RIN? RIN? -AND RIN TILL THE END

401 47 8
                                    

Ini yang baca book sampe 1rb lebih tapi vote segitu aja, ini karena pada seneng baca berulang-ulang apa gimana wkwkwk

Kalo benar itu alasannya, saya masih semangat lanjut

Kalo karena cerita kurang feel-nya shg tidak vote, yahhh hmm hmm hmmmmm tengkyu, next :)














Cuma penasaran







Irene kesal sekali, padahal ia yakin dirinya bahkan suaminya yang kadang totally absurd saja tidak merasa telah memasang papan tanda 'penitipan anak' di pagar depan maupun di manapun di rumahnya. Tapi kenapa selalu ada bayi yang mampir untuk merusak hari ketenangan bumil satu itu?

Jika biasanya si Jaerim- anak Seulgi-Jimin masih bisa diatasi karena anak itu begitu cerdas dan sudah besar untuk dinasehati agar tak mengganggu, maka Irene mutlak angkat tangan jika harus menasehati anak usia hampir satu tahun keturunan dari Kim Seokjin. Yang ada hanya ocehan tidak berbobot dan tangisan bayi yang membuat Irene tambah kesal ingin muntah di tempat.

*****

"Pulang cepetan!" "Iya nih, lagi di kasir." "Ih dia ngerangkak ke bawah meja, aku capek Taehyung, bayimu juga capek nih, aku biarin aja ya? Kepentok gapapa~" "Jangan heh say-"

pip

Taehyung pusing. Sekarang malah ia merasa jadi yang paling normal karena kelakuan bayi itu featuring isteri dan jabang bayinya. Jiwa anehnya seratus persen terbelenggu.

*****

"Rin?" Taehyung melempar asal sendal slopnya ke rak dan segera lari menuju ruang tamu bersofa pink. "Mana susuku sayang?" Suara manja Irene menyambutnya yang berkucuran keringat- akibat takut terjadi sesuatu pada anak dari sepupunya. "Watde- kok malah kamu yang disitu? Ayo keluar~ Hana mana yang?" Irene melotot ke kaki suaminya yang berjalan ke arahnya di dapur, "Buatin susu dulu!" Tukas Irene-

Dari bawah meja makan di dapur.

Hah?

"Rin?" "Buatin susunya ih! Aku sekap anak itu, jadi cepet buatin kalo tidak mau dimarahin si Seokjin sialan itu." Dengan duduk senderan di kaki meja, tangan bersedekap di depan dada. Irene sudah seperti bos di tempat kerjanya -eh, di kolong mejanya maksudnya hehe.

Fyi, Irene suka sekali memanggil Seokjin dengan sebutan bedebah dan saudara-saudaranya. Yaiyalah! Sepupu jauh Taehyung itu adalah mantan paling brengseknya di kala masih jadi remaja labil. Stop jangan dibahas lagi- Taehyung tak kuat, penulis juga.

Taehyung pun langsung melesat mengambil gelas dan sendok, tidak tahu saja apa yang akan dilakukan Irene di bawah sana. Merangkak keluar seperti bayi besar.

*****

Ruang tamunya sunyi, isteri manjanya hilang, dan plastik berisi dua sachet popok size S lenyap juga entah kemana. Taehyung harus tetap tenang, dan hanya berharap Irene tidak tiba-tiba ngidam- pergi ke toilet dan mencoba memakai popok yang harusnya untuk Hana tersebut.

Tolong jangan dibayangkan.

"Rin?" Suaranya menggema, berarti ruang tamunya benar-benar kosong. Tak ada yang sedang main petak umpet di bawah lagi-lagi meja ruang tamu maupun di belakang rak buku?

"Rin?" Benar-benar -definisi suami aneh. Bagaimana bisa Taehyung dengan tanpa ragu menunduk untuk mengecek ke balik pintu bufet?

Sekecil itu Irene bisa masuk hah? Otaknya tolong dipakai ya, orang tampan~

"Rin?"

"Hah? Udah susunya? Bawain ke kamar!" Syukurlah, Taehyung mengelus dadanya tanda lega. Ia kembali membawa nampan dengan segelas susu dan menuju kamar paling ujung.

Ceklek-

"Rin? Plis Hana jangan diapa-apain, nanti kak Seokjin ngegas nagih ut-" "Ssst~" Taehyung bungkam begitu saja di depan pintu. Melihat Irene sedang tiduran sambil mengusap halus dahi dan rambut bayi yang terlelap di kasur mereka.

"Rin?" Irene tersenyum lembut pada sang suami sambil masih bergelut pada aktifitasnya. "Maaf ya sayang, tadi aku bohong. Hana terlelap dari kamu pergi beli popok. Aku sebenernya yang ngidam ingin tiduran di bawah meja, eh ketahuan- kenapa aku tiba-tiba ingin nelpon kamu dan bilang semuanya sih? Dan, kamu pulang cepet banget?" Wanita itu hanya terlihat sangat menggemaskan dengan kejujurannya. Dasar ngidam!

Taehyung mendekat, meletakkan nampan di lantai, dan langsung duduk di pinggiran ranjang mengikuti aktifitas Irene ke si bayi-mengusap kepala wanita kesayangannya itu. Imajinasi tentang keluarga bahagia langsung bekerja di dalam otaknya. Alangkah sempurnanya hidup jika itu segera terwujud.

Baby Kim, lets get it~

Tangannya turun mengusap sayang di perut agak bengkak Irene-

"Nak, jangan jadi absurd kayak bapakmu ini ya." Lalu ciuman mendarat di perut tersebut.

Irene geli :)

Fin

Created 12/06/19

Coba katakan~ aku nulis apa sih ini~ astaga~ sama absurd nya sama si Taehyung~~

Mungkin kami berjodoh TT

Maaf di awal cerita malah curhat wkwk

Mohon maaf lahir dan batin ya :D

LOVE TIME (VRene/JungRi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang