a/n : Jeon JunHee = Yeonjun
Komentar kalian adalah penyemangatku. Lupe 💕"Brengsek, kau mau mati. Dasar sialan, aku tidak membesarkanmu untuk hal-hal konyol seperti ini, Jeon JunHee."
Tubuhnya terpelanting ke belakang. Dari hidungnya keluar cairan kental berwarna merah. Beberapa lebam di wajahnya menambah daftar betapa menyedihkan bocah itu.
"Kau ingin membunuhku? Lakukan! Lakukan sama seperti kau membunuh JungHye."
Satu pukulan lagi menghantam telak hidungnya. Bocah itu tumbang dan terkapar di lantai.
---
Jika Eunhye memiliki pilihan untuk lari, ia pasti akan lari. Namun kenyataan yang menjerat serta membelenggungnya seolah seperti parasit. Ia tak mampu melakukan apa pun. Jeon Jungkook memiliki seluruh kekuasaan di luar kendali yang ia miliki. Sungguh ia hanya seekor semut di antara luasnya samudra. Terombang-ambing tanpa kejelasan.
Derap langkah kakinya terdengar gusar di lantai rumah sakit. Hanya air mata di pipi yang seolah tak ingin kering, batinnya sudah merana, retakan demi retakan yang tersisa sungguh akan menjadi palung yang memisahkan ia dan Jungkook.
"Yeonjun, Anakku!"
Semua pandangan mengarah padanya. Ada Jungkook dan Jimin yang ada di sana.
Eunhye segera memeluk tubuh lemas tak berdaya itu. Menumpahkan segala-galanya.
"Sayang, apa yang terjadi padamu, Nak?"
"Eomma tidak akan sanggup melihatmu terluka seperti ini."
"Yeonjun-ah, bangunlah, eomma disini! Bangunlah anakku, bagaimana bisa kalian berdua meninggalkan eomma sendirian! Tolong lah, Nak. Yeonjun, satu-satunya yang eomma miliki saat ini."
Isakan itu terdengar sendu dan menyayat hati. Jimin bahkan harus memalingkan wajahnya agar tak terlihat ikut menangis. Mengingat bagaimana pedihnya, tak mengenal seorang ibu di dalam hidupnya.
Demi Tuhan ini menyakitkan.
"Dia hanya pingsan, tenanglah. Dia akan baik-baik saja."
Jungkook mengusap bahu Eunhye, berusaha menenangkan wanita yang melahirkan anaknya lima belas tahun lalu.
"Kau? Bagaimana bisa kau melakukan ini padanya, Jungkook? Aku tahu kau akan menikah lagi dan memiliki keluarga baru, tapi tolong, jangan sakiti dia. Dia anakku Jeon Jungkook! Darah dagingmu juga!" Eunhye menjerit, dihalaunya tangan Jungkook agar tidak bersentuhan dengannya.
"Bagaimana bisa kau bertindak tanpa memikirkan perasaanku?! Aku mengandungnya selama sembilan bulan sepuluh hari, bertaruh hidup dan mati dan kau menyiksanya dengan cara seperti ini? Ayah macam apa dirimu itu, Jungkook?"
Wanita itu terduduk di lantai yang dingin, ia tahu ini semua membunuh nuraninya atau Jungkook yang telah membuat hatinya mati rasa pada pria itu.
Satu helaan napas panjang, Jungkook tak ingin mengelak. Mungkin ini balasan untuk segala hal yang ia lakukan pada Eunhye.
"Aku tidak akan meminta maaf. Kasus ini kesalahanmu, Nam Eunhye. Kau eomma-nya, harusnya kau tahu bagaimana ia bergaul. Mungkin kali ini ia lolos dari barang haram tersebut, tapi tak akan ada yang tahu jika dia terus menerus berteman dengan orang-orang tak berguna yang akan menghancurkan reputasiku."
Eunhye berdecih, merasa jijik atas perkataan Jungkook yang lebih mengkhawatirkan reputasinya ketimbang darah dagingnya sendiri.
"Kenapa kau tidak relakan saja, aku dan anakku pergi dari hidupmu, Jungkook? Kenapa kau siksa aku seperti ini? Biarkan lah kami bahagia."
Air mata Jungkook jatuh di pipinya, tanpa satu patah kata, ia memalingkan wajahnya, segera beranjak dari sana.
"Apa artinya hidupku setelah semua pengorbanan yang kulakukan jika kalian meninggalkan aku?"
Entah sampai kapan simpul rumit ini berakhir, Jungkook bahkan tak tahu harus memusnahkannya atau mencari pilinan lain agar semuanya kembali seperti semula.
Kendati satu hal yang pasti Eunhye sepaket bersama kedua putranya adalah hal berharga yang ia miliki. Kehilangan Jeon JungHye mungkin memang kesalahannya dan semua hal menyakitkan yang ia lakukan adalah untuk kebaikan mereka bukan untuk kebahagiannya semata.
---
"Eomma tenanglah. Ini hanya luka kecil."
Yeonjun merengek, tak ingin sang ibu terlalu khawatir dengannya. Hatinya perih ketika melihat kerutan di wajah wanita yang paling ia cintai semakin tampak begitu menyedihkan. Bagaimana matanya yang sebab serta kantung mata yang hitam.
"Jangan lakukan hal ini lagi, Sayang. Eomma tak bisa melihatmu terluka."
Yeonjun menggeleng, tersenyum manis untuk ibunya.
"Aku tidak akan terluka sampai balas dendamku selesai."
Eunhye menatap anaknya sendu, ia benci terhadap semua keegoisan lelaki, semuanya tentang balas dendam.
"Jangan balas dendam, relakan lah semuanya. Kau akan tertikam belatimu sendiri, Nak."
Bocah itu menggeleng, tidak semudah itu.
"Eomma tidak pernah mengajarkanmu tentang balas dendam." Suara Eunhye parau, dadanya sesak. Ingin sekali ia menghentikan semua ini. Andai saja semuanya mudah seperti membalikkan telapak tangan, peperangan ini tidak akan terjadi.
"Aku akan baik-baik saja, Eomma. Percayalah." Ia menyakinkan, "Bagaimana bisa eomma bertahan dengan rasa sakit ini?"
"Eomma hanya bertahan untukmu, Yeonjun-ah. Tolong jangan sakiti dirimu sendiri." Air mata itu tumpah lagi, sungguh tak akan pernah ada ibu yang ingin buah hatinya terluka.
"Kalau semua ini untukku, bagaimana jika kita pergi saja dari hidupnya. Kita pergi mencari hidup baru, masa depan yang lebih baik. Aku tidak ingin melihat eomma menderita bersamanya."
Eunhye memeluk Yeonjun erat, andai saja semua semudah itu.
"Ayahmu itu orang hebat di Korea, Nak. Ini akan sulit untuk kita."
"Setidaknya kita harus mencoba, eomma. Aku bersumpah dengan hidup dan matiku bahwa pria kejam itu tidak akan menyakitimu lagi. Aku berjanji."
Tbc.
Ada yang sudah lelah dengan tiga episode di season 2?😂😂😂
Atau
Ada yang ga sabar lihat endingnya ajah? Wkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Husband ❌ Jungkook
أدب الهواةMenikahi Komandan Kepolisian Korea Selatan, Jeon Jungkook bukanlah hal mudah. Nam Eunhye terpaksa merasakan siksaan batin yang membuatnya hampir menyerah. Ketika pernikahan mereka kian berada di ujung tanduk, Kim Taehyung, mantan kekasihnya datang d...