"Buongiorno Mom" kataku mengucapkan selamat pagi saat melihat ibuku sedang menata sarapan. aku melihat meja makan masih sepi hanya ada ibuku. "Buongiorno tesoro" balas wanita pertama di hidupku tanpa menatapku.
Pagi ini cuaca tidak berubah, masih dingin. yaa... Roma belum menunjukkan perubahan dan seakan membuat penduduknya belum Move On dari musim salju padahal sudah memasuki akhir bulan februari.
"mom, kenapa sepi sekali? mana dad dan sissy?" tanya ku seraya duduk di kursi meja makan yang selalu menjadi tempat ku.
"Kau lupa? Dad pagi ini sudah berangkat ke Indonesia untuk mengurus perusahaan cabang disana. sedangkan sissy belum bangun hari ini ia cuti dari kantor." jelas mom.
mendengar penjelasan mom aku kembali teringat pembicaraan ku dengan Dad siang kemarin. "Dad, kalau yang bermasalah adalah cabang kita yang di London aku tidak akan berpikir panjang untuk segera berangkat." ucapku pada Dad. saat itu kami sedang di ruang kerja Dad di Royal Business Tower. "kenapa kau berat untuk ke cabang kita yang di indonesia, Son?" tanya Dad padaku. "bukankah disana banyak Marino yang bisa kau ajak keluar saat kau suntuk." ucap Dad lagi. "Son, Royal adalah kita. mau cabang manapun. dedikasi keluarga Marino terpancar di baik atau buruknya Royal. Son, Dad tau Indonesia bukan tempat yg cocok untuk mu dengan segala ke Timur annya tapi kau tahu Dad pernah besar disana dan itu tidak buruk Son." jelas Dad lagi berusaha meyakinkan. aku bukan membenci negara berkembang itu. tidak juga trauma karna masa lalu hanya saja aku merasa Negara di Asia Tenggara itu tidak cocok untukku, dengan kehidupan malam ku dengan gaya bergaul ku meskipun banyak anggota Marino disana. pembicaraan kami selesai dengan Dad yang terpaksa mengalah untuk menyelesaikan permasalahan Cabang Royal disana. mungkin aku hanya belum siap untuk meninggalkan aktivitas ke barat an ku dengan pindah ke negara Timur yang sarat akan budaya nya. Zach Efron Marino memang sangat mengerti aku-putra sulungnya-
"Oh my Ar, ayo makan sarapan mu." ucapan Mom menyadarkan dari lamunanku.Author POV
Ardika Zachary Marino, Pria tinggi 185 cm, berat 80 kg dengan hidung mancung, bermata biru dan rambut coklat terang itu kini duduk di kursi kebesarannya di Royal Bussiness Tower menghadap kaca yang membuat pandangannya luas ke luar gedung bertingkat 50 itu. berbeda dengan ruangan ayahnya ruang kerja -Ar/Tuan Ar-putra sulung dari Zach Marino itu memiliki fasilitas lengkap dengan kamar dan kamar mandi pribadi yang terhubung dengan konekting door ruang kerja itu. Ar adalah orang yang gila kerja, cukup sering tidur dengan wanita tanpa memiliki hubungan dengan wanita yang ia tiduri. Ar memilih semua staf yang bekerja di bawah garis komandonya langsung dan semuanya pria. Ar sangat tidak menyukai wanita bukan karna dia gay atau penyuka sesama jenis tapi baginya wanita adalah makhluk yang menomorsatukan perasaan dan itu tidak baik untuk lingkungan kerja dan logikanya setidaknya tidak untuk berada di dekatnya. sehingga seluruh staf yang berkomunikasi langsung dengannya adalah pria. tak heran sampai usianya yang kini menginjak 35 Tahun Ar belum juga menikah. baginya kalau menikah hanya untuk bisa puas di ranjang ia sudah mendapatkannya tanpa harus menikah dan merasakan ke baper an seorang wanita. layaknya pria bule lain dengan gaya hidup dan aktivitas sex, Ar juga pria yang seperti itu bedanya ar hanya ke club malam sebulan 2 kali untuk minum dengan teman temannya. pria itu juga hanya melakukan sex dengan wanita yang sudah terdeteksi bersih tanpa penyakit dan ia selalu memakai protection. baginya mencari wanita yang bersih dari penyakit itu mudah karna ada Rayan, orang kepercayaannya dan juga sahabatnya yang tau wanita wanita yang aman untuk di nikmati oleh Ar.
"Rayan, ke ruanganku sekarang." panggil Ar menggunakan interkom. 5 menit kemudian pintu ruang kerja CEO Royal itu di ketuk dan di buka oleh seorang pria tinggi berbadan tegap yang lebih berisi dari badan CEO Royal itu. "what's up bro?" ucap pria yang baru saja memasuki ruangan itu. rayan memerhatikan bos sekaligus sahabatnya, ia mengerti betul bahwa sedang ada yang difikirkan oleh atasannya itu. pasalnya, pandangannya jauh keluar gedung. "tidak usah memikirkan kepergian ayahmu ke indonesia Ar. aku yakin dia takkan mungkin marah pada mu." ucap rayan. "yaa.. kau benar tidak ada juga yang menarik yang bisa membawaku ke sana." jawab Ar sambil berbalik dan melihat sahabatnya itu. "tapi kau tahu, aku akan sangat bersyukur kalau aku di pindah tugaskan ke sana" ucap Rayan mantap. matanya berbinar seperti membayangkan keindahan disana."baiklah akan aku rekomendasikan kau untuk menjadi kepala cabang disana. Dad pasti senang mendengarnya." ucap Ar dengan alis terpaut.
'apa yang bagus di Indonesia sampai sampai Rayan pun ingin kesana' batin pria bermata abu-abu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Since I found you
RomanceHai ini cerita pertama ku jangan lupa follow yaa. aku tidak pernah mempunyai teman wanita. teman yang benar benar teman. sahabat. bukan teman dengan niat pendekatan. sampai aku bertemu dengannya. wanita indonesia. biasa saja. tapi satu satunya yan...