Sekamar berdua.

3K 343 29
                                    

Naruto masih tak mau menatap wajah Neji, semenjak mereka masuk kamar malam pertama mereka pria itu tak melepaskan pandangannya dari dirinya,bahkan saat dia membuka jas dan kemejanya .

Tapi ia tak peduli,lebih tepatnya pura -pura tak peduli dan pura -pura tuli.

Tapi tiba-tiba  Naruto merasa mual, dia berusaha lari kekamar  mandi, tapi Karna gaunnya ia kesusahan dan hampir  kesandung dan jatuh  jika saja  Neji tidak reflek memeluknya .

"Hati-Hati, "ucap Neji, tapi  Naruto  benar-benar  tak kuat lagi menahan  muntahannya dan

"Huek-Huek-Huek. "Naruto  muntah beberapa  kali ketubuh Neji  yang bertelanjang dada.

Neji  hanya menghela nafas, dia  memijit  tengkuk Naruto  dan membantu membuka  gaun pengantin yang di pake Naruto.

"Huek... "

Lagi dan lagi Neji di muntahin Naruto, ia  tidak  kesal toh ia tahu jika itu  juga akibat keselahannya.

Neji  membawa Naruto  yang hanya  memakai  dalaman, karna gaunnya sudah  ia lepaskan.

Naruto  terus muntah- muntahan di wastafel, sedangkan  Neji dia membersihkan dirinya  yang kena muntahan Naruto.

Walaupun  hanya memakai  handuk, Neji  memakaikan Naruto  bathroob. Dan setelah  selesai muntah- muntahnya Neji menggendong  Naruto ala bridal, bukan ala karung beras lagi.

"Neji.. "Ucap  Naruto dengan mata sayunya.

"Apa? "Tanya Neji saat  menggendong Naruto ala  bridal, dia menatap dengan  lembut.

"Aku.. Terimakasih Neji. "Ucap Naruto, sebelum  terlelap di gendongan Neji.

Pria itu hanya tersenyum  hangat, kemudian  dia  menidurkan Naruto di atas ranjang.

"Tidak perlu berterimakasih,itu sudah kewajiban ku Naruto."balas Neji.

Neji segera memakai baju tidur, setelah selesai dia naik ke atas ranjang dan ikut berbaring di samping  Naruto, diam- diam dia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Naruto yang terlihat sedikit bulat dari pada saat terakhir dia tidur di samping Naruto.

Diam- Diam tangan Neji masuk kedalam bathroob yang di pakai Naruto, kemudian dia mengusap perut yang sedikit membuncit itu , kemudian dia mengecupnya pelan.

"Selamat tidur anak ayah."

Paginya Naruto  bangun, dia merentangkan tangannya tapi di tepis oleh seseorang yang membuatnya menoleh.

"Sedang apa kau di sini? "Tanya Naruto yang mendadak lupa pada hari pertama pernikahan mereka.

"Tidur, " jawab Neji, sambil  menjadikan tangannya bantal, dan matanya menatap  ke arah Naruto yang masih mengerutkan dahinya, tapi tak lama dia menepuk jidatnya begitu sadar.

"Ingat?  "Tanya Neji, yang di balas jawaban Naruto yang langsung  berlari kekamar mandi, dan tak lama terdengar suara orang muntah di sana.

Neji segera  bangkit dari ranjang, kemudian  berjalan  ke arah Naruto yang  masih muntah- muntah di kamar  mandi.

Neji masih menatap Naruto  yang masih  muntah Wajahnya terlihat lebih pucat dari sebelumnya.

Neji segera menghampiri Naruto  dia memeluknya dari belakang.

"Neji. "Ucap Naruto lemah.

"Hn. "Jawab Neji singkat.

"Aku ingin mencium bibirmu boleh. "

Neji terdiam dengan alis yang terangkat sebelah.

Tapi sebelum  dia menjawab Naruto  sudah  mencium bibirnya  dengan lembut.

I'm Pregnant. (Slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang