Awal mula.

3.9K 454 33
                                    


"Aku senyum -senyum sendiri nulis cerita ini, moodnya lagi baik"

Votenya dong... Jangan lupa.

"Naruto berhenti berbuat masalah, "tegur Saara pada adik semata wayangnya itu.

"Aku tidak berbuat masalah apa- apa Saara nee! "Balas  Naruto malas- malasan.

"Memangnya aku tidak tahu, walaupun aku tinggal di rumah. " balas Saara yang mulai jengkel dengan kelakuan adiknya itu.

"Pasti Kakak ipar, yang mengadu. "Gerutu Naruto kesal.

"Kyu-nee besok akan kesini menemuimu, kau bereskan sendiri  rubah itu, neesan tak mau ikut campur. "

"Neesan, gak sayang Naru lagi. "Ucap Naruto.

Saara tak peduli, dia lebih baik nonton drama kesayangannya.

Tapi tak lama pintu terbuka, dan menampilkan wajah garang Kyubi yang membuat bulu kuduk Naruto naik berkali-kali lipat.

"Naruto Uzumaki kau buat ulah apa lagi. "Teriak Kyubi.

"Ampun nee-saan....Naru gak salah. "Teriak Naruto yang lari menghindar dari amukan kaasan keduanya, alias kakak sulungnya.

Itachi hanya geleng-geleng kepala, selalu seperti  ini jika mereka berkunjung kerumah adik iparnya.

"Kakak ipar, jangan bosan dengan kelakuan mereka. "Pinta Saara  pada Itachi.

"Hn. "Jawabnya singkat, sambil duduk di sopa, menonton apa yang tengah di tonton adik iparnya.

"Naruto, tidak ada bedanya dengan kalian saat muda, menunjukan kalau kalian satu keturunan. "

Saara menatap Itachi  sebentar.

"Itu dulu jangan di ungkit-ungkit lagi. "

Itachi tersenyum tipis,tak lama Naruto berlari ke arah Itachi, dia bersembunnyi di balik punggung Itachi.

"Tachi-nii. Tolong rubah ekor sembilan ngamuk. "Cicit Naruto.

"Apa kau bilang bocah tengik. "

"Ampunnnn.. "

"Sudahlah kyu... "Ucap Itachi.

"Jangan bela si kuning tengik ini Itachi, atau jatahmu aku potong."

"Kamu potong jatahku, aku jajan di tempat lain. "Ucap Itachi balik ngancam si rubah yang tengah ngamuk.

Naruto tos dengan Itachi, ketika melihat wajah pasrah plus ngambek dari kakaknya.

"Dari pada ribut mulu, belanja gih. Niisan kangen masakan spesialmu. "Ucap Sasori, yang baru turun dari lantai dua.

"Ogah.. Ah... Mending aku keluar cari angin. "

"Cari angin atau Cari Neji. "Ucap Kyubi sambil menggoda Naruto dengan tatapannya.

"Cari angin, ngapain si tuyul itu di cariin  entar juga muncul sendiri, "balas  Naruto jutek.

"Jangan gitu ah Naruto, jodoh itu jorok loh. "Komentar Sasori.

"Amit- amit jabang bayi, Niisan tidak tahu saja, bagaimana sipat tersembunyi dari si kutu kupret itu. "...

Naruto segera keluar dari rumah, jika ia masih diam, bisa- bisa kakak- kakaknya menyuruhnya yang enggak -enggak.

Ia ingin bebas dari mereka, biarkanlah mereka bermesraan untuk buat keponakan yang bejibun, agar bisa di jadikan tentara buat nyerbu pria bermarga  hyuga itu.

Naruto menganga tak percaya, ketika dia secara tidak sengaja bertemu dengan si tuyul.

Emang benarkan ucapannya yang di atas, si tuyul tak perlu di cari nanti juga datang dengan sendirinya.

I'm Pregnant. (Slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang