cravings make fights

831 59 4
                                    

Yeri mencoba mengelus lengan atas dari orang yang digandengnya. Menenangkan kepala yang mulai emosi, yang terus menyalurkan kekesalan dengan menekani bel di samping pintu itu -membabi buta.

Pencetan demi pencetan brutal pada tombol tak bersalah itu dilakukan di depan sebuah rumah, dikarenakan lelah berdiri selama lima menitan tanpa ada tanda-tanda tuan rumah membukakan pintu. Dan jangan lupakan jiwa keusilan suaminya yang memang sudah mendarah daging.

Yeri bahkan mulai tak peduli lagi pada image 'tamu tak tahu malu' yang akan mereka sandang segera, dia juga sudah mulai merasa pegal pada tumit-tumit kakinya. Demi Tuhan, dimana makhluk itu?

Ceklek

Yang terdengar setelah suara pintu terbuka adalah omelan kesetanan dari seorang Jeon Jungkook. Isterinya saja kalah berisik. Dan sang pemilik rumah yang baru terlihat itu tak peduli dengan kalimat sumpahan lelaki itu.

Jungkook juga tanpa menunggu dipersilahkan, langsung masuk dengan menarik Yeri. "Gue tahu kerjaan lo enak bang, sampe bisa puas di rumah tiap hari. Ya nggak usah dipake ngebo mulu."

Tak~

Yeri tidak terkejut dengan jitakan yang diterima oleh Jungkook. Dia bahkan siap menjadi wasit baku hantam di sini. Siapa yang berani melakukan hal itu di rumah itu selain si tuan rumah? Kalau spesialisasi Yeri adalah menampar, spesialisasi seorang Min Yoongi adalah menjitaki kepala Jungkook. Seperti seorang kakak tiri jahat.

"Siapa bilang gue sibuk tidur? Gue lagi nguras kolam tadi." Jungkook mengangguk, tidak peduli dengan apa yang terjadi pada kepalanya barusan. Lebih memilih duduk di sofa, dan tentu juga menarik Yeri melakukan hal yang sama lagi. Dan itu juga dilakukan tanpa membutuhkan ijin dari tuan rumah.

Berkunjung ke kediaman Min adalah hobi Jungkook, tapi itu membuat adab bertamunya menjadi amburadul. Yeri yakin itu hanya terjadi di rumah ini. Seingatnya kemarin mereka bertamu dengan amat sangat sopan di kediaman teman bisnis Jungkook.

"Lo kesini hampir tiap hari sebelum menikah dan tau apa yang gue lakuin. Lo kecuci otaknya pas malam pertama apa hah?" Jungkook ingin langsung frontal menjawab iya pada pertanyaan iya-iya Yoongi, tapi dia tak mau habis di-bully di depan wanitanya.

"Ngomongin hal kotor, aku pulang." "Adek ini, masih sok polos aja dateng kesini." Malah seperti Yeri dan Yoongi yang akan baku hantam di sini. "Udah sayang udah. Bang, jadi kita kesini disuruh ngapain? Jangan bilang buat bantu nguras kolam. Gue cuti paska nikah bukan buat bersihin lumut doang ya."

"Yang nyuruh lo pada dateng siapa? Si Wendy. Udah dikasih tau kan mau ngapain. Nggak usah nambahin pusing. Sumpah, ibu hamil ada-ada aja ngidamnya." Jadi, Yoongi ini hanya menuruti dengan malas petuah ibu dosen itu. Menyiapkan makan siang dengan dua orang yang enam hari lalu baru mengucap janji sakral pernikahan itu.

Jika ada yang ingin tahu dimana isteri Yoongi, dia ada di kampus tempatnya mengajar. Wendy belum mau cuti karena perutnya masih menggembung dalam porsi wajar. Yoongi pusing karena sifat keras kepala itu akhir-akhir ini.

Dan kenapa juga Yoongi yang disuruh repot memasak? Karena lelaki itu memang definisi orang rumahan sejati. Walaupun di pagi buta sudah harus pergi bekerja, ia akan kembali ke rumah setelah tidak lebih dari empat jaman. Tetapi bisa menghasilkan uang yang banyak setiap bulan, sampai Wendy puas dengan jejeran heels bermerknya.

"Wah wah enak sih, sering-sering aja deh yang kayak gitu ngidamnya. Bisa makan enak terus tanpa takut dompet menipis." Yeri menghentikan Jungkook sebelum membuat masalah -sebuah bogeman bisa saja terdampar di pipi kesukaannya itu, misalnya.

"Mau kubantu masak kak?" Yoongi menggeleng, "Wendy bilang dia ingin tamunya santai, katanya perutnya kerasa kalo aku bikin kalian capek, bakal pulang buat ngomelin. Oh Tuhan, wanita itu tau caranya bikin suaminya sakit jiwa." Jungkook menepuk pundak yang turun itu, tanda mengejek tentu saja.

Lalu lelaki itu menatap serius ke wanita di sampingnya, yang masih merangkul lengan kekarnya. "Kamu kalo ngidam, yang mudah aja. Jangan pake ngundang temen party, jangan bikin tagihan membengkak, jangan ..." Yeri pikir akan mendapat petuah yang berguna, nyatanya tidak bermanfaat sama sekali.

Dan Yeri ingin mengutarakan terima kasih ke Yoongi yang sudah menyadarkan suaminya dengan jitakan, sekali lagi.

"Aku serius tadi, jangan bikin keuangan menipis kayak yang terjadi di keluarga ini. Aku bersyukur ada pembelajaran yang kita dapat saat datang berkunjung." Jungkook berbisik seperti remaja labil kepadanya saat Yoongi mulai menjauh ke arah dapur. Takut kepalanya disapa panci milik Wendy jika terus berkata sarkas dengan keras.

"Doakan saja." Yeri mendapat cubitan di hidung. "Gemes, pengen pulang aja. Manjaan aja. Siapa tau jadi sekalian darl." Gantian Jungkook mendapat cubitan di perutnya. "Yang bener itu, pergi ke gereja! Doa sehari semalem, tiap hari, biar Tuhan nggak ragu ngabulin doa orang usil kayak kamu."

Jungkook menggeleng, tidak setuju. "Kalo doa terus tanpa jeda, nggak bakal berhasil. Harus usaha, ber-sa-ma!" Cukup bilang saja, jangan pasrah tanpa usaha. Kenapa lelaki ini suka sekali berkata ambigu setahun belakangan ini? Dimulai saat mereka resmi bertunangan.

"Coba katakan, kenapa kamu suka berkata kotor yang menjerumus ke itu setahun belakangn ini?" Dan Yeri akan menguak alasan lelaki itu, tuntas. Jungkook lalu menggodanya dengan bertanya itu apa diulang selama lima menitan sebelum berdehem. Siap menjawab.

"Itu ngode minta cepet nikah aja sih, eh kamu nggak peka, eh keterusan, eh sekarang pengen punya baby, eh gemes liat..." "Cukup!" Telunjuk lentiknya berada di depan bibir cerewet itu. "Masih bercanda aja!" Telunjuk itu berganti cubitan di bibir.

Jungkook cemberut, "Tapi kamu seneng kan digodain aku? Merah mulu pipinya." "Jawab aja kenapa sih?" Jari Yeri hendak menyambar ke telinga besarnya, "Itu pas kita mau tunangan."

Tapi diurungkan. Malah kini mengusap pipi kanan lelakinya, tanda untuk melanjutkan ceritanya. "Kan sibuk banget pas itu. Kamu nyuruh aku buat cari sekretaris terus masuklah -" "- kak Namjoon jadi sekretaris kamu?!" "Yep!" Usapan jari tadi berubah menjadi tamparan-tamparan kecil pada pipinya, "Pas itu dia emang lagi kesulitan melamar kerja kan, jadi dia sangat berterima kasih dan dia ngado sebagai ucapan selamat atas pertunangan kita ..."

"Dasar! Kamu dikasih AV pas masuk kerja ya?!!"

Bukan Yeri versus Yoongi, bukan pula Jungkook versus Yoongi. Yoongi saja lelah untuk meladeni dua muda-mudi itu. Sesungguhnya baku hantam yang terealisasi adalah antara Yeri dan Jungkook.

Atau hanya Yeri yang baku hantam
-menghantami kepala Jungkook menggunakan bantal-bantal sofa yang bukan miliknya, karena Jungkook sekarang hanya sibuk melindungi wajah dan kepalanya dari amukan sang isteri. Seperti kehidupan suami takut isteri lainnya.

"Jadi kalian bakal buang energi sekarang?" Yeri membuang bantal terakhir itu ke dada Jungkook, lalu menoleh ke Yoongi yang ada di ambang sekat dapur -memakai celemek hitam. Jungkook ikut menoleh setelah akting kesakitan sebentar.

"Wendy lagi main di mall sama Seulgi karena ngidamnya, Jimin bilang bakal bawa balik rumah jam tigaan. Jadi hemat-hematin aja energi kalian biar tahan laper. Kalo mau capek sekarang ya lanjutin aja hal nggak manfaat tadi." Yoongi berbalik kembali ke dapur karena mendengar bunyi oven.

"Apa?!" Mungkin ini yang namanya kaulah tulang rusukku, bisa berteriak bersamaan begitu, terlambat lagi.

Yeri berhambur ke tubuh Jungkook, tak peduli dengan perbuatan memalukan apa yang tadi diperbuat pada tubuh bagus itu. Yeri bahkan bergumam -menyumpah lebih tepatnya, "Ibu hamil *#$+(/?1&!!! "

Jungkook seakan tertampar, sepertinya dia harus berhenti menggunakan kata-kata kotor seperti orang lajang. Wanitanya cepat sekali belajar.

Dan keduanya pun kini paham apa yang dimaksud sakit jiwa yang menimpa Yoongi karena proses ngidam Wendy.

Jungkook harus benar-benar pergi ke gereja mungkin.

Fin

Created 04/02/19

Vote guys

LOVE TIME (VRene/JungRi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang