12 || attentions

247 6 0
                                    


Happy Reading!!



               Jam menujukkan pukul duabelas siang, Anna membereskan sedikit berkas yang berserak diatas mejanya sebelum ia berjalan masuk keruangan Iqbal.


TOK TOK

CLEK.

  "Sudah waktunya makan siang, anda akan makan siang dimana?" Tanya Anna berdiri cukup jauh dari meja Iqbal, seperti biasa. Iqbal mengangkat pandangannya dari laptop menatap Anna yang  sedang berdiri tegak.


Iqbal melepaskan kacamata minusnya sebelum ia bangun dari duduknya dan berjalan berdiri tepat dihadapan Anna."Kau sendiri, akan makan siang dimana?" Iqbal berbalik nanya pada Anna dengan nada seperti yang sedang menggoda Anna. Melihat tingkah Iqbal yang sedang menggodanya Anna hanya bisa menahan dirinya agar tetap profesional

    "Jika tidak keberatan saya akan mengikuti pilihan anda" sahut Anna dengan tersenyum manis tentu Iqbal tau maksud senyuman itu.

    "Kalau begitu booking restoran yang ada private roomnya" ucap Iqbal berhasil membuat mata Anna membulat setelahnya.

    "T-tapi kita tidak mempunyai jadwal makan siang dengan client"

    "Memang, lalu?". Ah Iqbal selalu saja bertindak semaunya tanpa memberi tahu alasannya pada orang lain. Jika Anna sedang tidak menjaga keprofesionalannya dan jika Iqbal bukan orang yang ia sayang mungkin ia tidak akan mau berkerja dengan Iqbal.


Anna tidak menjawab lagi ucapan Iqbal itu artinya bagi Iqbal Anna setuju."Cepat reservasi atau jam makan siangmu akan habis" final Iqbal, ia memutar tubuhnya dan berjalan menuju mejanya untuk mengerjakan pekerjaan yang hampir selesai. Tanpa berlama lagi Anna langsung keluar dari ruangan Iqbal dan meraih telfon kantor yang ada di mejanya untuk menelfon salah satu restoran yang biasa Iqbal kunjungi untuk melakukan Reservasi, tentu sesuai dengan pinta Iqbal, Private room.


***


Sudah kali kedua pramusaji itu menghantarkan beberapa tumpuk piring kedalam sebuah ruangan yang tidak begitu luas yang hanya bisa diisi oleh dua orang saja.

    "Pesanannya sudah semua ya pak, ada tambahan?"

    "Sudah tidak ada, terimakasih"

    "Baik, jika butuh tambah tinggal tekan bell disamping ya pak"

    "Baik, terimakasih"

    "Dengan senang hati." Pramusaji itu keluar dan menutup kembali pintu ruangan tersebut, meninggalkan Iqbal dan Anna juga dengan makanan yang hampir memenuhi  meja itu.


    "Kau gila, Iqbal?"

    "Why me, Anna?"

    "Kau pikir kita makan satu kampung hah?!" Anna menatap semua makanan yang tersaji dihadapannya, sungguh ini sangat banyak untuk dua orang dengan perut mereka yang tidak bisa menampung banyak makanan.

    "Ini untuk kita saja Ann, tidak ada yang lain"

    "Lalu bagaimana cara menghabiskan semuanya, aku tidak serakus itu!" omel Anna, Iqbal menatap Anna sambil terus tertwa kecil melihat sikapnya. Mengapa wanita sangat mudah marah dan mengomel hanya karena masalah sepele?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[4]. RoomMateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang