0.4

2.4K 53 3
                                    

Happy reading🍒

Esoknya, Iqbal memasuki kantor tidak seperti biasanya, wajahnya tampak seperti muka bantal, namun tetap saja ia terlihat tampan dan berwibawa.

"Selamat pagi pak" sapa Anna ketika Iqbal melewati meja Anna

"Pagi" sahut Iqbal singkat dan langsung memasuki ruangannya, Anna menyertikan keningnya aneh, tidak biasa bosnya seperti ini.

Clek.

"Ada apa Anna" tanya Iqbal tanpa menatap Anna yang tengah berjalan menuju mejanya, Anna berdiri tepat disamping meja Iqbal membuat Iqbal mengangkat pandangannya menatap Anna.

"Saya mempunyai jadwal meeting?" tanya Iqbal namun Anna menggelengkan kepalanya

"Lalu? Mau apa kau keruangan saya?"

"Boleh saya menanyakan sesuatu?". Iqbal melepas kaca matanya dan mempersilahkan Anna untuk duduk dikursi sebrang mejanya.

"Mulailah"

"Sebelumnya maaf jika saya terlalu lancang menyampaikan hal ini, tetapi jika bapak berkenan bapak bisa cerita kepada saya" tutur Anna hati-hati membuat Iqbal terdiam beberapa detik untuk mencerna ucapan Anna.

"Saya tidak mengerti"

"Saya perhatikan bapak sepertinya sedang ada masalah yang cukup berat, dan terlihat diwajah bapak kalau semalaman sepertinya bapak tidak tidur, jik--"

"Cukup Anna, saya mengerti maksud kamu. Tapi maaf, ini tidak bisa diceritakan kepada sembarang orang karena ini menyangkut rahasia rumah tangga" potong Iqbal membuat Anna terdiam, Anna menghela nafas panjang untuk menguatkan dirinya.

"Kalau begitu, biarkan aku menjadi orang terpilih yang bisa mendengarkan curhatan bapak". Kali ini Iqbal yang terdiam menatap Anna, Iqbal sendiri bingung mengapa Anna sangat ingin menjadi teman curhatnya sedangkan dia hanya sekertaris dan--

"Tapi maaf Anna saya tidak bisa, biarkan saya memikirkan jalannya sendiri dan terimakasih kau sudah memperhatikan saya" ucap Iqbal membuat Anna menatapnya tepat dimata Iqbal, Anna melihat ada kekhawatiran yang Iqbal pancarkan dari matanya, entah itu hal apa Anna tidak paham.

"Baiklah kalau bapak tidak mau bercerita, mungkin lain waktu. Saya permisi" pamit Anna kemudian ia bangun dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan Iqbal, Iqbal menatap punggung Anna yang sudah tak terlihat dari ruangannya, ia bingung dengan sikap Anna yang seperti itu, namun jauh dari logika Iqbal sepertinya Iqbal membutuhkan teman sharing.

Setelah keluar dari ruangan Iqbal Anna kembali duduk dimejanya, ia merutuki dirinya sendiri ketika menyadari kalau tindakannya tadi terlihat murahan.

"Sial, bisa-bisanya aku melakukan hal itu. Come'on Anna, kendalikan dirimu" gumam Anna seraya menarik nafas dalam-dalam.

🍃🍃

Seperti janji Margaret kemarin, siang ini ia membawa Milka ke rumah sakit spesialis kandungan. Margaret mengenalkan Milka dengan Rose temannya.

"Siang, Margaret"

"Siang, Rose"

"Bagaimana kabarmu, sudah lama aku tidak mendengarnya setelah pernikahan Iqbal dulu"

"Ya seperti yang kau lihat, aku sangat baik, dan hari ini aku membawa menantuku, Milka"

"Siang tante"

"Siang, wah rupanya kau akan menjadi oma, betul?"

"Ah kau bisa saja, kalau begitu aku Aminkan"

[4]. RoomMateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang