6. Berangkat sekolah bareng

86 4 0
                                    

sumpah Rara ingin mengutuk dirinya untuk tidak lahir kedunia ini. Bagaimana tidak, ia akan menjalani hari-hari bersama Bobby cowok yang tidak pernah banyak bicara itu. Bagaikan mimpi buruk baginya..

Hari ini Bobby sudah pergi lebih pagi untuk pergi kerumah Rara, lantaran Bundanya yang menyuruhnya untuk pergi kesekolah bersama. Sungguh ia pasti akan di introgasi oleh kedua sahabatnya itu.

"Ra, Bobby udah nunggu kamu tuh diluar"

"Mau ngapain ma" Teriaknya dari dalam kamar. Rara segera keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan Bobby, benar saja pria itu tengah duduk di kursi depan.

"Mau ngapain lo?" Ketus Rara.

"Jemput" jawabnya yang tengah fokus memainkan ponsel miliknya.

"Gue ga minta lo buat jemput gue Bobby."

"Eh udah udah kalian cepet berangkat, nanti kesiangan loh" ujar Gita.

"Pamit dulu tante" pamit Bobby lalu mencium punggung tangan calon mertuanya itu, diikuti dengan Rara yang memasang muka malas.

Bobby yang sedari tadi sudah menaiki motornya ditambah dgn memakai helm full face nya, Rara yang masih mematung diambang pintu. "Lama" ketus Bobby.

"Siapa suruh lo jemput gue" jawaban ketus Rara. Mungkin Bobby harus ekstra sabar menghadapi gadis satu ini.

"Bunda yg suruh"

Dengan terpaksa Rara menaiki motor Bobby, "pegangan" titah Bobby kepadanya.

"Mls!"

Bobby melajukan motornya dengan cepat, sehingga Rara memeluknya erat. " Lo kalo bawa motor bisa pelan-pelan ngga si. Gue bilangin bunda lo biar tau rasa" omelan disepanjang jalan tak henti-hentinya kepada Bobby.

Namun Bobby sama sekali tidak menggubris perkataan gadis yang ada dibelakangnya itu.

SMA Dirmaga, ya kali ini mereka berdua sudah sampai disekolah. Tangan gadis ini masih melingkar dipinggang Bobby, bahkan mereka berdua menjadi sorotan siswa siswi yang berada disana.

Eh gila kok bisa si

Bobby sama Rara OMG

Hah gamungkin

Begitu kira kira ocehan siswi yang tidak menyangka akan kejadian yang baru saja lewat.

Rara segera turun dari motor, "bye!" Ujarnya sambil berlari meninggalkan Bobby yang masih diparkiran.

Bobby hanya menggeleng melihat kelakuan gadis itu. "WOII" teriakan sahabatnya itu membuatnya membulatkan mata.

"Bentar-bentar ko lo bisa si sama..." ucap Reno.

"bacot!" Ketus Bobby lalu melongos pergi dari hadapan sahabatnya itu.

Rara sudah sampai kekelasnya dengan memasang muka kesal. Lantaran ia harus pergi kesekolah bersama Bobby.

"Kenapa si lo Ra pagi pagi juga" tanya Letta sahabatnya itu.

"Ga!" Ketusnya lalu pergi meninggalkan kelas, beranjak ingin pergi kekantin.

Rasanya ingin mengacak-ngacak muka Bobby yang so gantengan itu. Mood nya hari ini benar-benar hancur.

Di kantin ia hanya memesan minuman saja. Ketika ia hendak mengeluarkan ponselnya seseorang kini tengah duduk didepannya.

"Kenapa ga masuk kelas hm?" Ucap Bobby yang baru saja datang.

"Bukan urusan lo" ketus Rara.

Bobby ini entah harus memperlakukan Rara lembut atau malah sebaliknya.

"Ck, ayo gue anter lo ke kelas" ucapnya lalu menarik tangan Rara begitu saja.

"Lepasin gak!" Rara berusaha melepaskan genggamannya itu, namun Bobby semakin mengeratkannya.

Hanya cerocos yang keluar dari mulut gadis itu, ya benar sekali Bobby sama sekali tidak mendengarkan nya.

Bobby ini mengantarkan Rara kedepan kelasnya, berharap gadis yang akan menjadi pendampingnya itu tidak terus menjadi gadis yang nakal.

"Dah sana masuk" ucapnya sambil mengelus pucuk rambut Rara.

Najis najis najis - batinRara

INDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang