Di saat masih belum menyerah: Cho Kyuhyun.
Terdengar berita menyakitkan yang turut didengar oleh Kyuhyun, dari mulut seorang lelaki kisaran usia 50 tahun; berjubah putih; dan membawa stetoskop yang melingkar dilehernya. Menatapnya dengan sorot mata sayu dan tak luput dari rasa bersalah. Mengucap satu kalimat sihir yang membuat tubuhnya melemas seketika.
Osteosarcoma!
Terperanjat; terluka; dan tak percaya. Tidak hanya sampai disitu. Sekujur tubuh pun terasa bagai dicambuk dengan berbilah-bilah bambu yang menyiksa tatkala pendengaran menangkap satu kalimatnya.
Pikirannya berombak. Dirinya terbawa gulungan ombak lantas menghempaskannya kemudian melepaskannya di tengah lautan.
Sendirian ....
Tangan terkepal dengan mulut tergigit. Mendesah kecewa dengan apa yang diketahuinya. Sampai Kyuhyun lupa bagaimana caranya untuk meraup oksigen selama sepersekian detik.
Apakah ini adil Tuhan? Kyuhyun bertanya dalam lubuk hatinya yang susah.
Ini tidak mudah bagi Kyuhyun. Akan tetapi, inilah takdir yang harus dia terima dengan lapang.
Berjalan meninggalkan ruangan serba putih dengan lunglai. Kain kaos berwarna hitam itu telah basah karena keringat dingin.
Kyuhun tidak naik kendaran ataupun angkutan umum seperti biasanya. Anak itu memilih berjalan dalam keramaian. Sampai pijakan kakinya berhenti di atas bangunan jembatan.
Kedua tangannya menyentuh besi pembatas. Berniat untuk mengakhiri semua kisahnya. Namun dia tersadar sebelum aksinya membawanya dalam kematian.
Mengapa aku sudah putus asa? Sampai aku hampir saja melompat. Lalu aku ingat lagi, kupunya tujuan yang masih ingin kukejar. Dan aku berpikir untuk bangkit karena merasa belum berjuang.
Tergelak dalam tawa disertai embun yang bernaung di kelopak mata. Di kala hati dibasuh luka karena sebuah kabar duka. Kyuhyun merenung di atas jembatan. Tak menghiraukan apapun yang melintas dan melewatinya. Dirinya terlalu menikmati keheningan. Bola matanya bergulir ke bawah, melihat aliran sungai yang terlihat tenang. Berbeda halnya dengan hatinya yang saat ini sedang bergemuruh. Kyuhyun meratap dan menangis. Beban yang ditanggungnya tak kenal belas kasih dan pilah pilih.
Mengapa Kyuhyun terpilih untuk mengemban beban yang makin memberatkan langkah dan tujuannya untuk bahagia dan diakui?
Mengapa?
Tidakkah takdir berpikir untuk mengasihani Kyuhyun yang sudah banyak menanggung derita?
Di kedua netranya terlihat embun yang tengah berkumpul dan siap bergerak meneteskan tetes-tetes kepedihan.
Dia yang selalu menebarkan pesona cerianya. Dia yang selalu menebarkan senyumnya pada semua orang nyatanya tengah melesu. Butuh penyemangat serta sandaran-sayangnya dia tidak pernah menjadi yang menyandar karena dia yang selalu menjadi penyandar.
Kyuhyun selalu mengizinkan semua orang untuk bersandar dibahunya kala kesedihan dan beban hidup menyapa. Walau dia tidak jauh berbeda. Itulah Kyuhyun. Dia anak yang istimewa; semangat; ceria; tegar; dan naif tentunya.
Seharusnya dia bisa membuat ayahnya mengakuinya.
Seharusnya dia bisa membuat ketiga kakaknya mengakui keberadaannya.
Seharusnya dia bisa meraih mimpinya untuk membuat ayah dan kakaknya bangga.
Setidaknya semua ini dia lakukan untuk membuat mereka-keluarganya bangga. Dan setidaknya ... dia berharap bisa kembali ke rumah ayah yang dia damba selama hampir delapan tahun lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Slight Smile With Tears
FanficKyuhyun dititipkan di panti asuhan oleh Ayahnya saat berumur tujuh tahun. Ayahnya berkata tak mampu menghidupinya karena sang Ayah sudah diberatkan oleh ketiga anak dan istrinya. Jikalau ditambah Kyuhyun, bisa dipastikan ayahnya tidak akan sanggup m...
