7

1.2K 115 3
                                    

Bisik-bisik mulai terdengar di telinga sakura. Dia mendengar semua orang membicarakan mengenai gedung asrama, tepatnya di bagian dapur setengahnya hancur lebur di karenakan terjadi gempa. Yang anehnya, gempa itu sama sekali tidak di rasakan para murid.

Dan lagi, mereka sama sekali tak mengingat apapun dan semua murid merasa bahwa mereka tidur selama satu hari full.
.

Sakura menatap orang-orang yang lewat, lalu menatap hinata dan ino yang berada di sampingnya.

"Ada apa?? Ada yang mengganggu pikiranmu sakura??" tanya ino agak khawatir. Pasalnya semenjak bangun dari tidur sakura sama sekali tak bicara padanya ataupun pada hinata membuat keduanya merasa khawatir tentang sakura.
Tak lama langkah sakura berhenti ketika menatap sosok pria yang berhasil memenuhi otaknya akhir-akhir ini. Dialah uchiha sasuke. Senpainya yang ramah dan baik.

Tapi, sekarang dia merasa tadi malam, entah itu mimpi atau kenyataan,, yang jelas dia bertemu dengan senpainya itu dan dalam mimpinya, mata senpainya berwarna merah dengan titik hitam yang berputar. Dan wajahnya amat sangat datar.

Pemikirannya tentang senpainya itu membuat rona merah memenuhi wajahnya ketika mengingat dalam mimpinya senpai tampannya itu telah mengambil ciuman pertamanya. Sontak membuat sebelah tangan sakura memegang bibirnya.

"Sakura??" panggil ino dan hinata menatapnya khawatir.

Sakura menatap mereka sejenak lalu menatap ke arah tkp, tepatnya di gedung yang rusak. Dia menemukan beberapa orang disana termasuk sasuke senpainya.

"Kalian duluanlah.. Aku akan menemui seseorang!!!" teriaknya lalu berlari meninggalkan kedua sahabatnya yang menatapnya heran.
.

"Hm?" sai menatap aneh sakura.

"Ada urusan apa kau datang disini haruno-san??" dia menatap sakura dengan wajah datarnya. Hingga membuat sakura agak takut. Atensi sakura beralih pada sasuke yang nampak memanggil naruto.

Sakura membungkukkan badannya pada sai, lalu berlari mendekati sasuke tanpa menjawab pertanyaan sai tadi.

Sai hanya menatap kepergian sakura ke sasuke. Dia lalu berjalan mendekati suigetsu.
"Ada apa dengan gadis itu?" tanyanya tersenyum miring melihat sakura menunduk hormat pada sasuke. Dia melihat sasuke tersenyum ramah.

"Entahlah.." ucap sai bergabung dengan suigetsu yang berdiri di pohon dekat gedung runtuh itu.

"Sudah berapa monster yang kita segel?" tanya sui kini berjongkok di samping sai. Sai menatapnya lalu membuka gulungan kecil di saku almamaternya.

"Untuk saat ini ada 8 monster dan di tambah dengan noe monster yang paling susah di tangkap di antara 8 monster yang ku jelaskan.. Semuanya jadi 9 monster.." sai mengalihkan pandangannya menatap kearah sakura yang tampak gugup berbicara dengan sasuke yang nampak biasa-biasa saja padanya.

"Hmm.. Dia bukan tipe sasuke kau tahu.." kini suigetsu berucap penuh remeh. "Manusia seperti mereka mana mau dengan mahluk abnormal seperti kita" lanjutnya menatap sai yang kini mengalihkan pandangannya pada seoarang gadis berambut pirang panjang dan indigo yang sedang menatap sakura dari kejauhan. Tatapan yang terfokus pada gadis pirang itu tepatnya, dan sai menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Seandainya kita manusia normal,, apa yang akan terjadi?" kini dia menatap suigetsu dan memasang senyum palsunya membuat suigetsu berdiri dari jongkoknya dan mendecih. Lalu dia memilih pergi meninggalkan sai yang masih memasang senyum palsunya. Tak lama setelah itu dia menatap ino, lagi...
.

"Kau hanya bermimpi haruno-san..." jelas sasuke sekali lagi. Sakura mundur selangkah saat sasuke melewatinya dan berjalan ke arah shikamaru.

"Jangan biarkan seorangpun masuk ke tkp.. Bangunan ini harus segera di bangun baru" jelasnya menatap bangunan itu.

One Person Two Personality✔✔ Dalam Bentuk PdfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang