🍁 3. Andaikan Hidupnya adalah Hidupku

434 43 8
                                        

"Bagaimana rasanya mempunyai keluarga yang utuh dan harmonis, Hyung?" Kyuhyun yang baru akan menginjak usia enam belas tahun itu bertanya pada Siwon, yang berselisih hanya dua tahun dengannya. Seorang kakak yang selalu mendapat ceramah gratis dari Kyuhyun, dan Kyuhyun, si adik yang selalu terlihat percaya diri dan riang.

"Entahlah, Kyunie. Hyung juga belum pernah ada di posisi itu."

"Bahkan satu anggota keluarga-pun rasanya tak apa, asal aku masih memiliki keluarga. Aku ingin seperti itu. Hyung bagaimana?"

"Hm ...."
Siwon berpikir. Keluarga seperti apa yang dia dambakan. Dia tidak berpikir sejauh itu. Dia hanya melihat apa yang ada di depan matanya untuk saat ini. Dan orang itu adalah Kyuhyun. "Aku tidak ingin harapan yang muluk. Aku hanya ingin selalu bersaudara denganmu, Kyunie. Sejak kau memelukku waktu itu. Aku berjanji kaulah keluargaku. Kaulah adikku yang akan aku jaga dan sayang sampai Tuhan menghentikan jalan  napasku."

"Wow. So Sweet! Aku hanya berusaha menenangkanmu waktu itu, Hyung. Tapi tak kusangka kau akan mengingatnya dalam memori beserta sebuah kenangan yang indah. Senang sekali rasanya jika kau menganggapku sebagai saudaramu." Wajah Kyuhyun bersinar. Apa yang dikatakan oleh Siwon sedikit banyak membuatnya merasakan keberuntungan. Kalimatnya menghangatkan. Padahal dalam hati Siwon, dia merasa lebih beruntung karena kehadiran  Kyuhyun di hidupnya.

"Dan aku sangat beruntung dengan adanya dirimu, Kyunie."

"Iya sangat," kata Kyuhyun percaya diri.

"Ternyata jiwa percaya dirimu masih melekat ya, Kyu?"

"Ne. Dan aku mau Hyung juga bisa percaya diri sepertiku. Jangan rendah diri mulu!"

Kejadian berulang di sekolah waktu itu, sangat membekas dalam ingatan Siwon. Saat-saat Kyuhyun selalu menguatkannya. Saat Kyuhyun selalu tersenyum dan menguatkan Siwon yang selalu dikucilkan teman-temannya. Saat Siwon ingin berhenti sekolah dan memilih kerja karena tidak kuat akan omongan dan kucilan teman-temannya.

Kyuhyun datang memberikan sandaran. Kyuhyun datang membawa sebuah pelukan. Anak itu selau mengusap air matanya tanpa lelah. dan bagi Siwon, Kyuhyun adalah sebuah embun yang menyejukkan, juga mentari yang mencerahkan hari-harinya. 

Pikiran Siwon melayang ke masa kejadian tiga tahun yang lalu. Di depan gerbang sekolah, seorang wanita yang menjadi pacarnya selama 4 bulan lamanya dengan tega memutuskannya dan mempermalukannya di depan umum.

"Walaupun kau sangat pintar dan tampan, tapi kau bahkan tak pernah sekalipun bisa membelikanku sebuah baju atau apapun itu!" 

"Maaf."
Siwon menunduk. Hanya itu yang bisa dikatakannya. Karena memang yang diucapkan oleh kekasihnya itu sebuah fakta. namun, dengan keberanian Kyuhyun. Anak itu datang membela Siwon dan menarik rambut panjang kekasih Siwn yang tergerai dengan indah.

"Nona ..., jaga ucapanmu itu! Dasar gadis matre!"

"Apa kau bilang? Aku matre? Hey ... ya ... bocah, aku bukan matre tapi hyung-mu itu yang kere!

"Hyung-ku tidak kere, tapi dia hemat!"

Kyuhyun tidak terima Siwon dikatai seperti itu. Anak itu menjulurkan lidahnya dan kemudian memelintir rambut kakak kelasnya dan berlari setelahnya sambil menjulurkan lidahnya.

"Hyung, kajja kita pergi dari sini!"

Kyuhyun menarik Siwon yang terlihat malu. Memang Siwon adalah salah satu murid berprestasi tapi anak itu sungguh rendah diri dan pemalu. Berbanding terbalik dengan Kyuhyun yang ceria dan hampir tak punya malu.

"Jangan terlau rendah diri, Hyung! Hyung itu pintar ... tampan ... dan juga baik hati." 

"Tapi yang dikatakannya memang benar adanya."

A Slight Smile With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang