Mempercayai setiap perkataan seseorang yang keluar dari mulut sosok tersebut bukanlah sesuatu yang mudah untukku. Bahkan terkadang satu diantara ribuan perkataan papa Jeon bukan termasuk sesuatu yang harus selalu aku percayai. Bagiku kepercayaan hanya ada ketika aku melihat dengan kedua mata telanjang. Pikiran itu melekat erat-erat di dalam ingatanku.
Duduk berdua saling berhadapan dengan sosok yang pernah berada di dalam hatiku. Aku merindukannya, itu yang pertama kali terbersit di dalam pikiranku. Otakku kosong, hanya ada wajahnya yang menguasai pikiranku saat ini.
"Kim Taehyung, apa kau baik-baik saja?" Aku membuka suara lebih dahulu. Tersenyum samar menatapnya dengan rasa iba yang ku telan habis-habisan. Aku tak ingin ia merasa hina karena perasaan iba tersebut.
"Cih..menurutmu, apa aku baik-baik saja?" Taehyung berdecih dengan gaya menghina. Ia tersenyum miring melihatku.
"Maafkan aku..." Menggantungkan ucapan, mendung di mataku ingin menguap. Aku bersungguh-sungguh tak ingin menangis karenanya.
"Tidak ada yang perlu kau sesali Nam, hanya hidup bahagia dan aku akan bahagia dengan caraku." Taehyung tersenyum, kali ini lebih tulus. Ia berkata lembut dan sungguh-sungguh. Tak tahan, tangisku pecah. Aku merasa telah menjahatinya.
Hiks-AHHH!
Aku menenggelamkan wajahku pada kedua telapak tangan. Aku malu terhadap diriku sendiri, entah mengapa. Tak terhitung berapa lama aku menangis lalu sebuah lengan kekar menarikku dari tempatku duduk saat ini.
Sosok itu menyeretku tanpa peduli teriakan ku mengema di telinga nya.
"STOP! Jeon Jungkook." Jeritan terakhirku membuatnya terhenti sejenak.
Sosok tersebut adalah Jeon Jungkook. Si tampan, suamiku yang masih menjabat sebagai kepala kepolisian Korea Selatan. Matanya berkilat menahan amarah yang hendak meledak-ledak.
"Kau benar-benar sungguh tak berperi kemanusiaan Jungkook-ah!" Aku meninggikan suara. Tak peduli dengan dengan kemarahannya yang berapi-api. Aku tak peduli. Jungkook telah membohongiku, mengatakan kepadaku Kim Taehyung telah mati dan saat aku menemukan bahwa Jungkook memenjarakannya...Semuanya pecah!
"Kau pembohong!" Hardikku.
"Apalagi yang kau sembunyikan padaku Jungkook-ah, apa lagi...Aku benar-benar tak habis pikir denganmu. Tega sekali kau membuatku merasa bersalah atas kematian orang lain sedang kau bersikap seperti tidak terjadi apapun. Bajingan tengik!"
"Tutup mulutmu Nam Eunhye. Aku tak mempunyai banyak waktu untuk mendengar celotehanmu mengenai mantan pacarmu yang sekarang mendekam di sel penjara. Urus saja anak-anak kita, kenapa kau harus peduli dengan orang lain?" Suara Jungkook mendesak. Ada sesak hati yang menyelimuti tapi berusaha ia tekan agar tak begitu tampak rendah di hadapanku sebagai sosok suami yang harusnya aku hormati.
"Hiks-bajingan!"
Bugh..
Bugh...
Aku memukuli dada bidang Jungkook dengan keras dan kasar. Ia sungguh melukaiku. Bagaimana bisa ia bersikap seperti itu.
Tanpa perlu banyak berkata-kata, Jungkook membawaku masuk ke dalam mobilnya. Mendorong ku masukku ke bangku penumpang. Mengukungku di bawahnya dengan tubuh kekar miliknya.
Sialan, ini bukan situasi yang baik untukku.
"Jung-"
"Eunhye, dengarkan aku!" Jungkook memotong pembicaraanku. Aku mendengarkannya dengan seksama.
"Kau masih mencintai Kim Taehyung?" Jungkook bertanya. Mataku membelalak karena terlalu terkejut. Apa maksudnya ucapannya? Apa saat ini ia sedang menuduhku berselingkuh di belakangnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Husband ❌ Jungkook
FanficMenikahi Komandan Kepolisian Korea Selatan, Jeon Jungkook bukanlah hal mudah. Nam Eunhye terpaksa merasakan siksaan batin yang membuatnya hampir menyerah. Ketika pernikahan mereka kian berada di ujung tanduk, Kim Taehyung, mantan kekasihnya datang d...