13

1.7K 115 20
                                    

Lukisan. Lukisan kadang membuat suasana hati seseorang yang melihatnya akan membaik. Para pelukis akan mencari objek terbaik untuk di lukisnya. Perasaan yang dirasakan pada pelukis akan dia tuangkan ke dalam lukisannya sehingga pada akhirnya lukisan itu berakhir dengan keindahan yang hakiki.
.

Setelah PSL selesai, kini para murid baru mendapatkan arahan dari para sensei selama 3 hari. Setelahnya, mereka akan mendapatkan pengumuman mengenai kelas yang akan di tempati mereka.

"Apa yang membuat senpai menyuruhku jauh-jauh datang kemari??" ino menatap sai dengan kesal. Sedangkan si pelaku yang menyuruhnya datang ke ruang seni lantai 3 yang jauh dari kelasnya hanya fokus pada lukisannya tanpa berminat menatap ino.

Ino mengepalkan tangannya kuat. "Sudah sepantasnya aku memberikan surat hitam untuknya!!" inernya berteriak kesal.

Rasanya dia ingin mencincang sai sekarang juga.

Sai mengalihkan pandangannya sejenak. Ino agak kaget mendapati tatapan sai yang terlihat agak sedih.

"Menurutmu,, apa dia cantik??" dia kini menatap hasil lukisannya. Ino ikut menatapnya. Sejenak dia terpesona dengan lukisan sai, yang walaupun hanya seorang gadis kecil yang membelakanginya.

Ino mengangguk ragu. "Mungkin??" jawabnya terdengar ragu. Sai tersenyum tipis mendengar jawabannya.

"Hmm.. Kau boleh pergi" ucap sai menyuruh ino pergi. Ino seketika sweet drop.

"Apaa!!! Dia menyuruhku kesini cuman melihat lukisan jeleknya ini!!!? Dasar gila!!" inernya makin kesal.

Ino mendengus kesal. Kedua tangannya dia kepal kuat, dan kedua kakinya dia hentakkan kuat ke tanah. Dia lalu berbalik meninggalkan sai di ruang seni itu dan menutup pintu ruang seni itu hingga berbunyi kuat. Sementara sai setelah kepergian ino dia menatap pintu yang sudah ino tutup dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Akankah semua ini berpengaruh??" dia lalu memandang lukisannya itu agak lama lalu menyentuhnya pelan.

"Aku merindukanmu..." gumamnya pelan.
.

"Baiklah.. Materi PSL kita cukup sampai sini.. Sekarang waktunya istirahat.." ucap guru yang bernama asuma yang sejak pertama sudah mengenalkan namanya pada seluruh murid baru. Mereka di bagi menjadi dua kelompok, perempuan dan laki-laki.

"Jadi,, Shimura senpai menyuruhmu melihat lukisannya begitu!!?" kini suara karin begitu menggema di kantin membuat perhatian murid lain beralih pada mereka.

"Heyy!! Diamlah.. Rasanya aku muak dengan kelakuan senpai muka tembok itu!!!" geramnya membuat sakura dan hinata yang melihatnya hanya terkekeh pelan.

"Sudahlah ino.. Mungkin Shimura senpai sedang balas dendam padamu..." seru sakura memasukkan makanannya ke dalam mulutnya. Hinata mengangguk antusias sementara karin mendengus kuat.

"Kau harus menyusun strategi agar dia tak memperlakukanmu seperti babu inoo!!!" seru karib berapi-api. "Semua senpai disini memang sangat aneehh!!" kini dia memakan makanannya dengan cepat.

"Rencana apa??" hampir saja karin tersedak saat melihat kemunculan konohamaru senpai ceria mereka muncul di tengah-tengah mereka.

Ino, sakura dan hinata tertawa kaku. Malu juga kalau mereka ketahuan sedang membahas senpai-senpai mereka.

"Aahh.. Tidak senpai.." kini hinata mulai bicara. Sementara sakura memberikan segelas air untuk karin, dan tentu saja langsung di minum karin dengan rakusnya.

"Senpai!!" dia menggebrak meja yang lagi-lagi membuat mereka jadi pusat perhatian. Konohamaru agak tersentak kaget.

"Apa senpai mau membuatku cepat mati haaahh??!" serunya kesal.

One Person Two Personality✔✔ Dalam Bentuk PdfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang