Nam Woohyun-pemilik cafe kopi terkenal sedang menjalani rapat dengan investor yang ingin menanamkan sahamnya. Rapat itu membuatnya terbuai oleh waktu. Selama tiga jam, Woohyun fokus pada beberapa klien yang menuturkan beberapa hal dan itu membuat dering ponselnya yang berada di meja-yang sayangnya dia buat silent itu harus kembali diabaikan oleh si pemilik ponsel.
Di seberang sana, seorang perempuan duduk di mobil sport nya. Dengan kacamata hitam dia melihat panggilannya kembali diabaikan.
"ARGH, pasti dia lagi sibuk sama dunianya sendiri!"
Perempuan itu hanya bisa mengeluh, kacamata itu menjadi pelampiasannya. Dihempaskannya kacamata itu di dashboard dengan asal. Menatap kembali nama di layar ponselnya.
My Babe
Dia ngacuhin gue lagi.
--
Setelah rapat itu selesai, Woohyun pun kembali ke ruangannya. Tubuhnya lelah, dan dia butuh tenaga. Sekilas ketika dia teringat dengan ponselnya di celana, lalu diambilnya. Dilihatnya ada 99 panggilan yang tak terjawab. Dan itu membuatnya berdecak kesal dengan dirinya sendiri.
"Sial! Pasti dia marah lagi sama gue! AH!"
Diusak rambutnya kasar lalu segera dia menekan nomor itu dan dering tersambung. Namun di detik kelima, panggilan diputuskan ketika Woohyun akan berucap.
"Kan, dia pasti marah sekarang. Gue musti gimana dong?!"
Woohyun berusaha berpikir tenang, dia menghembuskan nafas sambil memejamkan mata.
Dan ketika dia membuka matanya, senyum miring pun tersungging di wajah tampan sang pemilik cafe.
--
Detik itu, perempuan berambut hitam nan panjang hanya berdengus kesal. Di mobilnya yang melaju, perempuan itu hanya menghembuskan nafas kasar. Padahal kali ini, dia berusaha untuk memberi waktu luang untuk sang pacar. Tapi kini, dia diabaikan.
"Sebenernya dia sayang sama gue gak sih? Ini yang kelima kalinya tiap diajak jalan pasti gak pernah ngangkat telpon! Bahkan pas ke cafe, pasti dia bilangnya sibuk mulu!"
Gerutunya sambil memukul setir mobilnya. Hari pun berlalu menjadi sore, tak terasa dia sudah mengemudikan mobilnya jauh. Dan dia pun tak tahu harus pergi kemana. Di rumah? Bahkan dia bosan harus di rumah sendirian.
Jadwalnya hari ini sengaja dia bikin kosong karena dia ingin bertemu dengan Woohyun. Tahu begini, lebih baik dia mendengarkan manager nya untuk tidak menunda pemotretan brand kosmetik yang harusnya dilakukan hari ini. Dan tempatnya itu di Thailand-negara yang harusnya menjadi destinasi manis sekaligus impian karena pantainya yang dia dengar indah itu.
Harusnya dia juga bisa mengajak Woohyun kesana, tapi kata sang manager itu lumayan bahaya. Pasalnya si perempuan sudah lumayan terkenal di Thailand, dan dengan membawa pacar kesana-karena mereka memang backstreet selama 6 bulan dari media dan fans nya, bisa berakibat Woohyun akan menjadi sasaran. Dan dia tidak ingin Woohyun sakit hati dan sedih.
Tapi terlalu mementingkan Woohyun pun membuatnya jadi kesal dan juga marah. Woohyun bahkan akhir-akhir ini sibuk dengan dunianya sendiri.
Dia kembali memukul setir dan menggerutu kalau mengingat sifat Woohyun yang menyebalkan itu.
Sebenernya gue jadi prioritas dia gak sih?
--
Langkah kaki laki-laki menggema di suatu tempat, pria itu pun tersenyum puas ketika melihat apa yang dia rencanakan sudah sesuai.
YOU ARE READING
【 Woollim Project】From Inspirit To INFINITE
FanfictionCerita-cerita persembahan seluruh Inspirit untuk INFINITE yang disalurkan melalui event-event Woollim Project. Penasaran seperti apa saja keseruannya? Klik tombol 'baca' dan nikmati karya-karya hebat dari para Inspirit! Let's spread more love for o...