Lintang

122 16 0
                                    

Beberapa menit kemudian aku memutuskan untuk mengikuti hanbin ke YG. Namun hanbin tidak mengetahui bahwa aku mengikutinya. Sampai di depan YG aku pergi ke minimarket untuk membeli minuman.

"Hara?" Seseorang menepuk pundakku dari belakang. Aku menoleh dan menatapnya.

"Lintang?"

Dia adalah lintang teman les bahasa korea ku dulu waktu kuliah. Kami dulu sangat dekat dan saat lulus kuliah kami sudah tidak pernah berjumpa lagi karena kesibukan masing masing. Aku tidak tahu bahwa ia berada di korea.

"Kamu, kerja di YG? Uwaa daebak!" Tanya lintang setelah melihat ID card yang tergantung di leherku.

"Iya, kamu sendiri dimana sekarang?"

"Aku kerja di salah satu brand baju disini. Kamu ini sibuk ga?"

"Engga, ini cuma mau beli minum terus.."

"Gimana kalo kita ngopi dulu deket sini? Aku pengen ngobrol banyak nih!" Ucap lintang bersemangat.

"Emm.. tapi.. itu.."

"Udahlaah, kajja! Emang kamu ga kangen sama aku? Hahahahhaha!" Lintang langsung merangkulku keluar dari minimarket. Ia benar benar merangkulku sangat erat dan aku tak bisa melepaskannya.

"Yaudah deh, hahahahahha!" Ucapku sambil tertawa karena melihat tingkahnya. Lintang memang bertingkah seperti anak kecil sama seperti dulu.

[HANBIN POV]

"Tenang saja, aku juga mengerti. Aku akan segera mengkonfirmasinya."

"Gamsahamnida, sajangnim."

Aku berjalan menuju lift untuk turun. Aku ingin segera kembali menuju dorm dan memberitahu hara bahwa semuanya baik baik saja.

Sekaligus meminta maaf kembali karena ucapanku yang tadi mungkin menyakiti hatinya. Aku tidak bisa memperburuk kecanggungan ini dengannya.

Aku keluar dari YG building untuk menyegat taksi. Pandanganku terhenti saat melihat seorang gadis yang aku cintai berjalan dirangkul oleh seseorang asing.

Hatiku sungguh sakit.

Aku berniat mengikuti mereka. Ternyata mereka hanya mampir ke coffee shop yang tidak jauh dari sini. Aku menaikkan maskerku dan memakai kupluk yang berada di tasku.

Aku duduk agak jauh dari mereka. Namun posisiku menghadap lelaki itu dan hara membelakangiku. Bagus. Hara tidak akan mengenaliku.

Mereka membicarakan banyak hal yang tidak bisa kudengar. Aku hanya memperhatikan gerak gerik mereka. Tak lama kemudian orang asing itu menggenggam tangan hara sambil tersenyum. Sial.

[YOUR POV]
Aku memesan matcha latte dan lintang memesan cappucino. Setelah memesan kami duduk di salah satu meja. Kami membicarakan banyak hal yang kami lewati setelah lulus kuliah.

"Ooh ikon boygrup itu ya? Waah keren sih. Bisa kerja di YG tu udah bagus banget lho!" Ucap lintang sambil berbinar binar.

"Ehe, iya sih. Aku juga ga nyangka bisa sejauh ini. Aku kira setelah magang bakal dipecat."

"Ya gak lah! Kamu kan pinter, baik, tekun, cantik lagi! Harusnya sekarang udah punya cowok nih."

"Hahahahaa! Apaan sih! Lebay ah!"

"Eh, serius nih. Punya cowok ga?"

"Hmm.. ada sih. Ih ngapain jadi bahas cowok sih!"

"Tuh kaan, cewek secantik kamu mana mungkin gapunya cowok. Kalo gaada cowok yang mau disini, sama aku aja deh!"

Aku tertawa mendengar pernyataan lintang. Lintang sudah kuanggap seperti kakakku sendiri. Dan pernyatannya tadi membuatku sedikit terkejut.

"Yee, paling cuma gombal. Masih sering ngegombal kaya dulu kamu?"

"Engga, serius." Lintang langsung menggenggam tanganku sambil tersenyum. Aku terkejut dengan apa yang dilakukannya. Namun aku hanya menganggapnya biasa saja. Toh aku juga ada hanbin kan? Walaupun hubungan kami agak sedang melemah.

Setelah beberapa lama aku memutuskan untuk pergi duluan dan menuju YG. Sampai di YG aku tidak menemukan hanbin. Yaiyalah hanbin pasti udah sampai dorm lagi.

04.00 pm

Aku membuka pintu dorm dan menemukan hanbin di ruang tamu memandang tv. Tapi yang tertampilkan di tv hanya iklan iklan makanan dan kosmetik. Sampai aku datang hanbin masih tidak sadar dan menatap kosong layar itu.

"Udah pulang ya?" Tanyaku.

"Seru ya ngopinya?"

Hanbin's Scenario 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang