"Seberkas bayangan hitam akan tetap menjadi bayangan jika cahaya semakin berpendar"
Kisah si bayangan hitam yang berusaha untuk tetap berdamai dengan cahaya yang pada hakikatnya membuat dirinya semakin kelam
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hepibesdey Hyung Jungoo sayang sama hyung Mwaaahhh!!! Yang panjang2 ini namanya apa ya hyung??
Silhouette ----------------
Jika boleh memilih, seorang anak itu akan bahagia tinggal dengan keluarga yang sederhana tapi sempurna. Lengkap dengan semua anggota keluarga. Tanpa instrik dan tanpa sebuah ambisi mematikan. Hanya ada segumpal rasa saling melindungi, menjaga dan membahagiakan satu sama lain. Jika saja seseorang itu bisa memilih.
Sepertihalnya Jungkook yang tumbuh besar dalam kesederhanaan di tangan emas Jeon Myunghee. Menyulapnya begitu anggun dan menjadi calon pria dewasa yang dikagumi. Kepribadian yang luhur dan hati penih dengan kelembutan serta tumpukan serat simpati. Jungkook terlalu sempurna untuk diingkari.
“Hyung, kita jangan pulang dulu ya, aku masih ingin disini, berkumpul dengan banyak orang, itu membuatku nyaman,”
Si gigi kelinci setengah merengek pada sang kakak yang sedang duduk manis dihadapannya. Mereka masih ada di dalam café dengan arsitektur eksentrik dua lantai milik Kim Seokjin. Si tampan hanya mengangguk ringan, setengah setuju setengah tidak. Ia ingin Jungkook banyak istirahat, Jungkook masih dalam masa pemulihan.
Cedera kepala ringan memang tidak seberbahaya gegar otak. Tetap saja itu kepala yang terluka, bagian terpenting dalam tubuh manusia. Sedang pelaku utama yang membuat adiknya cedera ada di bangunan yang sama dengan mereka, berjalan kesana kemari dengan santainya, bukankah itu ancaman. Lupakan! Taehyung berlebihan.
Nyatanya Park Jimin sangat ingin mendekati Jungkook untuk mengutarakan isis hatinya. Tapi masih belum ada cukup keberanian untuk meminta ijin kepada Taehyung. Karena hal buruk di masa lalu mereka yang belum terurai.
Dia mengintip dari balik pintu ruangan, antara maju atau mundur untuk masuk ke dalam. Hatinya sedikit bimbang melihat Taehyung sama sekali tak memandangnya semenjak pertama kali datang. Jungkook masih bisa tersenyum dengan nyaman. Baru Jimin ketahui, si gigi kelinci itu berhati baik. Kenapa jadi sangat berbeda jauh dengan kakaknya? Jimin heran.
“Kau harus berbaring kalau begitu, jangan banyak duduk di kursi roda, akan ada banyak orang memperebutkan mu dan mendorong mu kemana-mana, Hyung tidak suka,” Ucap Taehyung begitu protektif mengundang Jungkook tertawa lebih kencang dari pada hanya sekedar mengulas senyuman.
Jungkook terlalu geli dengan sikap Taehyung akhir-akhir ini. Sedikit sensitif dan jujur Jungkook menyukainya. Menyukai keprotektifan sang kakak.
Taehyung menyusupkan lengannya di bawah lipatan lutut sang adik juga punggung. Berat Jungkook tak seberapa untuk ukuran lengan Taehyung. Semenjak di rumah sakit, tidak, sebelum di rumah sakit juga, acara angkat mengangkat Jungkook menjadi bagian terfavorit Taehyung.