"Jeon JunHee sudah mati."
Semuanya sirna, ia mati dari dunia yang membesarkannya hingga berusia lima belas tahun. Ia lenyap, dirinya menghilang. Jiwanya melalang buana.
"Paman Min, selamatkan aku.... "
---
"Mari kita berikan tepukan gemuruh untuk Soobin Xanderson sebagai siswa terbaik tahun ini di Los Angeles High School!"
Suara sahut-menyahut tepukan tangan itu bergemuruh untuknya. Senyum manis remaja lima belas tahun tersebut mengembang. Selalu menjadi yang terbaik di antara yang terbaik. Itu semua demi Kim Taehyung, ayahnya. Seseorang yang tak pernah habis memberikan banyak kasih sayang. Segala yang terbaik seolah menjadi miliknya. Bahkan meski pun ada sesuatu yang ia sesali tentang ibunya yang tak pernah ada disampingnya, setidaknya Kim Soobin senang jika Taehyung selalu tersenyum bangga padanya.
"Good job, boys! Let's party tonight!"
Dan pesta malam ini di penuhi makanan, game dan juga riuh tepukan teman-temannya. Taehyung sungguh loyal pada Soobin. Setidaknya ia sangat mencintai dan menyayangi anak yang ia rampas sepuluh tahun lalu. Ketika Soobin kehilangan seluruh ingatannya setelah kejadian berdarah waktu itu.
"Kau senang dengan pestamu?"
Suara musik yang mengelilingi mereka membuat Taehyung susah berbicara. Stereo meredam suaranya.
"Papa memang yang terbaik!"
"Baguslah kalau kau senang, anakku."
Taehyung menepuk-nepuk pundak Soobin, ikut merasakan kebahagian dari senyum yang mengembang lebar."Untuk semua kerja kerasamu untuk membahagiakan, Papa. Kau pantas mendapatkan yang terbaik."
"Ya, Papa juga harusnya mencari kebahagian."
Mata Taehyung menyipit lalu tergelak lantaran ucapan Soobin. Ia tahu betul apa yang puteranya bicarakan.
"Papa sudah bahagia memilikimu, Nak."
"Bukan, maksudku kekasih misalnya atau seorang istri."
Lelaki bermarga Kim tersebut lagi-lagi tergelak. Tak habis-habisnya merasa gemas pada puteranya.
"Papa... masih sangat mencintai ibumu."
Semuanya sudah sangat jelas.
Soobin tersentuh, ia tak bisa membayangkan betapa setianya Taehyung pada sang ibu.
"Ya, aku tahu, cintamu amat besar padanya, Papa. Aku mungkin tak bisa mengingat semua kenangan kita bersamanya tapi setidaknya karena rasa cintamu padaku, aku tidak kesepian. Terima kasih telah menjadi ayah yang terbaik untukku. Setelah ini aku berjanji untuk membantumu menghancurkan bajingan brengsek yang membunuh kesayangan kita. Aku berjanji."
Soobin memeluk sang ayah erat, seolah memberi janji dan harapan. Pun, Taehyung tersenyum begitu bahagia.
"Bagaimana pun, aku mencintaimu seperti anakku sendiri Soobin-ah meski kutahu kau darah daging si keparat itu."
"Tepati janjimu, puteraku."
---
"Kuharap kau tidak keberatan jika Yein tinggal di mansionku dahulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Husband ❌ Jungkook
FanfictionMenikahi Komandan Kepolisian Korea Selatan, Jeon Jungkook bukanlah hal mudah. Nam Eunhye terpaksa merasakan siksaan batin yang membuatnya hampir menyerah. Ketika pernikahan mereka kian berada di ujung tanduk, Kim Taehyung, mantan kekasihnya datang d...