan jajan sembarangan junk food huhu." Aksi dramatis digunakan Jungkook untuk mencairkan ketegangan.

"Aku tau kok." Yeri kembali berbisik. "Ha? Apa? Jangan berbisik terus sayang..." Yeri merotasi bola mata, "...mendesah aja, lebih bagus." dan langsung melotot setelahnya! "Aku tutup telponnya kalo oppa gitu mulu!" "Aku pulang cuma buat nyium kamu kalo terus dimonyongin gitu bibirnya, hih pake lipstick lagi. Keliatan banget lagi nunggu ditelfon."

Yeri menjulurkan lidahnya, "Ngeselin! Pulang aja sini kalo berani! Tapi ke rumahmu." Jungkook mengernyit, tak mengerti bagian rumah mana yang dimaksud ini? "Rumah mana?" "Rumah orang tuamu." Yeri bersenandung dengan kalimatnya.

Jungkook tersenyum setelah itu, memanggil nama favoritnya dengan lembut. "Yerim sayang~"

Bagaimana Yeri bisa baik-baik saja mendengar panggilan sayang dengan suara husky seperti siaran ASMR itu? Dia adalah seorang wanita yang luar biasa jika tidak berdebar.

Tapi nyatanya jantungnya tak karuan sekarang. Dengan sisa keberanian ia berdehem malas, "Hmm? Apa?"

Hening



Wajah Jungkook bukanlah foto berformat JPG,



tapi kenapa hening sekali layar ponselnya.














"Kau adalah rumahku Yeri.

Satu-satunya."

Fin

Created 20/02/19

Draft terakhir yg kupunya, bakal sibuk krn seminggu lagi udah masuk kuliah...

LOVE TIME (VRene/JungRi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang