three ; a bit about him

453 35 0
                                    

for a better look,
change your background color to black.

loading. . .
a f t e r h o u r s

a f t e r h o u r s

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PLAY .

lelaki itu mengerjapkan mata kala mendengar suara getaran dari ponselnya yang terletak diatas nakas. tangannya berusaha meraih benda yang mengganggu tidur nyenyaknya itu. kala menggenggam ponsel, ia menerima panggilan yang masuk tanpa memperhatikan siapa yang akan berbicara diujung sana. meletakkan benda itu di salah satu telinganya, lelaki itu menyapa dengan keadaan masih setengah sadar. perlahan, ia memijat pelipisnya. kepalanya terasa sakit—berdenyut-denyut.

"halo?"

"lee taeyong, kamu bodoh?"

itu ayahnya. mendengar suara itu, sang adam hanya bisa menghela nafas dengan berat. panggilan dari sang ayah biasanya merupakan pertanda akan terjadinya suatu masalah, tetapi masalah utama untuk saat ini: apa kesalahan yang ia perbuat, semalam? taeyong benar-benar tak ingat apa-apa.

"apa?"

"zhao group baru saja
membatalkan perjanjian
dengan ayah. rachel dan
kamu, ada masalah—lagi?"

sang adam bersurai merah itu memejamkan matanya saat mendengar nama 'rachel' disebut. bagaimana tidak, taeyong muak mengetahui fakta bahwa ia hanyalah seorang 'boneka pelancar' segala urusan perusahaan ayahnya dengan perusahaan milik keluarga gadis sialan itu.

"we're good?" ujarnya ragu. "well, aku tak ingat menemuinya akhir-akhir ini."

"lalu apa? keluarga zhao
membatalkannya begitu
saja tanpa sebab?"

"ya, mana aku tahu? yang aku ingat, semalam aku main bareng temen-temen," desis lelaki itu lalu menutup sambungan telepon secara sepihak. sebut dirinya kurang ajar karena memperlakukan orang tuanya seperti ini tetapi, yah, hubungan taeyong dengan ayahnya memang sudah begini sejak dahulu. tak pernah akur. jalan pikir mereka berdua selalu saja berbeda.

baru saja hendak beranjak dari kasur, ponselnya kembali berdering. melirik nama penelepon yang muncul, taeyong dengan sigap mengangkat panggilan tersebut.

"hyung—"

"ya—mark lee, kau baik-baik saja, 'kan?"

"i lost everything,"


kepulan asap berwarna putih itu bergerak—terbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




kepulan asap berwarna putih itu bergerak—terbang. ia lalu menghilang dengan cepat—menyatu bersama dengan angin—tatkala taeyong menghembuskan nafasnya.

"ck, ck, ck. look," taeyong menggeleng-gelengkan kepalanya, memandangi mark dari ujung kepala hingga ujung kaki. "nggak tobat, ya?

kemarin taruhan motor—masih mending. kali ini apartemen? yang bener aja, dude?"

"my hobby—mau diapakan lagi," lawan bicaranya mengangkat kedua bahu sekilas, sebuah cengiran menghiasi wajahnya.

mark lee—lelaki blasteran amerika-korea ini—hobi sekali dengan arena balapan. malamnya tak akan tenang tanpa terjun langsung ke dalam arena atau tanpa menonton pertandingan rekan-rekannya.

suara decitan ban yang menggesek aspal, mesin-mesin yang berteriak—berlomba untuk menjadi yang pertama, seruan-seruan para penonton. ia suka segalanya. tak jarang lelaki itu mendapat penghasilan dari hobinya itu. berlembar-lembar uang, motor, atau bahkan mobil. tetapi, tak jarang pula ia kehilangan benda-benda miliknya hanya karena taruhan.

"aku tinggal dirumahmu, ya. as soon as ayahku selesai mengurus segalanya dan memberikan kunci apartemen, i'll go."

taeyong mengangguk pelan. "tinggallah sampai rapat itu diselenggarakan. kurasa kita akan banyak bergerak kali ini."

mark menghela nafas berat sembari mematikan rokoknya diatas asbak. "yeah, kuharap yuta hyung tidak salah langkah lagi kali ini."

PAUSE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


PAUSE .

another part is up! ‪♡‬
maaf ini akhir-akhir ini updatenya lama banget,,,,, uprak is killing me :-(

afterhoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang