10. Ujian

248 13 0
                                    

Pagi ini seperti biasa liam akan menjemput keana dirumahnya. Tapi hari ini, liam tidak terlihat batang hidung nya.

"Duhh ka liam kemana sih" gerutu keana.

Liam calling..

Pagi cantikk

"Iyaa"

Ko cemberut si, kenapa?

"Loh kaka gatau sekarang jam berapa?"

Emang jam berapa?

"Jam setengah 7 ka"

What? Kaka kesiangan dong, astagfirullah yauda kamu berangkat duluan aja ya.

"Oke tiati ya ka jangan ngebut-ngebut nanti motor nya lecet"
end

"Yaelahhh bukannya orangnya yang dipeduliin malah motornya, untung sayang" gerutu liam dalam hati.

Dengan segera ia pergi ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandi kilat.

'Untung ganteng, jadi gosah dandan terlalu tjakep nanti orang ngiri' ucapnya sambil menyimpan sisir ke atas nakas. Lalu pergi dengan kuda besi hitam kesayangan nya.

Sedangkan keana...
5 menit yang lalu sudah sampai di sekolah dengan keadaan gelisah menanti liam yang tak kunjung datang juga.

"Duhh kemana si, ini orang bikin hawatir aja" bisik keana dalam hati

Tak lama sang empu-nya nama datang dengan rambut setengah basah dan acak2an, baju tanpa dasi.

"Ck seperti badboy saja, untung ganteng" gerutu keana sambil menghentakkan kaki.

Melihat itu, Liam menghampiri keana sambil bertanya, "kenapa si de pagi pagi udah badmood??, ga masuk ruangan hm?"

"Kaka tu dateng dateng udah kaya badboy kegantengan aja pake rambut acak-acakan.. sengaja bikin para fans kaka teriak teriak kaya ketemu kecoa?" Ketus keana sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Tjieee cemburu kan kamu, ayo ngaku sini hahahaa" canda nya sambil tertawa ngakak sambil berjalan mengejar keana.

Yang dikejar hanya mendengus kasar.

'Yakali ngejar nya jalan, dimana-mana ngejar itu lari'

~~~~~~~
Tepat pukul jam 8 pagi para pengawas masuk ke ruangan masing-masing. Beda dengan ruangan 25 yang masih ramai dengan obrolan receh, gosip, maupun debat pelajaran.

Tak lama kemudian sosok seorang guru killer yang menjadi pengawas hari ini datang.

"Woy woy bu tika dateng buruan duduk" teriak pelan mikail dari arah pintu.

Sontak anak-anak berlari menuju ketempat duduk masing-masing karna malas menjadi bahan bully-an. Karna sang guru killer masih jomblo di usia nya yang terbilang tua.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu, sebelumnya sudah baca do'a? Kalau sudah tolong bagikan kertas ujian dan lembar jawaban nya ya." Perintah bu tika dengan nada datar nya.

"Wa'alaikumsalamm, sudah bu" jawab para murid dengan serentak, arsya dan nata langsung membagikan kertas ujian beserta lembar jawaban nya ke setiap siswa di ruangan itu.

"Okee jika sudah selesai silahkan kerjakan dengan tenang" ucap bu tika sambil mengeluarkan handphone nya. Sesekali melirik anak-anak.

*pletak*

Segulung kertas yang mendarat di kepalaku. Sontak gua menoleh kearah si pelempar kertas tadi. Ternyata pelaku nya adalah sasa.

'Buka kertas nya buruan' ucapnya dengan bahasa isyarat.

'Oke' balas ku dengan mengacungkan jempol.

Bagi jawaban dong,

Begitulah isi kertas tersebut, langsung kubalas. Namun, ketika kertas tersebut akan dilemparkan tiba-tiba bu tika menoleh ke arah ku.

Terkejut? Pasti bagaimana tidak terkejut jika sang pengawas yang mereka cintai tiba-tiba muncul depan muka.

"Udah selesai neng?" Tanya nya kepada ku.

"Belum bu, masih ragu-ragu. Ibu mau lihat pekerjaan saya atau mau ikut mengerjakan nya?" Jawab ku dengan nada biasa yang langsung di senggol oleh kaka kelas yang duduk disamping ku.

"Ngga ah neng, sok ibu mah mau liat doang udah banyak atau belum, pengen cepet cepet keluar nih" ucap si ibu.

Semua murid di ruangan ku menatap aneh melihat dan mendengar ucapan bu tika tadi.

Dasar guru aneh nan jomblo.

(selesai revisi)
~~~~~~~~~~~~~
Terimakasih sudah membaca cerita saya, semoga kalian suka dengan cerita ini. Jangan lupa vote dan komen nya ya

Keyza_AR

Zona Nyaman (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang