"Seberkas bayangan hitam akan tetap menjadi bayangan jika cahaya semakin berpendar"
Kisah si bayangan hitam yang berusaha untuk tetap berdamai dengan cahaya yang pada hakikatnya membuat dirinya semakin kelam
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maaf adekk lama nongol Kkk~~
Silhouette ------------------------
Mendekam dalam penjara perasaan yang mengekang hati begitu erat. Terdiam dalam lautan keheningan dan tenggelam tanpa arah. Larut begitu pekat di kegelapan tak bercahaya. Tergores luka di permukaan hati yang makin lama kian meradang. Dalam keterdiamannya, tersimpan jutaan kesakitan.
Semerbak aroma mawar masih menjadi pagi terindah dalam hidupnya. Kelopak berembun nan dingin menjadi penghias di tengah dingin mencekik. Aroma mawar yang tengah mekar di taman, satu-satunya teman dalam keheningan.
Adanya sebentuk perasaan yang tak terungkap. Terselip damai di senyum yang tersemat. Terlantun indah bisikan samar dalam benak. Tentang sesuatu yang tidak seharusnya menjadi berantakan. Akan kehadirannya yang mungkin tak diinginkan.
“Sayang, kamu sedang apa di sini? Mama cari dari tadi,”
Kepalanya menoleh halus mencari sumber suara yang mendadak membuyarkan semua lamunan. Ia tersenyum manis menyambut kedatangan sosok berparas cantik menawan. Wanita paruh baya yang ia ketahui adalah ibu yang melahirkannya kedunia. Ibu yang tak pernah merawatnya.
“Bosan Ma di kamar terus,”
“Hyung mu punya banyak koleksi game di kamarnya, Mama pikir kau tidak akan kebosanan,”
“Kookie tidak hobi main game, karena sejak kecil Eomma tidak pernah memberikan itu,” Jawaban Jungkook, mengingatkannya kembali pada kehidupan di masa silam bersama Jeon Myunghee yang tidak semewah Taehyung bersama dengan Kim.
Nana menjulurkan lengan, meraih leher Jungkook untuk ia dekap. Jungkook yang duduk nyaman di bangku pinggir taman, memiringkan tubuhnya karena ditarik oleh Nana. Sebelah wajahnya tertempel nyaman di permukaan perut rata sang Mama. Lalu ia merasakan kepalanya di usap penuh kasih sayang.
“Kamu beda sekali dengan Taehyung ya, dia itu mana betah duduk memandangi mawar kesayangan Mama, dulu ketika ada waktu libur dia akan menghabiskan pagi, siang dan malamnya di kamar, menghabiskan koleksi gamenya tanpa mau di ganggu, terkadang Mama gatal sendiri dengan Kakak mu yang tidak pernah mau di manja,” Ungkap Nana, masih dengan posisi yang sama.
“Karena Kookie dan Tae-hyung besar di lingkungan yang berbeda Ma, sejak kecil Kookie sudah akrab dengan rumput, tanah dan lumpur,”
“Ya Tuhan, sebenarnya kehidupan seperti apa yang kamu jalani bersama Myunghee, sih?” Nana berjengit penasaran, ia menangkup wajah Jungkook dan ia dongakkan hingga si manis menatap wajahnya.
“Tidak terlalu menyedihkan karena Kookie suka, membantu Eomma merawat kebun tanaman obatnya, menemukan cacing-cacing yang menggeliat di tanah gembur, memainkan ulat tanpa bulu nakal yang suka menghabiskan daun tanaman Eomma, lalu mandi di sungai dekat rumah bersama teman-teman sambil mencari ikan Cupang, Mama masa kecil Kookie itu membahagiakan loh,” Si gigi kelinci bercerita dengan mata berbinar. Bisa Nana lihat di raut wajahnya yang tersenyum, kerinduan mendalam kepada sosok ibu yang merawatnya sejak kecil, Jeon Myunghee.